Kamis, 30 Maret 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 165: 1-2
MAUKAH KAU JAYA ATAS SETERU
Maukah kau jaya atas serteru,
atas pencobaan dalam hidupmu;
dan melawan dosa yang menggodamu?
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Ref.
Tinggal dalam Yesus, walau jalan g'lap;
biar kau bersama dengan-Nya tetap.
Di setiap waktu janganlah jemu;
tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Hati yang gelisah amat tertekan,
menantikan kabar, ringankan beban.
Kau pun dapat b'rikan damai yang penuh;
tinggal dalam Yesus yang menjagamu. (Ref.)
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB 1 Samuel 16: 11-13
RENUNGAN
Dalam sebuah pertemuan katekisasi, seorang pendeta bertanya kepada katekisan: apakah Roh Kudus sama dengan hati nurani? Seketika para katekisan terdiam, berpikir, dan hening. Rasanya sulit menjawab pertanyaan ini.
Hati nurani menurut KBBI merupakan perasaan hati yang murni sedalam-dalamnya. Seringkali, hati nurani dijadikan dasar untuk memutuskan banyak hal, termasuk hal-hal yang penting dan genting. Roh Kudus pun kita imani sebagai Roh Tuhan yang ada dalam diri kita, yang menolong dan memampukan kita melakukan kehendak Tuhan. Jadi, apakah Roh Kudus sama dengan hati nurani?
Bacaan hari ini menunjukkan hal yang menarik tentang penunjukkan Daud sebagai raja Israel. "Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud..." (ay. 13). Apakah itu artinya ada masa di man Roh TUHAN tidak berkuasa dalam diri seseorang? Tentu saja tidak demikian. Alkitab mencoba membahasakan penyertaan Tuhan dalam peran Daud sebagai raja dengan kalimat yang demikian. Namun sesungguhnya, Roh Kudus selalu berkarya dalam diri seseorang. Tidak pernah absen, terus menerus menyertai. Namun seringkali, sifat manusiawi kita yang membatasi bahkan membungkam karya Roh Kudus demi memenuhi keinginan kita sendiri.
Alkitab mencatat Daud sebagai sosok raja yang patuh kepada Tuhan, walaupun ada juga kejatuhannya. Namun, itu bukan berarti Daud tidak lagi disertai oleh Roh Kudus. Dalam kejatuhan Daud dalam dosa dengan istri Uria, Daud mengedepankan keinginannya sendiri. Bisa dikatakan, ada dorongan kuat dalam diri Daud untuk kemudian mengambil Batsyeba dan melakukan perbuatan keji itu. Tentu itu bukan pekerjaan Roh Kudus, karena Roh Kudus akan selalu mengarahkan kita kepada Tuhan. Mungkin perasaan Daud sangat dalam sehingga berani melanggar aturan itu dan berusaha menutupinya. Bisakah itu dikategorikan sebagai hati nurani? Bisa jadi, bisa juga bukan. Tetapi yang jelas adalah Roh Kudus akan selalu mengarahkan dan mengingatkan kita kepada Tuhan. Nabi Natan yang dipakai Tuhan untuk menegur karena Daud tidak bertobat. Setelah mendapat teguran, Daud berubah, menyesali perbuatannya dan bertobat.
Roh Kudus tidak sama dengan hati nurani. Perasaan dan hati manusia bisa saja keliru, hati nurani bisa juga dipahami dengan cara yang tidak tepat. Tetapi Roh Kudus adalah Roh Tuhan yang ada dalam diri setiap orang percaya. Ia akan selalu menuntun kita dalam kebenaran Tuhan. Dalam keberdosaan kita, Roh Kudus akan terus menggerakkan kita untuk bertobat dan melakukan kehendak Tuhan.
Roh Kudus mampu menggerakkan hati nurani untuk bertindak dan mengambil keputusan yang tepat dan benar. Maka dari itu, marilah kita mengarahkan hati dan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan, seperti yang sering kita ucapkan menjelang akhir ibadah Minggu. Kiranya karya Roh Kudus tetap bisa dirasakan oleh setiap kita hari demi hari. Amin.
DOA SYAFAAT
- Kesehatian bangsa-bangsa untuk keluar dari krisis ekonomi global.
- Kesediaan setiap pribadi orang percaya untuk terus dituntun oleh Roh Kudus.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 165: 3-4
MAUKAH KAU JAYA ATAS SETERU
Maukah kau menjadi penerus berkat
dan kasih sempurna kau pegang erat?
Biar Roh Kudus pimpin langkahmu;
tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Ref.
Tinggal dalam Yesus, walau jalan g'lap;
biar kau bersama dengan-Nya tetap.
Di setiap waktu janganlah jemu;
tinggal dalam Yesus yang menjagamu.
Ingin kau bersatu dengan Tuhanmu,
tinggal beserta-Nya s'lama hidupmu;
dan tetap berdoa tak kenal jemu?
Tinggal dalam Yesus yang menjagamu. (Ref.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar