Keteguhan Iman dan Kasih Setia Allah

TATA IBADAH HARIAN
Sabtu, 1 Februari 2025


NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 14 - Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan

Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya
kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya
kunyanyikan s'lamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setiaMu, Tuhan
ku tuturkan tak jemu kasih setiaMu turun temurun.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya.
kunyayikan kasih setia Tuhan selamanya
kunyanyikan s'lamanya.

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB
Mazmur 71:1-6; 1 Tawarikh 36:11-21 dan Yohanes 1:43-51

RENUNGAN
KETEGUHAN IMAN DAN KASIH SETIA ALLAH

Menjalani kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menggoyahkan iman kita. Namun, Allah selalu menunjukkan kasih setia-Nya. Melalui firman TUhan hari ini, kita diajak untuk belajar dari keteguhan iman Pemazmur, pemulihan Allah bagi umat-Nya, dan ketaatan murid-murid Yesus dalam menanggapi panggilan-Nya.

Mazmur 71;1-6 - Allah, Tempat Perlindungan Sejak Masa Muda. "Engkaulah tempat perlindunganku sejak muda, bahkan sejak kandungan ibuku,  Engkau yang menopang aku" (Mazmur 71:5-6). Pemazmur menyatakan kepercayaannya yang mendalam kepada Allah, yang telah menjadi tempat  perlindungan sejak masa mudanya. Tidak peduli apa yang ia hadapi, ia percaya  bahwa Allah setia menjaga dan menuntunnya.

Mari merenungkan:
  1. Ketika menghadapi situasi sulit, apakah kita langsung mencari perlindungan    kepada Allah?
  2. Bagaimana kita dapat lebih mempercayakan hidup kita kepada kasih setia-Nya?

1 Tawarikh 36:11-21- Pemulihan di Tengah Ketidaktaatan. Kisah ini menceritakan kehancuran Yerusalem karena ketidaktaatan para pemimpinnya. Mesti begitu, Allah tidak membiarkan umat-Nya binasa. Ia memberikan pengharapan akan pemulihan di masa depan. "Namun TUHAN Allah nenek moyang mereka, terus menerus mengutus para utusan-Nya untuk memperingatkan mereka ..."(1 Tawarikh 36:15). Kasih setia Allah terlihat jelas dalam kesabaran-Nya. Dia terus mencari dan memanggil umat-Nya kembali kepada-Nya.

Mari merenungkan:
  1. Apakah ada hal dalam hidup kita yang perlu dipulihkan oleh Allah?
  2. Bagaimana kita dapat menerima kasih setia Allah meski terkadang merasa tidak layak?

Yohanes 1 :43-51 - Panggilan untuk Mengikut Yesus. "Ikutlah Aku!" (Yohanes 1:43). Yesus memanggil Filipus dan Natanael untuk mengikuti-Nya. Meski awalnya Natanael ragu, pertemuannya dengan Yesus membukakan hatinya untuk percaya. Filipus langsung menanggapi panggilan dengan sukacita, menunjukkan ketaatan dan keteguhan iman yang  dibutuhkan adalam mengikuti Kristus.
 
Mari merenungkan:
  1. Ketika Yesus memanggil kita melalui berbagai cara, apakah kita segera                merespons dengan iman dan ketaatan?
  2. Bagaimana kita dapat mengajak orang lain untuk mengenal kasih setia Allah      seperti Filipus mengajak Natanael?

Keteguhan iman dan kasih setia Allah adalah dasar hidup yang kokoh. Mazmur mengajarkan kita untuk bersandar pada Allah sebegai tempat perlindungan. 
1 Tawarikh mengingatkan kita bahwa kasih setia Allah tetap ada meski kita jatuh dalam dosa. Yohanes menunjukkan panggilan Yesus yang membutuhkan respons iman dan ketaatan. Amin.

DOA SYAFAAT
* Keluarga yang berbagi cerita
* Pergumulan keluarga

NYANYIAN PENUTUP
KJ. 370 - 'Ku Mau Berjalan dengan Jurus'lamatku

'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku 
di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya ke mana juga aku mau mengikutNya.
Sampai aku tiba di neg'ri baka.

Reff:
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 'ku tetap 
mendengar dan mengikut-Nya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 
ya ke mana juga 'ku mengikut-Nya.

'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku
di lembah gelap, di badai yang menderu.
Aku takkan takut di bahaya apa pun
bila 'ku dibimbing tangan Tuhanku.

Sekalipun Susah...

(Senin, 3 Februari 2025)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

SETIALAH

(KJ 446 : 1, 3)

 

Setialah kepada Tuhanmu,

hai kawan yang penat.

Setialah, sokongan-Nya tentu 

di jalan yang berat.

'Kan datang Raja yang berjaya

menolong orang yang percaya.

Setialah!


Setialah! Bertahanlah tetap

sehingga kau menang.

Setialah! Selamatmu genap,

sesudah berperang.

Meski bertambah marabaya,

t'lah hampir habis susah payah.

Setialah!


Pembacaan Kitab Mazmur Mazmur 56

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : 1 Raja-Raja 17: 8-16

Perjanjian Baru    : 1 Korintus 2: 6-16


Renungan 

    "Ga ngerti saya, kenapa Tuhan meminta saya melakukan semuanya ini. Padahal tindakan ini adalah tindakan yang penuh resiko dan cukup berat buat saya. Susah buat saya ngejalaninnya!" Itulah sepenggal kalimat yang terkadang kita dengar diucapkan oleh seseorang yang mengalami kesulitan untuk mencerna apa yang Tuhan mau dalam hidupnya. Tanggapan seperti ini mungkin juga mewakili diri kita saat kita berjumpa dengan kehendak Tuhan yang begitu sulit untuk kita praktikkan dan lakukan dalam kehidupan kita. Dalam situasi seperti ini apakah kita tetap harus melakukannya?

    Mari kita belajar dari seorang janda yang tinggal di Sarfat. Pada waktu itu, ia kedatangan seorang tamu di rumahnya. Tamu itu tanpa basa-basi langsung meminta tolong kepada si janda. Dia meminta agar si janda itu menyediakan minum baginya. Ketika si janda sedang berjalan untuk mengambilkan minum, tamu itu langsung menambahkan permintaannya. Dia meminta agar si janda juga menyediakan sepotong roti buatnya. 

    Bagi si janda, permintaan pertama bukanlah hal yang susah untuk dipenuhi, sebab dia memiliki air minum untuk dibagikan kepada sang tamu. Namun, untuk permintaan kedua, dia merasa susah untuk memenuhinya. Sebab, dia sendiri tidak mempunyai roti. Dia hanya punya segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Kalaupun tepung dan minyak itu dipakainya untuk membuat roti, maka itu hanya cukup untuk dirinya dan anaknya, sesudah itu dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Bahkan untuk makan selanjutnya saja, dia tidak punya. 

    Mendapat respon yang demikian, maka sang tamu pun berusaha untuk meyakinkan si janda agar dia tetap dapat membantu dan menolongnya. Sang tamu mengatakan: "Jangan takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." (1 Raja-raja 17: 13-14) Mendengar perkataan yang demikian itu, maka si janda kemudian melakukan seperti apa yang diminta oleh sang tamu. Dan benarlah. Si janda mengalami seperti yang dikatakan oleh sang tamu. Tepung dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang disampaikan oleh sang tamu kepadanya.

    Belajar dari pengalaman si janda, kita diingatkan bahwa ketika kita berhadapan dengan kehendak Tuhan yang sulit dan susah bagi kita, maka pilihan yang tepat adalah tetap percaya dan melakukan seperti yang Tuhan perintahkan. Sebab, di balik perintah itu pasti ada sesuatu yang baik, yang hendak Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Tuhan: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia". (1 Kor 2:9) Amin.

