BERBUAHLAH

 (Senin, 29 April 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Tinggallah Dalam Yesus

(KJ 356:1-2)

 

Tinggallah dalam Yesus, jadilah murid-Nya,

b'lajarlah Firman Tuhan, taat kepada-Nya.

Tinggallah dalam Yesus, andalkan kuasa-Nya.

Dialah Pokok yang benar, kitalah ranting-Nya.


Kita sebagai ranting pasti berbuahlah,

asal dengan setia tinggal di dalam-Nya.

Tinggallah dalam Yesus muliakan nama-Nya:

hidup berlimpah kurnia hanya di dalam-Nya!


Pembacaan Mazmur 80

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yesaya 5: 1-7

Perjanjian Baru : Galatia 5: 16-26


Renungan 

    Salah satu kerinduan terbesar seorang petani adalah dapat menikmati hasil jerih lelah mereka dalam merawat dan memelihara tanaman yang mereka tanam selama ini. Mereka rela untuk pergi ke sawah atau ke ladang setiap hari sebab mereka berharap bahwa dengan ketekunan mereka, maka akan dihasilkan hasil panen yang baik dari tanaman-tanaman yang mereka rawat dan pelihara. Mereka rela untuk bersusah payah memperhatikan tanaman mereka agar tidak diserang oleh hama atau penyakit tanaman. Mereka tidak henti-hentinya mengolah dan mencangkul tanah di sekitar tanaman agar tanah itu tetap subur dan memberi nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan tanaman yang mereka rawat. Semua itu mereka lakukan agar tanaman mereka tumbuh dengan baik dan dapat menghasilkan buah yang baik juga.

    Demikian jugalah yang Allah lakukan dalam kehidupan umat-Nya. Bacaan kita dalam kitab Yesaya 5: 1-7 menggambarkan bagaimana perjuangan Allah dalam merawat dan memelihara kehidupan umat-Nya. Ia telah menempatkan umat-Nya di tengah kehidupan yang penuh berkat. Ia memelihara kehidupan umat-Nya sedemikian rupa. Ia menyingkirkan berbagai hal yang dapat menghalangi pertumbuhan umat-Nya. Ia mengusahakan agar kehidupan umat-Nya tetap bertumbuh dan terjamin. Bahkan Ia terus menjagai umat-Nya dengan serius dan sungguh-sungguh. Semuanya itu Ia lakukan dengan sebuah harapan, yakni umat-Nya tetap hidup dan menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan mereka.

    Namun, setelah dirawat dan dipelihara sedemikian rupa, ternyata hidup umat-Nya tidak menghasilkan buah yang baik. Mereka justru menghasilkan buah yang asam dan tidak dapat dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang membuat-Nya kecewa dan membiarkan ladang garapan-Nya dipenuhi dengan semak belukar dan kekeringan. Ia tidak lagi  mengarahkan perhatian-Nya kepada umat-Nya yang tidak mampu menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan.

    Apa yang dikisahkan dalam Yesaya 5: 1-7 ini menjadi sebuah pembelajaran bagi kehidupan kita di masa sekarang ini. Jika di dalam kehidupan ini kita telah dipelihara dan diberkati oleh Tuhan, maka sejatinya hal itu dilakukan dengan tujuan agar kita mampu menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan kita. Pengalaman bangsa Israel sebagai umat Allah menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita di masa sekarang ini. Jangan sampai kita mengecewakan hati Tuhan yang telah memberkati dan memelihara kehidupan kita selama ini. 

    Usahakanlah agar hidup kita dapat menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan nama Tuhan. Hiduplah dalam pimpin Roh Allah, supaya apa yang keluar dari diri kita adalah hal-hal yang berkenan bagi Allah. Jauhilah perbuatan-perbuatan yang tidak benar dan lakukanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadilah orang-orang yang menghasilkan buah-buah yang berupa: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Sebab buah-buah itulah yang sebenarnya dikehendaki Allah muncul dari dalam diri kita, sebagaimana yang difirmankan-Nyya dalam Galatia 5: 22-24. 

    Selamat berbuah. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat di sekitar kita semakin diberkati Tuhan dan mampu untuk memperhatankan hidup di tengah berbagai tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi.


Nyanyian Penutup

 

Kuasa-Mu dan Nama-Mulah

(KJ 341: 1-3)


Kuasa-Mu dan Nama-Mulah hendak kami sebar

dan karna itu, ya Tuhan, kami takkan gentar.

Bagaikan padi segenggam mestilah mati dipendam,

supaya tumbuh dan segar, di panas surya memekar

berbuahlah. Tuaian pun besar.


Teladan sudah Kau beri demi derita-Mu

dan melalui salib-Mu Kau t'rima kuasa-Mu!

Bagian kami tak lebih, seperti segenggam benih

melintas kubur yang gelap, agar kelak kan menetap

bersama-Mu di Firdaus gemerlap.


Bagaikan padi, Tuhan pun dikubur, dipendam,

kembali bangkit merebut umat-Mu terkeram.

Ya Tuhan, kirim apalah penabur yang t'lah menyerah

hidupnya untuk kuasa-Mu, memberitakan nama-Mu,

agar seg'ra buahnya milik-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025