Kamis, 2 Maret 2023
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
"KJ 415: Gembala Baik Bersuling nan Merdu (1,3)"
Gembala
baik, bersuling nan merdu, membimbing aku pada air tenang dan membaringkan aku
berteduh di padang rumput hijau berkenan.
Reff:
O, Gembalaku itu Tuhanku, membuat aku tent'ram hening
mengalir dalam sungai
kasihku kuasa damai cerlang, bening
Di
jalan maut kelam sekalipun 'ku tidak takut pada seteru, sebab Gembala adalah
Teman dan Jurus'lamat bagi diriku.
Pembacaan Mazmur 32
(dibaca secara berbalasan oleh anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab:
Perjanjian Lama: Keluaran 34: 1-9, 27-28
Perjanjian Baru: Matius 18: 10-14
Renungan
Seorang anak biasanya sangat senang dengan mainan.
Dari yang harganya mahal, sampai barang biasa yang di bisa ia kreatifkan
menjadi sebuah mainan. Dari mobil remot yang harganya ratusan ribu sampai
jepitan baju dan penggaris, semuanya bisa menjadi mainan bagi anak. Anak-anak
umumnya memiliki lebih dari satu mainan, karena biasanya anak kecil akan
sangat mudah terdistraksi oleh rasa ingin tahu mereka yang tinggi. Dengan
mainan segitu banyak, anak kecil sangat hebat dan mampu bermain dengan semua
mainan itu, dan lebih ajaibnya lagi ia pasti hafal dengan mainan yang banyak
itu. Mainan-mainan itu seakan-akan menjadi bagian dirinya. Mainan-mainan itu
pasti akan dibawa untuk bermain di rumah teman, dibawa kesekolah untuk
dipamerkan, ataupun dibawa diam-diam di dalam tas ketika ke gereja untuk main
setelah sekolah minggu. Meski mainan mereka banyak, ketika satu mainannya
hilang ia akan langsung mencari, menangis, meminta bantuan orangtua atau kakak
untuk membantu mencari dan satu rumah bisa heboh karena satu mainan yang hilang
ini. Meskipun mainan ini banyak, anak kecil akan meninggalkan semua mainan
lainnya demi satu mainan yang hilang ini.
Itulah yang ingin disampaikan Kristus. Tentu berbeda,
kita bukan benda mati yang tidak bisa bergerak dan tidak memiliki perasaan, dan
kita bahkan memiliki kebebasan atas keyakinan kita di jalan Kristus. Tapi
disamping itu, Yesus ingin menyampaikan bahwa kita manusia adalah kepunyaan
Tuhan dan menjadi kesayanganNya. Perasaan kehilangan itulah yang menjadi
penekanan Yesus. Ketika satu domba hilang dari kawanannya, rasa cinta yang
besar bisa membuat Sang Gembala secara totalitas pergi meninggalkan yang 99 demi
yang satu itu. Hati Tuhan ada pada setiap domba-dombanya. Ia tahu setiap
dombanya, dari nama, indukkannya, waktu lahir, dll. Maka dari itu, ketika ada
domba yang mulai berjalan keluar dari kawanan Sang Gembala akan dengan sigap
mengarahkannya kembali pada kawananya. Mungkin saat ini bisa saja kita sedang
menjadi domba yang hilang itu, seakan-akan kita merasa bahwa Tuhan yang meninggalkan kita dalam
kesulitan. Padahal bisa saja kita yang menutup diri dari pencarian dan ajakkan
Tuhan agar kita kembali ke pelukan Nya. Maka bukalah diri kita untuk mau ditemukan oleh Dia.
Doa syafaat dan penutup
Berdoa agar pemerintah tetap memantau keadaan sehingga
menetapkan prokes yang dipatuhi oleh semua masyarakat
Nyanyian penutup
PKJ 223: ‘Ku Ini Seorang Mufasir
‘Ku ini seorang musafir mengembara
di jalan sesat dan Yesus Gembala yang baik meraihku dari jerat.
Reff:
Kebajikan, kemurahan mengikut aku di
sepanjang umur hidupku. Kebajikan,
kemurahan mengikut aku di
sepanjang umurku. Nanti
kelak aku diam di rumah Tuhan dan
‘ku dijamu di muka lawanku. Kebajikan, kemurahan mengikut akudi sepanjang
umurku.
(Selasa, 28 Februari 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“TUHAN, KAMI BERLUMURAN DOSA”
(PKJ 43 : 1, 3)
Tuhan, kami berlumuran dosa.
Tuhan, sudilah ampuni kami.
Tuhan, sudi ampuni mereka.
Tuhan, Kau yang tahu perbuatannya.
Pembacaan Mazmur 32
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 4:1-16
Perjanjian Baru : Ibrani 4:14 - 5:10
Renungan
Dosa adalah sebuah perbuatan atau tindakan yang melanggar kehendak Allah. Biasanya perbuatan dosa terjadi bergitu cepat dalam kehidupan kita. Namun, sekalipun terjadinya begitu cepat dan dalam waktu yang singkat, dampak dosa sesungguhnya begitu merusak diri dan kehidupan kita. Itulah yang tergambar dalam kisah Kain dan Habel, yang ditulis dalam kitab Kejadian 4:1-16.
Kain dan Habel sesungguhnya adalah dua orang yang bersaudara. Sebagai dua orang yang bersaudara, seharusnya mereka dapat hidup rukun dan saling menolong satu dengan yang lain. Namun, karena perasaan iri yang timbul dalam hatinya, membuat Kain tega untuk melakukan pembunuhan terhadap adiknya sendiri. Dosa yang ada dalam hatinya telah membuat dia melakukan sebuah tindakan yang merugikan dan merusak kehidupan keluarganya. Bayangkan: karena iri hati, akhirnya ia harus kehilangan seorang saudara yang selama ini hidup bersamanya dalam satu keluarga.
Bahkan tidak hanya sampai di situ saja. Dosa yang ada dalam hati Kain juga membuat dia menjadi tidak sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang kakak terhadap adiknya. Hal ini tergambar dalam percakapan antara Allah dengan Kain. Ketika Allah dalam firman-Nya bertanya kepada Kain: "di manakah Habel, adikmu itu?", Kain menjawab: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Dalam percakapan ini, Kain dengan jelas mengatakan bahwa dia bukanlah penjaga adiknya. Padahal, dalam kehidupan keluarga, seorang kakak dan adik memiliki tanggung jawab yang sama, yakni untuk saling menjaga dan merawat satu dengan yang lain. Jika adiknya mengalami kesulitan, maka seorang kakak memiliki tanggung jawab untuk membantunya. Demikian pula sebaliknya. Namun, karena dosa telah menguasi hati Kain, maka tanggung jawab itu kemudian terlupakan dan tidak disadari oleh Kain.
Bukankah hal yang sama juga terkadang terjadi dalam kehidupan kita? Karena dosa yang kita lakukan dalam kehidupan kita, maka kita berubah menjadi orang yang lupa akan tanggung jawab yang seharusnya kita lakukan dalam kehidupan kita. Bahkan tak jarang, karena dosa yang ada dalam kehidupan kita, maka kita yang seharusnya mengasihi saudara kita, malah justru menunjukkan sikap dan perilaku yang sebaliknya terhadap saudara kita.
Hal seperti ini tentu tidak boleh terus berlanjut dalam kehidupan kita. Sebab, jika perbuatan-perbuatan dosa masih terus berlanjut dalam kehidupan kita, maka kita akan menghadapi dampak yang jauh lebih parah dari apa yang selama ini telah kita rasakan dan alami dalam kehidupan kita, saat dosa terjadi. Oleh karena itu, sebelum dampaknya semakin meluas dan merusak, marilah kita belajar untuk menghentikan dosa dalam kehidupan kita. Marilah kita tinggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak benar dalam kehidupan kita. Berhentilah! Jangan lagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Tuhan menyertai dan memampukan kita. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Nyanyian Penutup
“PADAMU, TUHANKU, KUBAWA DOSAKU”
(PKJ 151 : 1, 2)
Pada-Mu, Tuhanku, kubawa dosaku,
segala salahku melanggar firman-Mu.
Refrain:
Hapuskan dosaku, sucikan diriku.
Jadikan diriku anak-Mu yang benar.
Pada-Mu, Tuhanku, kumohon kuasa-Mu
supaya 'kuteguh mengikut firman-Mu.
(kembali ke refrain)
`
“Hidup ini adalah
Kesempatan”
hg
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
Kuasa-Mu
dan Nama-Mulah
(KJ. 341)
KuasaMu dan namaMulah hendak kami
sebar
dan kar'na itu, ya Tuhan, kami
takkan gentar.
Bagaikan padi segenggam mestilah
mati dipendam,
supaya tumbuh dan segar, di panas
surya memekar
berbuahlah. Tuaian pun besar.
Teladan sudah Kauberi demi
deritaMu
dan melalui salibMu Kau t'rima
kuasaMu!
Bagian kami tak lebih, seperti
segenggam benih,
melintas kubur yang gelap, agar
kelak 'kan menetap
BersamaMu di Firdaus gemerlap.
PEMBACAAN
MAZMUR 32
(di
bacakan secara berbalasan)
DOA
PEMBACAAN ALKITAB
· Perjanjian Lama : 1 Raja-Raja 19 : 1 - 8
·
Perjanjian Baru : Ibrani 2 : 10 - 18
RENUNGAN
“Hidup ini adalah
Kesempatan”
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini
untuk melayani Tuhan
Jangan
sia-siakan apa yang Tuhan bri
Hidup ini
hanya sementara
Oh Tuhan
pakailah hidupku
Selagi aku
masih kuat
Bila
saatnya nanti
Ku tak
berdaya lagi
Hidup
ini...sudah jadi berkat
Saudaraku … lirik lagu ini menjadi lirik lagu
yang mengajak kita untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan memanfaatkan
setiap waktu ‘tuk berkarya bagi Sang pemilih hidup.
Steve Jobs pernah berkata bahwa ia selalu
becermin setelah bangun di pagi hari. Di sana, ia mengajukan pertanyaan pada
dirinya sendiri, “Jika hari ini adalah hari kematian saya, akankah saya bahagia
dengan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Jika jawaban “tidak” yang ia
dapati selama beberapa hari, ia sadar bahwa ada sesuatu yang perlu diubah dalam
hidupnya. Dengan cara itu, Steve Jobs menunjukkan bagaimana dirinya melihat
kematian sebagai cara untuk menghargai kehidupan alih-alih melihatnya sebagai
ancaman kehidupan.
Cara pandang ini semestinya kita hidupi juga
sebagai orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus. Melalui karya-Nya di atas
kayu salib, kematian tidak lagi menjadi aib yang menakutkan.
“ … dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.” (Ibrani 2:15).
Penulis Ibrani mengatakan bahwa Yesus Kristus telah membebaskan orang-orang
dari ketakutan kepada maut. Artinya, kematian bukan lagi ancaman bagi kehidupan
sebab kita semua sudah diselamatkan. Karena itu, orang-orang percaya tidak
perlu lagi ragu mengenai hal yang terjadi setelah kematian. Keselamatan sudah
pasti kita terima sebagai hasil dari karya penyelamatan-Nya.
Kita tidak perlu menghabiskan waktu dan
energi untuk mengkhawatirkan kehidupan setelah kematian. Lebih baik kita
menggunakannya untuk memikirkan kehidupan sebelum kematian. Hargai hidup dengan
terus mengubah diri untuk menjadi alat berkat-Nya. Manfaatkanlah setiap waktu
untuk terus berkarya bagi kemuliaan nama-Nya.
SAAT HENING
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
·
Vaksinator
yang bisa menjangkau masyarakat yang belum vaksin atau yang belum booster.
·
Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing.
NYANYIAN PENUTUP
Kuasa-Mu
dan Nama-Mulah
(KJ. 341)
Bagaikan padi, Tuhan pun dikubur,
dipendam,
kembali bangkit merebut umatMu
terkeram.
Ya Tuhan, kirim apalah penabur
yang t'lah menyerah
hidupnya untuk kuasaMu,
memberitakan namaMu,
agar seg'ra buahnya milikMu.
&
Tataibadah Harian
Sabtu, 25 Februari 2023
“Jadi
Berkat”
Saat
teduh
Doa
pembukaan
Dipimpin
seorang anggota keluarga
Nyanyian
Bersama
NKB
4 – Nyanyikanlah Dengan Syukur
Nyanyikanlah
dengan syukur,
angkat
lagu yang merdu
serta
bersorak sorailah
bagi
TUHAN, Allahmu, Sang Raja semesta.
Masyhurkan
t’rus,
agungkanlah
TUHAN,
Allah yang besar.
Seluruh
alam raya pun
adalah
ciptaan-Nya
dan
milik-nya tetap.
Pembacaan
Mazmur
Mazmur 51
Dibacakan
oleh seorang anggota keluarga
Perenungan
Sabda
-
Doa
persiapan
-
Pembacaan
Alkitab:
Yesaya 58.1-12
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
“Jadi
Berkat”
Besok kita akan memasuki minggu Prapaskah I.
Dalam upaya mempersiapkan diri menuju hidup yang murni, kita diajak memperhatikan
seruan Tuhan kepada Nabi Yesaya perihal gaya hidup yang dipenuhi pencitraan. Ini
terkait dengan hidup orang Israel, yang menjadi model pembelajaran bagi kita
sebagai pengikut Tuhan.
Apa saja sih model pencitraan yang mereka
perlihatkan?
Bicara kenyataan, Tuhan mengatakan hidup mereka
dipenuhi pelanggaran. Banyak bikin salah. Ada yang disadari sebagai kesalahan,
namun ada juga yang belum diketahui sebagai kesalahan. Apapun itu, di mata
Tuhan, yang salah tetap salah. Itulah sebabnya Tuhan berseru kepada Yesaya agar
memberitahukan bangsa Israel apa saja kesalahan mereka.
Pertama, munafik. Pura-pura baik padahal sesungguhnya
tidak baik. Rajin ke gereja, banyak ikut PA, berpuasa, namun semua itu dilakukan
demi memperoleh keuntungan dari Tuhan. Mereka menuntut Tuhan memuaskan keinginan
mereka. Mereka menjatuhkan orang lain dan mempermalukannya supaya orang lain
melihat dan memuliakan mereka. Padahal dalam ibadah yang mereka ikuti, mulut
mereka bilang, “Hosana! Terpujilah Tuhan!” sebenarnya, merekalah yang ingin
dipuji.
Kedua, orientasi hidup mereka tertuju pada
kenikmatan dunia yang bisa dirasakan, sehingga tidak memperhatikan orang lain. Ketika
ada praktek ketidakadilan, mereka tidak berjuang mengupayakan keadilan. Ketika ada
orang tertindas, mereka tidak berusaha menolong dan menyelamatkannya. Tentang kepedulian,
mereka tidak ambil pusing terhadap penderitaan orang-orang yang lemah dan tak
berdaya.
Seruan Tuhan ini dimaksudkan agar
orang-orang Israel bertobat. Melalui upaya melihat ke dalam diri, diharapkan
mereka sadar dan memperbaiki sikap.
Jika hal itu bisa diwujudkan, hidup akan
jadi berkat. Seruan ini bukan hanya buat orang Israel di zaman dulu saja lho…
Doa
Bersama
Mari
mendoakan:
Agar
kita terus belajar saling menolong dengan sesama, mulai dengan anggota keluarga
kita
Nyanyian
Bersama
NKB
207 – Taat, Setia, Bertekad Yang Bulat
Taat,
setia, bertekad yang bulat,
itulah
janji Tuhan padamu.
Di
bawah panji yang mulia berdaulat,
kami
'kan angkat perang bagimu.
Angkat
semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!
Taat,
setia, teguh bersekutu
dengan
Engkau, ya Pemimpin besar.
Kar'na
penuh kasih sayang pada-Mu
kami
sedikit pun tak gentar.
Taat,
setia, ya Raja abadi,
pimpinlah
kami berjuang terus.
Tundukkanlah
kehendak hati kami,
buat
di sana takhta-Mu kudus.
TATA IBADAH HARIAN KELUARGA
Jumat,
24 Februari 2023
Pujian Pembukaan
KJ 27 : 1 – 3 – Meski Tak
Layak Diriku
Meski
tak layak diriku, tetapi kar’na darah-Mu
dan
kar’na Kau memanggilku, ‘ku datang, Yesus, pada-Mu.
Sebagaimana
adanya – jiwaku sungguh bercela
darah-Mu
lah pembasuhnya; ‘ku datang, Tuhan, pada-Mu.
Terombang-ambing,
berkeluh, gentar di kancah kemelut,
ya
Anakdomba Allahku, ‘ku datang kini pada-Mu.
PEMBACAAN MAZMUR
Salah Seorang Anggota Keluarga membacakan Mazmur 51
Doa Pembukaan dan Perenungan
Firman
Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga
Pembacaan dan perenungan Firman
·
Yunus 4:1-11
·
Roma 1:8-17
Beriman dan Bertobat
Orang Niniwe berbalik kepada Tuhan setelah Yunus
mengingatkan hukuman Tuhan kepada mereka. Atas peringatan itu, Raja Niniwe
mengajak rakyat bahkan juga ternak untuk bertobat, dan Tuhan berbelas kasihan
kepada mereka (Yunus 3).
Yunus merasa malu karena apa yang ia nubuatkan
tentang Niniwe tidak terjadi karena belas kasih Tuhan kepada Niniwe melihat
pertobatan mereka (Yun. 3:10), dan Tuhan berkata kepada Yunus:
Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4)
Dan Tuhan menuntun Yunus untuk menginsyafi bahwa
Tuhan juga mengasihi Niniwe, dan bangsa yang lain (Yun. 4:5-11).
Iman kepada Tuhan tidak bisa diukur dengan
kebangsaan atau hal lain. Iman kepada Tuhan adalah anugerah-Nya kepada kita,
dan patut dihidupi oleh setiap kita. Oleh karena itu Paulus mengingatkan:
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam
Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya
nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,
seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma
1:16-17)
Mari kita menghidupi iman kita di masa Pra Paskah
ini dengan terus menjalani latihan rohani dengan memandang kepada Tuhan, sang
pemimpin kita dalam perarakan kehidupan kita sebagai orang beriman, yang juga
menjadi penolong ketika kita lemah. Berjuanglah bersama Tuhan.
SAAT HENING
Doa syafaat dan Penutup
Berdoa
untuk :
·
Masyarakat menjadi pemilih yang dewasa.
· Kesehatan keluarga
· (Bisa ditambahkan sendiri oleh
anggota keluarga)
· Penutup
Pujian Penutup
KJ 27 : 4 – 5 – Meski Tak
Layak Diriku
Sebagaimana
adaku –celaka, buta, dan kelu;
segala
apa yang perlu ‘ku dapat dalam diri-Mu.