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat selalu peduli pada kebersihan lingkungan dan berusaha untuk terus menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitarnya.


Nyanyian Penutup

 

SETIALAH, SETIALAH

(NKB 154: 1, 3)

 

Setialah, setialah selama hidupmu.

Ikuti jalan Tuhan-Mu dengan tetap teguh.

Meski penuh derita di dalam dunia,

tetapi jangan 'kau gentar tetap setialah.


Setialah, setialah menjadi hamba-Nya.

Meski besar rintanganmu, tetap percayalah.

Selalu 'kau dibimbing ke air yang tenang,

kelak mahkota milikmu di sorga yang terang.

Berseru! - Kamis, 30 Januari 2025

Kamis, 30 Januari 2025

TATA IBADAH HARIAN

Jumat, 31 Januari 2025

 

 

Pujian Pembukaan

KJ 417 : 1 – 3 – Serahkan Pada Tuhan

 

Serahkan pada Tuhan seluruh jalanmu;

kuatirmu semua ditanggungNya penuh.

Sedangkan angin lalu dituntun tanganNya,

pun jalan di depanmu, Tuhan mengaturnya.

 

Hendaklah kau percaya kepada Tuhanmu;

niscaya kau bahagia kerjamu pun teguh.

Usahamu sendiri takkan menolongmu;

Tuhanmu mengingini doamu yang tekun.

 

Ya Bapa yang rahmani, Kau sungguh mengenal

yang baik bagi kami di dalam tiap hal.

Setia Kaulakukan maksudMu yang tetap;

terwujudlah semua sempurna dan lengkap.

 

 

PEMBACAAN Mazmur

Salah Seorang anggota persekutuan membacakan Mazmur 71:1-6 

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Persekutuan

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·       2 Tawarikh 35:20-27 

·       Kisah Para Rasul 19:1-10

 

 

Percaya kepada Tuhan

 

 

Tuhan itu kuasanya jauh melampaui sebuah bangsa. Dia bisa menggerakkan bangsa lain untuk menyatakan maksudnya, termasuk ketika Tuhan menghukum Israel dan Yehuda karena kejahatan mereka. 

Ketika Nekho, raja Mesir maju berperang di Karkemis di tepi sungai Efrat, Yosia menghadapinya. 

 

Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku, supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya!" Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido. (2 Tawarikh 35:21-22) 

 

Namun Yosia tetap menghadapinya dan akhirnya Yosia meninggal karena panah (2 Taw. 35:23-27).

Menjadi penurut Tuhan, itulah yang mestinya dilakukan oleh Yosia. Ia memang raja yang berjasa untuk mengembalikan umat kepada Tuhan, beribadah kepada Tuhan. Sayangnya Yosia tidak mengikuti perkataan Tuhan. Pemazmur memberi teladan:

 

Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan kejam. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji. (Mazmur 71:4-6) 

 

Tuhan sebagai gunung batu, benteng perlindungan bagi umat dalam sepanjang hidup.

Ketika Paulus di Efesus, ia menemui beberapa orang yang dibaptis dengan baptisan Yohanes, dan mereka bersedia menerima Baptisan dalam nama Tuhan Yesus, sekalipun ada juga yang menolak (Kis. 19:9-10).

 

Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (Kisah Para Rasul 19:4-8) 

 

Percaya kepada Tuhan patut dilakukan oleh umat dalam segala keadaan; baik atau tidak baik waktunya, dan belajar mempercayakan diri kepada - Nya.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Pemimpin daerah terpilih melakukan program yang berpihak pada rakyat.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

KJ 417 : 5 – 7 – Serahkan Pada Tuhan

 

Beban kekuatiran lepaskan sajalah;

segala kesedihan tinggalkan segera.

Tak mampu kauatasi segala-galanya;

Rajamu yang abadi menyelesaikannya.

 

Tentulah kadang-kadang tak nampak tanganNya,

bagaikan t’lah terhadang terang anugerah,

seolah-olah Tuhan tak lagi mendengar

keluhan  dan seruan di saat kau gentar.

 

Tetap senantiasa percayalah teguh;

tak mungkin ‘kau binasa di pergumulanmu.

Tuhanmu mengalihkan yang paling susah pun

menjadi kebajikan di jalan hidupmu.

LAY CAN MEN CU CIAO CU YESU - 29 Januari 2025

 

Tataibadah Harian

Rabu, 29 Januari 2025

 

“LAY CAN MEN CU CIAO CU YESU”

 

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

Lay Can Men Cu Ciao Cu Yesu” (Memuji Tuhan Selalu)

 

Lay can men cu ciao cu Yesu

Lay ya wo men can men cu

Lay can men cu ciao cu Yesu

Lay ya wo men can men cu

 

     Can mei, can mei!

     Lay ya wo men can men cu

     Can mei, can mei!

     Lay ya wo men can men cu

 

Memuji Tuhan selalu, mari kita puji Dia!

Memuji Tuhan selalu, mari kita puji Dia!

 

     Puji, puji! Mari kita puji Dia!

     Puji, puji! Mari kita puji Dia!

 

 

Bacaan I: Yeremia 36.27–32

Pesan yang penting dalam perikop ini

Bagian ini mengisahkan keteguhan firman Tuhan dan kesetiaan Yeremia saat mengalami penolakan. Firman Tuhan tidak bisa dikalahkan oleh apapun. Yeremia menunjukkan perlawanan terhadap raja, betapapun harus menghadapi ancaman dan kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya.

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 119.89-96

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

 

1.    Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan

2.    Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan

3.    Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 4.38-44

Pesan melalui perikop       

Bagian ini mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di awal pelayanan Yesus di Galilea. Di sini Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus yang menderita demam tinggi.  

Mari kita melihatnya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

·      Di tangan Yesus, tidak ada persoalan yang tak terpecahkan. Akankah kita percaya pada hal ini?

·      Pemulihan yang diberikan oleh Yesus bersifat total, karena ibu mertua Simon langsung bisa beraktivitas dan langsung melayani Yesus. Jika kita disembuhkan Tuhan, bersediakah kita menerima panggilan Tuhan dengan melayani orang-orang yang membutuhkan keberadaan kita?

·      Yesus bersedia melayani banyak orang. Dia juga melayani orang lain dengan belas kasihan, bukan sekadar bentuk tanggung jawab atau kewajiban. Bagaimana kita melayani orang lain? Seperti Yesus jugakah?

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

·      Jika kita mengalami karya Tuhan dalam hidup, apa yang akan kita lakukan sebagai ungkapan syukur kepada-Nya?

·      Adakah belas kasihan kita melihat orang-orang sakit atau mengalami penderitaan? Ataukah kita mengeraskan hati dan mengabaikan apa yang mereka alami?

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

·      Jika ada orang mengalami kesulitan, seberapa cepatkah kita bergerak dan menyediakan diri menolongnya?

·      Melalui sikap yang konkret, kita sebetulnya sedang melaksanakan pekabaran Injil terhadap orang lain. Sadarkah kita akan hal itu?

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:

·      Bersyukurlah untuk pelayan-pelayan Tuhan di gereja, yang menyediakan waktu bergumul dengan kebutuhan orang lain, betapapun tidak selalu mudah menjalaninya.

·      Doakan mereka agar melayani dengan landasan belas kasihan, sehingga tergerak menolong yang kesulitan tanpa berbagai pertimbangan yang akhirnya membuatnya tidak melakukan apapun.

 

Nyanyian Umat

NKB 138 – Makin Serupa Yesus, Tuhanku

Makin serupa Yesus, Tuhanku,
inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah,
makin setia dan rajin bekerja.


Ya Tuhanku, ‘ku b’rikan padaMu
hidup penuh dan hatiku seg’nap.
Hapuskanlah semua dosaku,
jadikanlah ‘ku milikMu tetap.

