Tataibadah Harian
Sabtu, 1 April 2023
Saat teduh
Doa pembukaan
Dipimpin seorang anggota keluarga
Nyanyian Bersama
KJ 412 – Tuntun Aku, Tuhan Allah
Tuntun aku, Tuhan Allah,
lewat gurun dunia.
Kau perkasa dan setia;
bimbing aku yang lemah.
Roti sorga, Roti sorga,
puaskanlah jiwaku,
puaskanlah jiwaku.
Buka sumber Air Hidup,
penyembuhan jiwaku,
dan berjalanlah di muka
dengan tiang awanMu.
Jurus'lamat, Jurus'lamat,
Kau Perisai hidupku,
Kau Perisai hidupku.
Pada batas Sungai Yordan
Hapuskanlah takutku.
Ya Penumpas kuasa maut,
Tuntun aku sertaMu.
Pujianku, pujianku
BagiMu selamanya,
BagiMu selamanya.
Pembacaan Mazmur
Mazmur 31
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
Perenungan Sabda
- Doa persiapan
- Pembacaan Alkitab:
Ratapan 3 : 55-66
Markus 10 : 32-34
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
“Hadapilah! Jangan Cemas dan Takut ”
Besok kita memasuki minggu palmarum. Sebuah momentum yang mengingatkan kita akan peristiwa masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem. Perjalanan masuknya Yesus ke Yerusalem kali ini membawa suasana yang berbeda bagi para murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya. Mereka cemas dan takut. Kecemasan dan ketakutan mereka tentu bukan tanpa sebab. Kecemasan dan ketakutan mereka dilatar belakangi akan kesadaran mereka bahwa di Yerusalem adalah pusat kepemimpinan bangsa Yahudi. Di sana tinggal orang-orang yang selama ini tidak suka dengan apa yang telah dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus. Mereka cemas dan takut terhadap hal-hal buruk yang bisa menimpa rombongan mereka. Namun demikian, Tuhan Yesus tetap mengajak mereka untuk melakukan perjalanan ke Yerusalem.
Injil Markus mengungkapkan bahwa jika para murid mengalami kecemasan dan ketakutan, tidak demikian dengan Tuhan Yesus. Penulis Injil Markus mengungkap dan menggambarkan kepada kita tentang kesiapan Tuhan Yesus untuk memasuki Yerusalem. Kota yang nantinya akan membuat Dia mengalami penderitaan dan kematian. Perkataan-Nya kepada para murid yang tertulis dalam Markus 10 : 33-34 menggambarkan tentang kesadaran Tuhan Yesus terhadap apa yang akan Ia alami di Yerusalem nantinya. Sekalipun Ia sadar bahwa akan ada penderitaan yang harus Ia hadapi di Yerusalem, namun Ia tidak gentar dan takut untuk menghadapi-Nya. Ia telah siap dengan segala hal yang akan menimpa diri-Nya. Mengapa Ia begitu siap? Sebab Tuhan Yesus sejak awal menyadari bahwa inilah jalan yang ditentukan Bapa bagi-Nya. Inilah rencana Allah yang harus Ia jalani dalam kehidupan-Nya di dunia ini. Ketundukan-Nya pada rencana Bapa. Itulah yang membuat Ia tetap menempuh jalan ini, sekalipun sulit dan berat.
Dalam kehidupan ini, terkadang kita diperhadapkan pada peristiwa yang sama dengan yang dialami oleh Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya. Dalam kehidupan ini, terkadang kita diperhadapkan pada jalan ke depan yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Jika sudah demikian, pertanyaannya adalah apakah kita akan tetap melewatinya atau memilih untuk mencari jalan lain? Ada banyak orang yang menjadi seperti para murid. Karena ketakutan dan kecemasannya, maka mereka memilih untuk mencari jalan lain yang lebih aman dan nyaman. Walaupun harus mengingkari dan tidak sesuai dengan rencana Allah dalam hidupnya.
Oleh karena itu, melalui perenungan kali ini kita diajak untuk belajar dari sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi jalan kehidupan yang berat dan penuh rintangan. Kita diajak untuk tidak lari dari kenyataan yang ada. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk memiliki keberanian menghadapi jalan kehidupan kita seberat apapun dengan tetap setia pada kehendak dan tuntunan Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan karena ada rintangan dan hambatan, lalu kita memilih jalan lain yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sebab sikap yang demikian akan membuat kita semakin jauh dari rencana Tuhan dalam kehidupan kita.
Percayalah bahwa dalam perjalanan hidup kita yang berat dan penuh rintangan itu, Tuhan pasti akan tetap menyertai dan menuntun kita. Sebagai mana keyakinan penulis kitab Ratapan yang dituliskan dalam Ratapan 3:55-66. Dalam kesusahan dan kesulitannya, ia tetap meyakini bahwa Tuhan akan bertindak untuk memberikan pertolongan dan tuntunan baginya. Demikian juga dalam kehidupan kita masa kini. Tuhan tentu akan terus menuntun dan menolong kita di tengah perjalanan kehidupan yang tidak mudah, hingga kelak kita akan dapat berkata: " "Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku." (Rat 3:58)
Doa Bersama
Mari mendoakan:
a. Supaya kita tetap menjadi umat yang taat pada rencana Tuhan dalam kehidupan kita.
b. Supaya kita tetap menjadi anggota keluarga yang saling menopang dalam segala keadaan hidup yang sedang kita hadapi.
Nyanyian Bersama
PKJ 131 – Kuyakin Tuhan, Tuntun Langkahku
‘Ku yakin Tuhan tuntun langkahku
serta membuka jalan bagiku.
Jika sungguh berserah dan berdoa padaNya,
Tuhan membuka jalan bagiku.
‘Ku yakin Tuhan tuntun langkahku
serta membuka jalan bagiku.
‘Ku mencari wajahNya, maka malampun cerah;
Tuhan membuka jalan bagiku.
‘Ku yakin Tuhan tuntun langkahku
serta membuka jalan bagiku.
Bagi Dia hidupku, kata dan tindakanku;
Tuhan membuka jalan bagiku.