(Selasa, 30 April 2024)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Setiakah Diriku Pada-Mu?
(PKJ 154:1-2)
Setiakah diriku pada-Mu, Tuhanku?
Dan siapkah hatiku mengiring-Mu terus?
'Ku harus mengaku tidak tekun, semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh membuatku bercela
Kau panggil aku, Tuhan, ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku kut'rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku, kuatkan imanku
dan tuntun aku, Tuhan, arahkanlah niatku.
Pembacaan Mazmur 80
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 32: 9-20
Perjanjian Baru : Yakobus 3: 17-18
Renungan
Umat Allah adalah orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan menyakini bahwa dirinya telah menerima kasih karunia Allah dan anugerah keselamatan dari Allah. Mereka hidup di tengah dunia yang masih penuh dengan tantangan dan godaan. Terkadang mereka juga harus berdampingan dengan orang-orang lain yang masih belum percaya kepada karya keselamatan yang telah Allah kerjakan dalam diri Tuhan Yesus Kristus, baik di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, di sekolah, dan di tengah masyarakat yang majemuk.
Dalam konteks kehidupan yang demikian ini, maka apa yang harus dilakukan oleh umat Allah? Apakah mereka harus hidup memisahkan diri dari orang-orang yang belum mengenal Allah? Apakah mereka harus hidup secara eksklusif hanya dengan orang-orang yang seiman dengannya? Tentu, sebagai umat Allah, mereka tetap dipanggil untuk hidup di tengah konteks yang majemuk itu. Justru di tempat itulah mereka harus memberi kesaksian kepada orang yang belum mengenal Allah. Mereka diutus Allah untuk menjadi lilin yang memberi terang bagi orang lain yang belum mengenal terang kasih Allah.
Oleh karena itu, mereka harus hidup sebagai orang-orang yang menebarkan benih-benih kebenaran dan keadilan. Mereka harus hidup sebagai orang-orang yang mempraktikkan hikmat dari Allah, yaitu: menjadi orang yang membawa damai, ramah, penurut, penuh belas kasihan dan melakukan kebaikan, tidak memihak dan tidak munafik (Yak 3:17). Hal ini dilakukan supaya tersemai damai sejahtera di tengah kehidupan masyarakat di mana umat Allah ditempatkan. Sebab, sebagaimana firman Tuhan dalam Yesaya 32:17 mengatakan: "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."
Jadi itulah panggilan dan pengutusan kita di tengah kehidupan kita sekarang ini. Kita harus tetap setia dan taat dalam menabur benih-benih kebenaran dan menyemai benih-benih keadilan, supaya tercipta damai sejahtera di tengah kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk menjadi orang-orang yang membawa damai, yang ramah, yang penuh belas kasihan dan selalu berbuat baik, dan tidak munafik. Sebab dengan kita mempraktikkan itu semua, maka sejatinya kita sedang melaksanakan apa yang menjadi tugas pengutusan kita: menabur benih kebenaran dan menyemai benih keadilan dalam hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar gereja-gereja Tuhan tetap dapat terus bertumbuh bersama dengan masyarakat di sekitarnya dan tidak menjadi komunitas yang eksklusif.
Nyanyian Penutup
Hidup Yang Jujur
(NKB 130: 1, 3)
Hidup yang jujur hendak 'ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin 'ku ikat dengan Penebus.
Refrein:
Ya Yesus Kau kurbankan darah-Mu bagiku
'ku b'ri masa depanku dan hidup bagi-Mu
Hatiku 'ku serahkan menjadi takhta-Mu.
Ku minta kuasailah, seluruh hidupku.
Di mana-mana, setiap kerja
'kan 'ku lakukan demi nama-Nya.
Rela menanggung sengsara pedih,
'ku ikut Yesus, 'ku pikul salib.
(kembali ke refrein)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar