Kamis, 2 Mei 2024
Damai Yang Menyertai Setiap Langkah Hidup - 1 Mei 2024
Tataibadah Harian
Rabu, 1 Mei 2024
Damai Yang Menyertai Setiap Langkah Hidup
Saat teduh
Tenangkan diri selama sekitar satu
menit. Jika mau, putarlah sebuah nyanyian dari youtube atau semacamnya, atau
bisa juga memainkan alat musik seperti gitar agar bisa mendapatkan suasana yang
syahdu. Persiapkanlah
hati menjumpai Tuhan.
Bacaan Alkitab I
Bacalah
Yesaya 65.17-25 secara perlahan. Temukan bagian yang berharga yang bisa
diingat setidaknya untuk sehari ini.
Nyanyian bersama
“NYANYIKANLAH
NYANYIAN BARU”
Nyanyikanlah
Kidung Baru 7 bait 1 dan 2
Nyanyikanlah
nyanyian baru bagi Allah,
Pencipta cakrawala.
Segala Serafim, Kerubim, pujilah Dia
besarkanlah nama-Nya.
Bersoraksorai
bagi Rajamu!
Bersoraksorai bagi Rajamu!
Puji Dia, wahai mentari, wahai bulan,
sembahlah Dia terus.
Dan wahai bintang-bintang terang yang gemerlapan,
muliakan Penciptamu.
Pembacaan Mazmur
Bila memungkinkan, bacalah Mazmur
80 secara bergantian bersama anggota keluarga. Bila tidak, bacalah bagian
ini, kemudian cobalah pilih satu kata yang menarik dan renungkan makna kata itu
sebentar saja.
Renungan
Bukalah Yohanes 14.18-31
Berdoalah dahulu sebelum
membacanya.
Seorang ayah yang baik tentu tidak
akan membiarkan anaknya mengalami bahaya atau kecelakaan yang fatal. Lebih dari
itu, ia akan berusaha menjaga agar anaknya mampu menghadapi berbagai situasi,
termasuk situasi yang bisa mengganggu keselamatannya.
Yesus
memposisikan diri seperti seorang ayah bagi para murid-Nya. Ia mendidik mereka
dengan berbagai hal yang perlu diketahui sebagai bekal hidup, sehingga kelak,
setelah Ia mati dan terpisah dari mereka, para murid bisa hidup mandiri dan
mengupayakan segala yang perlu demi kebaikan mereka.
Yesus
mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia tidak akan meninggalkan mereka
sebagai yatim piatu. Maksudnya bukanlah Ia benar-benar tidak akan pergi dari
mereka, melainkan mereka tidak akan dibiarkan tak berdaya, tanpa siapapun yang
menolong mereka menghadapi hidup dan pergumulan yang menyertainya. Untuk itu
Yesus mempersiapkan mereka menghadapi hidup tanpa diri-Nya di samping mereka,
seperti yang selama ini mereka jalani.
Hal
ini diutarakan-Nya sebab Ia menyadari bahwa tanpa Yesus, yang selama ini selalu
bersama dengan para murid, bisa saja mereka mengalami ketakutan dan kegentaran
menghadapi kesulitan dan badai hidup. Jika selama ini mereka senantiasa
mendapatkan jalan keluar karena Yesus bisa menyelesaikan masalah mereka, maka
ketidakhadiran Yesus bisa membuat mereka melihat hidup akan jadi lebih sulit.
Situasi ini terjadi beberapa waktu sebelum
Yesus mati. Murid-murid tak melihat Yesus saat kematian-Nya, namun akan melihat
Dia pada waktu kebangkitan-Nya. Yang penting di sini adalah murid-murid sempat
mengenal Yesus (dengan segala pengajaran yang disampaikan-Nya), yang berguna
bagi keselamatan hidup. Semua dalil diajarkan Yesus kepada mereka, supaya
mereka dapat mengalami hidup yang utuh dan penuh.
Banyak orang tak berkesempatan
melihat Yesus karena waktu-Nya berada di dunia tinggal sebentar sebelum Ia
meninggalkan dunia.
Yang melihat Yesus, mengenal-Nya,
dan percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, seperti para murid,
diajak mengalami damai sejahtera yang Yesus hadirkan di tengah dunia.
Damai itu sungguh nyata, menginspirasi
dan menghidupkan. Memberi
kekuatan bagi setiap insan. Kita juga sudah mengenal Yesus. Dalam percaya kita,
sebetulnya terkandung kemampuan merasakan damai sejahtera. Damai ini sangat
kita butuhkan dalam menjalani hidup. Apalagi hidup kita diwarnai kegetiran dan
kesusahan.
Yesus,
yang menjadi kekuatan dan dasar keberanian para murid, berjanji tidak
membiarkan mereka hidup tanpa jalan keluar. Meskipun raga-Nya tak terlihat
kasat mata, namun hadir-Nya
bukanlah
sebuah kalimat pemanis yang hanya jadi slogan bagi manusia. Hadir-Nya membuktikan
kekuatan yang memampukan kita mengatasi setiap masalah.
Hadirnya
Yesus dalam hidup kita tidak otomatis membuat kita lepas dari masalah. Juga
bukan berarti kita sudah punya jawaban atas masalah-masalah kita. Akan tetapi
dalam setiap derap langkah yang gontai, letih lesu, ada Yesus yang semangatnya
bisa menolong kita, sehingga kita berani menyikapinya dengan baik. Jika kita
mau mengikuti perintah atau petunjuk-Nya, niscaya kita akan menemukan kebaikan
dari setiap persoalan kita.
Jadi?
Doa Syafaat
Mari
doakan:
1.
kehidupan orang muda dengan dinamikanya, antara lain
kerinduan belajar dan menemukan hal-hal baru demi menopang hidupnya
2.
agar mereka bisa memiliki gairah melayani orang lain,
dengan semangat mau memberi diri demi melihat orang lain bergembira
3.
keterlibatan mereka dalam hidup bergereja, sehingga mau
mengambil bagian dalam pelayanan di tengah berbagai kesibukan mereka sesehari
Nyanyian bersama
“JANJI YANG MANIS“
Nyanyikanlah Kidung Baru 143
Janji yang manis: “Kau tak Kulupakan”,
Tak
terombang ambing lagi jiwaku
Walau lembah
hidupku penuh awan,
nanti ‘kan cerahlah langit di atasku
Kau
tidak ‘kan Aku lupakan
Aku
memimpinmu, Aku membimbingmu
Kau
tidak ‘kan Aku lupakan
Aku Penolongmu;
yakinlah teguh.
Yakin ‘kan janji: “Kau tak Kulupakan”,
dengan sukacita aku jalan t’rus
Dunia dan kawan tiada kuharapkan
satu yang
setia: Yesus Penebus.
Menabur Kebenaran dan Keadilan, Menuai Kedamaian
(Selasa, 30 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Setiakah Diriku Pada-Mu?
(PKJ 154:1-2)
Setiakah diriku pada-Mu, Tuhanku?
Dan siapkah hatiku mengiring-Mu terus?
'Ku harus mengaku tidak tekun, semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh membuatku bercela
Kau panggil aku, Tuhan, ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku kut'rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku, kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan, arahkanlah niatku.
Pembacaan Mazmur 80
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 32: 9-20
Perjanjian Baru : Yakobus 3: 17-18
Renungan
Umat Allah adalah orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan menyakini bahwa dirinya telah menerima kasih karunia Allah dan anugerah keselamatan dari Allah. Mereka hidup di tengah dunia yang masih penuh dengan tantangan dan godaan. Terkadang mereka juga harus berdampingan dengan orang-orang lain yang masih belum percaya kepada karya keselamatan yang telah Allah kerjakan dalam diri Tuhan Yesus Kristus, baik di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, di sekolah, dan di tengah masyarakat yang majemuk.
Dalam konteks kehidupan yang demikian ini, maka apa yang harus dilakukan oleh umat Allah? Apakah mereka harus hidup memisahkan diri dari orang-orang yang belum mengenal Allah? Apakah mereka harus hidup secara eksklusif hanya dengan orang-orang yang seiman dengannya? Tentu, sebagai umat Allah, mereka tetap dipanggil untuk hidup di tengah konteks yang majemuk itu. Justru di tempat itulah mereka harus memberi kesaksian kepada orang yang belum mengenal Allah. Mereka diutus Allah untuk menjadi lilin yang memberi terang bagi orang lain yang belum mengenal terang kasih Allah.
Oleh karena itu, mereka harus hidup sebagai orang-orang yang menebarkan benih-benih kebenaran dan keadilan. Mereka harus hidup sebagai orang-orang yang mempraktikkan hikmat dari Allah, yaitu: menjadi orang yang membawa damai, ramah, penurut, penuh belas kasihan dan melakukan kebaikan, tidak memihak dan tidak munafik (Yak 3:17). Hal ini dilakukan supaya tersemai damai sejahtera di tengah kehidupan masyarakat di mana umat Allah ditempatkan. Sebab, sebagaimana firman Tuhan dalam Yesaya 32:17 mengatakan: "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."
Jadi itulah panggilan dan pengutusan kita di tengah kehidupan kita sekarang ini. Kita harus tetap setia dan taat dalam menabur benih-benih kebenaran dan menyemai benih-benih keadilan, supaya tercipta damai sejahtera di tengah kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk menjadi orang-orang yang membawa damai, yang ramah, yang penuh belas kasihan dan selalu berbuat baik, dan tidak munafik. Sebab dengan kita mempraktikkan itu semua, maka sejatinya kita sedang melaksanakan apa yang menjadi tugas pengutusan kita: menabur benih kebenaran dan menyemai benih keadilan dalam hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar gereja-gereja Tuhan tetap dapat terus bertumbuh bersama dengan masyarakat di sekitarnya dan tidak menjadi komunitas yang eksklusif.
Nyanyian Penutup
Hidup Yang Jujur
(NKB 130: 1, 3)
Hidup yang jujur hendak 'ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin 'ku ikat dengan Penebus.
Refrein:
Ya Yesus Kau kurbankan darah-Mu bagiku
'ku b'ri masa depanku dan hidup bagi-Mu
Hatiku 'ku serahkan menjadi takhta-Mu.
Ku minta kuasailah, seluruh hidupku.
Di mana-mana, setiap kerja
'kan 'ku lakukan demi nama-Nya.
Rela menanggung sengsara pedih,
'ku ikut Yesus, 'ku pikul salib.
(kembali ke refrein)
BERBUAHLAH
(Senin, 29 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Tinggallah Dalam Yesus
(KJ 356:1-2)
Tinggallah dalam Yesus, jadilah murid-Nya,
b'lajarlah Firman Tuhan, taat kepada-Nya.
Tinggallah dalam Yesus, andalkan kuasa-Nya.
Dialah Pokok yang benar, kitalah ranting-Nya.
Kita sebagai ranting pasti berbuahlah,
asal dengan setia tinggal di dalam-Nya.
Tinggallah dalam Yesus muliakan nama-Nya:
hidup berlimpah kurnia hanya di dalam-Nya!
Pembacaan Mazmur 80
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 5: 1-7
Perjanjian Baru : Galatia 5: 16-26
Renungan
Salah satu kerinduan terbesar seorang petani adalah dapat menikmati hasil jerih lelah mereka dalam merawat dan memelihara tanaman yang mereka tanam selama ini. Mereka rela untuk pergi ke sawah atau ke ladang setiap hari sebab mereka berharap bahwa dengan ketekunan mereka, maka akan dihasilkan hasil panen yang baik dari tanaman-tanaman yang mereka rawat dan pelihara. Mereka rela untuk bersusah payah memperhatikan tanaman mereka agar tidak diserang oleh hama atau penyakit tanaman. Mereka tidak henti-hentinya mengolah dan mencangkul tanah di sekitar tanaman agar tanah itu tetap subur dan memberi nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan tanaman yang mereka rawat. Semua itu mereka lakukan agar tanaman mereka tumbuh dengan baik dan dapat menghasilkan buah yang baik juga.