Sebagaimana
janji-Mu menyambut dan membasuhku,
ya
Anakdomba yang kudus, ‘ku datang kini pada-Mu.
(Selasa, 21 Februari 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“INDAHNYA SAAT YANG TEDUH”
(KJ 454 : 1, 3)
Indahnya saat yang teduh
menghadap takhta Bapaku:
kunaikkan doa pada-Nya,
sehingga hatiku lega.
Di waktu bimbang dan gentar,
jiwaku aman dan segar;
'ku bebas dari seteru
di dalam saat yang teduh
Indahnya saat yang teduh
penampung permohonanku
kepada yang Mahabenar
yang bersedia mendengar.
Sejak kulihat wajah-Nya
'ku yakin pada firman-Nya,
dan menyerahkan bimbangku
di dalam saat yang teduh.
Pembacaan Mazmur 78 : 17-20
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Raja-Raja 19 : 9-18
Perjanjian Baru : Roma 11 : 1-6
Renungan
Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai. Seseorang yang mengalami depresi, biasanya akan merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga. Hal itulah yang juga nampak dalam diri Elia, saat ia bersembunyi di gunung Horeb. Setelah berhasil mengalahkan nabi-nabi dewa Baal, Elia merasa hidupnya terancam. Sebab Izebel sangatlah marah dengan peristiwa itu. Izebel berusaha untuk mencari Elia dan hendak membunuhnya. Ancaman Izebel itulah yang membuat Elia mengalami ketakutan dan bersembunyi di gunung Horeb.
Di tengah suasana hati Elia yang sedang depresi itu, Allah tidaklah tinggal diam. Allah menjumpai Elia dalam firman-Nya. Allah meneguhkan Elia untuk keluar dari ketakutannya. Allah berusaha untuk membangkitkan keberanian Elia, supaya ia segera meninggalkan tempat persembunyiannya dan melanjutkan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukannya. Allah menunjukkan kuasa-Nya kepada Elia dengan harapan Elia menyadari bahwa selama ia tetap hidup dan bekerja bagi Allah, maka Allah tidak akan membiarkannya menghadapi segala ancaman itu. Allah meminta Elia untuk kembali menjalani kehidupannya. Allah tidak ingin Elia terus tenggelam dalam situasi depresi itu.
Apa yang dikerjakan Allah dalam diri Elia ini, sejatinya juga dilakukan-Nya dalam kehidupan kita pada masa kini. Ketika kita sedang berada dalam situasi depresi, Allah tidak membiarkan kita tinggal dalam situasi itu. Allah menghadirkan penghiburan dan penguatan-Nya melalui banyak hal yang ada di sekitar kita. Namun, terkadang kita tidak menyadari akan hal itu. Pikiran dan hati kita terlanjur dikuasai ketakutan dan kecemasan, sehingga tidak mampu melihat pertolongan Allah yang datang dalam kehidupan kita. Bahkan tidak sedikit yang merasa bahwa Allah telah menolak dirinya dan membiarkannya sendirian dalam menghadapi situasi itu. Padahal, tidaklah demikian.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengatakan: "Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya." (Roma 11:1-2) Melalui perkataannya ini, Paulus hendak mengingatkan kepada kita bahwa tidak pernah Allah menolak umat yang telah dipilih-Nya. Ia akan tetap berkarya untuk merangkul dan merengkuh umat-Nya, terlebih di saat umat-Nya sedang dalam situasi hidup yang tidak mudah. Itulah kasih karunia-Nya bagi kita.
Oleh karena itu, janganlah ragukan Dia. Jika dalam hidup ini kita sedang susah, hati kita sedang sedih, perasaan kita sedang berkecamuk, datanglah kepada-Nya! Berserulah kepada-Nya! Mintalah agar Dia menolong dan menguatkanmu! Dia pasti akan bertindak bagimu. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Nyanyian Penutup
“TUHAN PASTI SANGGUP”
(Rohani Populer - Maria Shandi)
Kuatkanlah hatimu
Lewati setiap persoalan
Tuhan Yesus selalu menopangmu
Jangan berhenti harap pada-Nya
Tuhan pasti sanggup
Tangan-Nya takkan terlambat 'tuk mengangkatmu
Tuhan masih sanggup
Percayalah dia tak tinggalkanmu
Ibadah Harian
Keluarga Senin, 20 Februari 2023 Gereja
Kristen Indonesia Serpong Jln.
G. Merbabu Blok R Giri
Loka 2 - BSD City
“Allah Peduli”
hg
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
Taat,
Setia, Bertekad yang Bulat
(NKB. 207)
Taat, setia, bertekad yang bulat,
itulah janji Tuhan padamu.
Di bawah panji yang mulia berdaulat,
kami ‘kan angkat perang bagimu.
Reffrein :
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!
Taat, setia, teguh bersekutu
dengan Engkau, ya Pemimpin besar.
Kar’na penuh kasih sayang padaMu
kami sedikit pun tidak gentar.
PEMBACAAN
MAZMUR 78 : 17 - 20
(di
bacakan secara berbalasan)
DOA
PEMBACAAN ALKITAB
· Perjanjian Lama : Keluaran 33 : 7 - 23
·
Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 7 : 30 - 34
RENUNGAN
“Allah Peduli”
Banyak perkara yang tak dapat ku mengerti
Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini
Satu perkara yang ku simpan dalam hati
Tiada satupun kan terjadi tanpa Allah peduli
Refrein :
Allah mengerti Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkanNya
Kubergumul sendiri s'bab Allah mengerti
Saudaraku … lirik lagu ini menjadi lirik lagu
yang mengajak kita untuk mempercayai bahwa kita memiliki Allah yang sangat
peduli dalam realita kehidupan anak-anak-Nya … “ Aku telah
memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah
mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka;
karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
... (Kis. 7:34)
Stefanus merasakan betul kesulitan menghidupi
dan memberitakan Injil, khususnya di kalangan bangsa Israel. Karena Injil,
Stefanus ditangkap. Dalam sidang pembelaannya, Stefanus memperlihatkan juga
kesulitan yang dialami Musa saat menghadapi bangsa Israel yang tegar tengkuk-keras
kepala. Ketika mereka sedang berproses menuju ke Kanaan, bukan masa depan di
tanah yang dijanjikan Allah itu yang dipikirkan dan dirindukan Israel,
melainkan tanah Mesir. Padahal, di Mesir mereka hidup sebagai bangsa terjajah.
Alhasil, kepemimpinan Musa ditolak. Kini, penolakan itu dialami kembali oleh
Stefanus dari anak-anak Israel. Akan tetapi, Stefanus tidak takut menghadapi
penolakan itu sebab ia yakin bahwa Yesus Kristus adalah pembela dan penyelamat
sejati dalam hidupnya.
Iman kepada Allah di dalam Yesus Kristus
niscaya akan menguatkan kita dalam menjalani proses kehidupan berdasarkan
Injil, sesulit dan serumit apa pun. Yang penting, kita belajar taat dan terbuka
pada pimpinan Roh Kudus.
Marilah kita menjalani kehidupan dalam iman
pada-Nya dan mempersaksikan cinta kasih-Nya dalam kehidupan dengan terus
menyakini Allah peduli dan Allah mengerti yang akan terus berkarya dalam hidup.
SAAT HENING
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
·
Vaksinasi
untuk usia 6 – 17 tahun di luar Jawa.
·
Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing.
NYANYIAN PENUTUP
Taat,
Setia, Bertekad yang Bulat
(NKB. 207)
Taat, setia, ya Raja abadi,
pimpinlah kami berjuang terus.
Tundukkanlah kehendak hati kami,
buat di sana takhtaMu kudus.
Refrein :
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!
&
Kamis, 11 Desember 2025