Demikian jugalah yang Allah lakukan dalam kehidupan umat-Nya. Bacaan kita dalam kitab Yesaya 5: 1-7 menggambarkan bagaimana perjuangan Allah dalam merawat dan memelihara kehidupan umat-Nya. Ia telah menempatkan umat-Nya di tengah kehidupan yang penuh berkat. Ia memelihara kehidupan umat-Nya sedemikian rupa. Ia menyingkirkan berbagai hal yang dapat menghalangi pertumbuhan umat-Nya. Ia mengusahakan agar kehidupan umat-Nya tetap bertumbuh dan terjamin. Bahkan Ia terus menjagai umat-Nya dengan serius dan sungguh-sungguh. Semuanya itu Ia lakukan dengan sebuah harapan, yakni umat-Nya tetap hidup dan menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan mereka.
Namun, setelah dirawat dan dipelihara sedemikian rupa, ternyata hidup umat-Nya tidak menghasilkan buah yang baik. Mereka justru menghasilkan buah yang asam dan tidak dapat dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang membuat-Nya kecewa dan membiarkan ladang garapan-Nya dipenuhi dengan semak belukar dan kekeringan. Ia tidak lagi mengarahkan perhatian-Nya kepada umat-Nya yang tidak mampu menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan.
Apa yang dikisahkan dalam Yesaya 5: 1-7 ini menjadi sebuah pembelajaran bagi kehidupan kita di masa sekarang ini. Jika di dalam kehidupan ini kita telah dipelihara dan diberkati oleh Tuhan, maka sejatinya hal itu dilakukan dengan tujuan agar kita mampu menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan kita. Pengalaman bangsa Israel sebagai umat Allah menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita di masa sekarang ini. Jangan sampai kita mengecewakan hati Tuhan yang telah memberkati dan memelihara kehidupan kita selama ini.
Usahakanlah agar hidup kita dapat menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan nama Tuhan. Hiduplah dalam pimpin Roh Allah, supaya apa yang keluar dari diri kita adalah hal-hal yang berkenan bagi Allah. Jauhilah perbuatan-perbuatan yang tidak benar dan lakukanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadilah orang-orang yang menghasilkan buah-buah yang berupa: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Sebab buah-buah itulah yang sebenarnya dikehendaki Allah muncul dari dalam diri kita, sebagaimana yang difirmankan-Nyya dalam Galatia 5: 22-24.
Selamat berbuah. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar masyarakat di sekitar kita semakin diberkati Tuhan dan mampu untuk memperhatankan hidup di tengah berbagai tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi.
Nyanyian Penutup
Kuasa-Mu dan Nama-Mulah
(KJ 341: 1-3)
Kuasa-Mu dan Nama-Mulah hendak kami sebar
dan karna itu, ya Tuhan, kami takkan gentar.
Bagaikan padi segenggam mestilah mati dipendam,
supaya tumbuh dan segar, di panas surya memekar
berbuahlah. Tuaian pun besar.
Teladan sudah Kau beri demi derita-Mu
dan melalui salib-Mu Kau t'rima kuasa-Mu!
Bagian kami tak lebih, seperti segenggam benih
melintas kubur yang gelap, agar kelak kan menetap
bersama-Mu di Firdaus gemerlap.
Bagaikan padi, Tuhan pun dikubur, dipendam,
kembali bangkit merebut umat-Mu terkeram.
Ya Tuhan, kirim apalah penabur yang t'lah menyerah
hidupnya untuk kuasa-Mu, memberitakan nama-Mu,
agar seg'ra buahnya milik-Mu.
TATA IBADAH HARIAN
Jumat,
26 April 2024
Pujian Pembukaan
NKB 115 : 1 + 2 – FIRMAN-MU, TUHAN, ADALAH KEBUN
Firman-Mu,
Tuhan, adalah Kebun penuh kembang,
yang
datang, ingin memetik, bersuka dan senang.
Firman-Mu
tambang yang penuh permata mulia;
takkan
kecewa siapapun yang mau menggalinya.
Firman-Mu,
Tuhan adalah Bintangan yang cerlang,
musafir
tiada ‘kan sesat, jalannya pun terang.
Ya
Tuhan, buat Firman-Mu menjadi tambangku,
menjadi
taman yang permai dan bintang panduku.
PEMBACAAN Mazmur
Salah Seorang
Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 22:26 – 32
Doa Pembukaan dan Perenungan
Firman
Oleh
Salah
Seorang Anggota
Keluarga
Pembacaan dan perenungan Firman
·
Amos 8:11-13
·
Kisah Para Rasul 8:9-25
Lapar dan
Haus Firman Tuhan
Firman Tuhan adalah kekuatan bagi umat-Nya.
Bagaimana jika mereka lalai untuk mencarinya, dan malahan percaya kepada ilah
lain?
"Sesungguhnya, waktu akan datang,"
demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri
ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan
menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak
mendapatnya. Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan
anak-anak teruna karena haus; (Amos 8:11-13)
Mereka akan rebah karena mereka merasa haus dan
lapar firman - Nya.
Tuhan berkuasa dalam firman-Nya, dan karena itulah
Filipus di Samaria yang menjadikan banyak orang
percaya kepadanya.
Ketika Petrus dan Yohanes ke Samaria untuk
menyatakan Roh Kudus, seorang bernama Simon mau menerimanya juga dengan
sejumlah uang.
Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah
kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau
dapat membeli karunia Allah dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam
perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Jadi bertobatlah dari
kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu
ini; sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat
dalam kejahatan." (Kisah Para Rasul 8:20-23)
Tuhan dan karya-Nya tidak bisa diminta, apalagi
dibeli. Tuhan memberikan kepada mereka yang dikehendakinya.
Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik
kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di
hadapan-Nya. Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas
bangsa-bangsa. (Mazmur 22:28-29)
Jadi, ingatlah Tuhan dan karya - Nya berkarya
sesuai dengan kehendak-Nya, dan karya itu adalah kebaikan bagi semua. Karena
itu miliki rasa lapar dan haus firman Tuhan bukan karena Tuhan menolak kita
karena dosa yang ada pada kita namun karena kerinduan kepada Tuhan yang
mahakuasa.
SAAT HENING
Doa syafaat dan Penutup
Berdoa
untuk :
·
Peserta Pemilihan Umum yang santun menerima hasil
Pemilu.
· Kesehatan keluarga
· (Bisa ditambahkan sendiri oleh
anggota keluarga)
· Penutup
Pujian Penutup
PKJ. 255 : 1 + 2 – FIRMANMU KUPEGANG SELALU
FirmanMu
kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan
hidup yang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan
menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu
kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.
FirmanMu,
Tuhan, kupegang s’lalu.
Hilanglah
keraguanku!
Bila
hatiku rasa susah, padaMu aku berserah,
firmanMu
kupegang selalu, maka amanlah jiwaku.
Pengabdian: Seberapa Lamakah Bertahan? - 24 April 2024
TataIbadah
Rabu – 24 April 2024
Pengabdian: Seberapa Lamakah Bertahan?
Tenang
Berdiamlah selama semenit,
rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang bertiup,
tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.
Nyanyikanlah pujian dari
KAULAH RAJAKU
Kaulah Rajaku
Kaulah Tuhanku
Kau yang termulia
Di bumi dan di surga
Kusembah Kau Tuhan
Kusembah Kau Tuhan
Kupuji, kumuliakan nama-Mu
Kusembah Kau Tuhan
Kusembah Kau Tuhan
Kupuji, kumuliakan nama-Mu
Bacalah Mazmur 95
Pilihlah satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar.
Resapilah bagian itu dan jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.
Perenungan Firman
Berdoalah sebelum membaca perikop
Markus 14.26-31
Renungan
Sang Pangeran gelisah. Beberapa hari ini memang menjadi waktu yang penting
dan menentukan baginya. Sebentar lagi ia akan dilantik menjadi raja,
menggantikan ayahnya. Bersamaan dengan itu pula ia akan menikah dengan gadis
pujaan hatinya.
Mengapa ia gelisah? Pertama, karena menjelang penobatannya sebagai raja,
banyak orang mendekati dia dan menyatakan kesanggupan mereka mengabdikan diri
secara tulus. Tak terkecuali
calon pasangan hidupnya. Mereka semua terlihat penuh antusiasme menyambut
peristiwa besar dalam kerajaan mereka.
Kesediaan
orang-orang itu mengabdi menjadi pertanyaan besar baginya. Apakah memang
pernyataan mereka bisa dibuktikan kebenarannya? Masalahnya, ia tidak tahu isi hati
dan pikiran mereka. Bisa jadi mereka hanya menginginkan sebagian kekuasaan atau
fasilitas yang dimilikinya ketika menjabat sebagai raja kelak.
Alasan berikut yang mendasari kegelisahan
sang putra mahkota adalah, jika mereka mengabdi,
berapa lama pengabdian itu yang akan
mereka tunjukkan? Akankah bertahan lama, ataukah
hanya sampai maksud dan tujuan
mereka tercapai? Lalu
setelahnya mereka berencana
mengkudeta kekuasaannya demi merebut
tampuk pemerintahan yang dipegangnya?
Mungkin
masih ada yang membuat kepalanya pening. Namun setidaknya dua hal itu memenuhi
kepalanya dan dia belum tahu bagaimana menemukan jalan keluar yang bisa
menentramkan hatinya.
Jika
hal itu dialami oleh Yesus, maka Ia, yang sering kita sebut Raja kita itu,
tentu tidak pusing, apalagi sampai tujuh keliling. Dia tahu banyak orang ingin
menjadi murid-Nya, sekutu-Nya, anak-Nya, atau bahkan hamba-Nya. Tak sedikit
yang menyampaikan kata-kata mutiara nan indah membuat orang yang mendengarnya
menaruh simpati.
Hal itu kerap dijumpai dalam berbagai peristiwa. Salah satunya yang ditemukan
dalam tulisan Alkitab hari ini. Di situ diceritakan Yesus yang mengatakan bahwa
di masa depan mereka akan mengalami guncangan iman. Mengapa? Alasannya tidak
disampaikan oleh Yesus.
Terhadap hal itu, Petrus, yang kemudian diikuti para murid yang lain,
menyatakan penolakan. Mereka
merasa akan tetap setia mengikut Yesus, apapun yang terjadi. Apakah ungkapan itu
dinyatakan secara tulus? Bisa jadi. Namun Yesus menanggapi komitmen mereka itu
dengan kalimat menohok, “ … sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal
Aku tiga kali.”
Mari
kita merefleksikannya dalam hidup beriman kita. Setidaknya sekali dalam hidup,
kita ditanya, apakah kita mengasihi Tuhan dan berkomitmen menunjukkannya dalam
keseharian kita? Saat menjawab, di hadapan banyak orang, dalam ibadah gerejawi,
kita berkata, “Ya, dengan segenap hati”, atau, “Ya, saya yakin, percaya, dan
berjanji.” Bukankah itu juga pernyataan yang senada dengan Petrus dan kawan-kawannya?
Seperti
halnya Petrus dan juga rakyat sang pangeran, kita menjawab dengan semangat 45,
diiringi ketulusan menjadi pengikut sejati Kristus. Namun dalam perjalanan hidup,
di tengah amukan dahsyatnya permasalahan sehari-hari, iman kita bisa terguncang.
Seperti kata Yesus kepada para murid-Nya. Keheranan dan kekecewaan kita
terhadap kenyataan hidup bisa membuat kita kehilangan percaya dan komitmen kita
mengikut Dia. Lalu, sebelum jalan kita mencapai bagian akhir, kita sudah
menyangkal Yesus demi kenyamanan dan kesenangan pribadi kita.
Terdengar tak asing di telinga kita?
Doa Permohonan
Mari mendoakan agar anggota jemaat Tuhan terus belajar memahami
panggilannya melayani dalam berbagai situasi kehidupan dan menjadikannya
semangat yang tak kunjung padam di tengah kesulitan dan pergumulan yang terus
mendera.
Menutup ibadah hari ini, mari menyanyikan
SETIAKAH DIRIKU, PADA-MU
Pelengkap Kidung Jemaat 154
Setiakah
diriku pada-Mu, Tuhanku?
Dan siapkah hatiku mengiring-Mu terus?
‘Ku harus mengaku tidak tekun,
semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh
membuatku bercela.
Kau
panggil aku, Tuhan, ‘ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku kut’rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku,
kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan,
arahkanlah niatku.
Menapak
jalan Tuhan, meski letih lesu,
tetap Engkau ‘kuturut, apapun maksud-Mu.
Engkaulah jalanku, kebenaranku,
Kaulah hidupku.
Jadikanlah hamba-Mu
berguna di ladang-Mu.
Hitam - Putih
(Selasa, 23 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Hai Mari Sembah
(KJ 4:1-2)
Hai mari sembah Yang Maha besar,
Nyanyikan syukur dengan bergemar.
Perisai umatNya, Yang Maha esa,
Mulia namaNya, takhtaNya megah
Hai masyhurkanlah keagunganNya;
cahaya terang itu jubahNya.
Gemuruh suaraNya di awan kelam;
Berjalanlah Dia di badai kencang.
Pembacaan Mazmur 95
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Tawarikh 11: 1-9
Perjanjian Baru : Wahyu 7: 13-17
Renungan
Jika Anda disuruh memilih, mana yang akan Anda pilih? Hitam atau putih? Jika hitam dan putih yang dimaksud di sini adalah warna-warna yang ada selama ini dalam kehidupan kita, maka memilih antara keduanya bukanlah hal yang susah. Namun jika hitam dan putih yang dimaksudkan di sini adalah soal kotor dan bersih atau buruk dan baik atau salah dan benar, maka kita pun pasti juga akan dengan mudah memberikan jawaban atas pilihan kita masing-masing. Di dunia ini, semua orang pasti akan memilih yang bersih daripada yang kotor, yang baik daripada yang jahat, serta yang benar daripada yang salah. Akan tetapi apakah jawaban kita tersebut mencerminkan pilihan perilaku yang kita nampakkan dalam kehidupan keseharian kita? Apakah di dalam kehidupan ini kita menjadi orang-orang yang benar-benar hidup sebagai pribadi yang bersih, benar, dan baik?
Dalam bacaan kita di kitab Wahyu 7:13-17 digambarkan bahwa kelompok orang yang berjubah putih adalah (1) Orang-orang yang di dalam kehidupan ini membersihkan dirinya dari berbagai kekotoran dengan mengikuti teladan Kristus. (2) Orang yang berjubah putih adalah orang yang di dalam kehidupan ini senantiasa setia dan percaya kepada Kristus, Sang Anak Domba Allah. dan (3) Orang yang berjubah putih adalah orang yang di dalam kehidupan ini bersedia untuk terus menggunakan hidupnya guna melakukan hal-hal baik dan yang berkenan kepada Allah.
Nah, pertanyaannya apakah selama kita menjalani kehidupan kita sampai hari ini, kita menjadi orang-orang yang ikut mempraktekkan ketiga hal tersebut dalam kehidupan kita? Kiranya kita menjadi bagian dari orang-orang yang hidup dengan menggenakan jubah putih dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar gereja dimampukan untuk memperlengkapi umat Tuhan untuk dapat tetap hidup sebagai orang-orang yang berjubahkan jubah putih dalam kehidupan keseharian.
Nyanyian Penutup
Bagi Yesus Kuserahkan
(KJ 363: 1, 3)
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
hati dan perbuatanku, pun waktuku milikNya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milikNya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milikNya.
Ya, sejak kupandang Yesus, kutinggalkan dosaku;
pada Dia 'ku terpaut, Dia Jurus'lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus'lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus'lamatku.
Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 11 Desember 2025
-
Sabtu, 18 Oktober 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA KJ. 318 _ Berbahagia Tiap Rumah Tangga Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tam...
-
Tataibadah Harian Rabu, 2 Juli 2025 IKUT TUHAN TIDAK SELALU MUDAH, NAMUN … Saat teduh Umat berdiam diri sekitar 30 detik...
-
Sabtu, 5 Juli 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA NKB. 206 – Mercusuar Kasih Bapa Mercusuar kasih Bapa memancarkan sinarNya. Namun suluh yang...