 

Makin serupa Yesus, Tuhanku,
setiap hari ini doaku:
Makin bergiat menjadi muridnya,
makin berani menjadi saksinya.

 

JUJUR: SAKIT TAPI MENYELAMATKAN! - Selasa, 28 Januari 2025

Selasa, 28 Januari 2025 – JUJUR: SAKIT TAPI MENYELAMATKAN!

 

NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 212 – YA ALLAH, KASIHMU BESAR
Syair dan lagu: Januar Ishak
 
Ya Allah, kasihMu besar,
lebih besar dari segala,
tiada terduga dalamnya,
tiada terjangkau luasnya.
Ya Yesus, kasihMu besar,
lebih besar dari segala.
Hidup kekal Engkau beri
dan aku hidup berseri!
 
Refrein:
Dalam doa aku bersyukur
atas limpah kasihMu.
Ajar aku mengasihiMu
dan sesama manusia.



 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

2 KORINTUS 7:2-12

 

RENUNGAN

"Jujur tapi babak belur." 

Mungkin kita sering mendengar hal ini. Menyampaikan kejujuran menjadi situasi tidak mudah karena mungkin bisa menyakiti orang lain. Apalagi jika kejujuran itu adalah tentang kebenaran yang harus disampaikan dan dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman bahkan terluka. Di sisi lain, kejujuran yang menyakitkan seringkali menjadi pintu menuju pemulihan dan kehidupan yang lebih baik. Seperti minum obat pahit, kebenaran harus disampaikan dengan kasih dapat membawa kesembuhan bagi kehidupan.

Dalam 2 Korintus 7:2-12, Paulus menunjukkan bagaimana ia berani menegur jemaat di Korintus dengan jujur. Paulus tahu bahwa surat yang diberikan akan menyakitkan hati mereka, tetapi ia tetap melakukannya karena kasih kepada mereka serta kerinduan agar mereka hidup dalam kebenaran Allah. Kejujuran yang mendatangkan dukacita, menurut Paulus jika itu berasal dari kehendak Allah maka akan membawa pertobatan dan keselamatan.

Dalam kehidupan saat ini, tidak sedikit orang yang menghindari kejujuran karena takut menyakiti atau merusak relasi. Di satu sisi kita membiarkan orang lain tenggelam dalam ketidakbenaran atau dosa. Di sisi lain, konflik yang seharusnya dapat diselesaikan justru makin memburuk. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menyampaikan kejujuran dengan kasih sehingga membawa pertobatan dan perubahan. Ketika meyampaikan kebenaran, sampaikan dengan tujuan kasih dan menyelamatkan. Kiranya kejujuran selalu menjadi jalan bagi diri kita sendiri maupun orang lain menemukan kasih dan keselamatan dari Allah.

Amin.

 

DOA SYAFAAT

·         Gereja yang membantu masyarakat dengan berbagai program pembedayaan masyarakat.

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 130 – HIDUP YANG JUJUR
Syair: Living for Jesus; T.O. Chisholm,
Terjemahan: E. L. Pohan (bait 1); Yamuger (bait 2-4),
Lagu: C. Harold Lowden,
Hak Cipta: Rodeheaver Co.
 
Hidup yang jujur hendak ‘ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin ‘ku ikat dengan Penebus.
Refrein:
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.
 
Bagiku Yesus memb’ri nyawaNya
menanggung dosaku di Golgota.
Terdorong kasih begitu mulia,
seluruh hidup ‘ku b’ri padaNya. Refrein:



 

JANGAN TAMAK! - Sabtu, 25 Januari 2025

Sabtu, 25 Januari 2025 – JANGAN TAMAK!

 

NYANYIAN PEMBUKA
NKB 133 – SYUKUR PADAMU, YA ALLAH
Syair: Thanks to God!; August Ludvig Storm,
Terjemahan Inggris: Norman Johnson,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,
Lagu: John Alfred Hultman
 
Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.
 
Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat
 
Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!



 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

NEHEMIA 5:1-13

 

RENUNGAN

Di kehidupan modern saat ini, sering kali mengajarkan “lebih banyak” berarti “lebih baik”. Dari promosi barang mewah hingga perlombaan mendapatkan posisi teratas di pekerjaan, semangat materialisme seringkali mendorong seseorang untuk mencari lebih banyak – uang, kekuasaan, dan status. Bahkan jika itu harus merugikan dan mengambil hak orang lain akan dilakukan. Tanpa disadari, ketamakan menjadi bagian hidup kita, merusak hubungan, dan memadamkan kasih yang sejati.

Dalam Nehemia 5:1-13, pada saat itu Bangsa Israel sedang menghadapi krisis besar. Orang-orang miskin mengeluh karena harus meminjam uang untuk membeli makanan dan membayar pajak pada raja. Akibatnya, mereka terjebak dalam hutan yang semakin membebani. Bahkan, banyak yang harus menggadaikan ladang dan anak-anak mereka menjadi budah demi bertahan hidup. Ironisnya, pelaku penindasan itu bukanlah bangsa asing, tapi sesama bangsa mereka Yahudi.

Ketika mendengar keluhan ini, Nehemi marah. Ia menyadari bahwa praktik pinjaman dengan bunga tinggi dan pengambilan tanah adalah wujud ketamakan yang bertentangan dengan hukum Tuhan. Ia menegur para pemimpin dan orang kaya, mengingatkan mereka untuk hidup dalam kasih dan takut akan Tuhan. Respon mereka: bertobat dan mengembalikan apa yang dirampas, bahkan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa ketamakan tidak hanya merusak individu namun juga merusak persaudaraan dan komunitas. Dalam dunia modern, ketamakan mungkin terlihat dalam bentuk yang berbeda – keserakahan dalam mencari keuntungan bisnis, mengejar kepuasan pribadi tanpa peduli dampaknya terhadap orang lain, atau bahkan dalam hubungan yang didasari kepentingan sendiri. Seperti Nehemia, kita dipanggil untuk hidup dengan keberanian menolak ketidakadilan dan ketamakan. Ketika kita menjadi saluran kasih Tuhan, kita ikut memulihkan dunia yang penuh penderitaan akibat keserakahan. Firman Tuhan juga mengingatkan kita untuk memperhatikan car akita menggunakan berkat yang telah Tuhan percayakan. Apakah untuk diri sendiri atau untuk juga membangun kehidupan sesama? Berdoalah supaya kita diberi hati dan spiritualitas kecukupan dan keberanian untuk tidak menjadi tamak. Mari hidup berbagi kasih dan dunia ini lebih baik. Amin.

 

DOA SYAFAAT

·         Keluarga yang rajin bersekutu dan berdoa.

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 179 – LAMA ‘KU ENGGAN MENGIKUT JALAN TUHAN
Syair dan lagu: Long My Stubborn Will Kept Saying; Haldor Lillenas,
Terjemahan: P. H. Pouw / B. Maruta
 
Lama ‘ku enggan mengikut jalan Tuhan,
hanya turut hawa nafsu diriku.
Serta ‘ku memandang Penebus di salib,
aku berserah kepada Rajaku.
Refrein:
Iring kehendak Mukhalis sungguh indah,
ada damai, hilanglah keluh kesah.
Jiwa dapat berteduh dalam naungan Tuhanku,
dan merasa perhentianNya.
 
Set’lah tubuhku dan jiwa ‘ku serahkan
pada Tuhan dengan sungguh dan tetap,
‘ku miliki rasa damai serta aman,
meskipun di dalam jurang yang gelap. Refrein:
 
Seg’nap waktuku sekarang Tuhan punya,
pun recana hidupku dan hartaku.
Tiap hari aku junjung Firman Allah,
dan mashyurkan nama Yesus, Rajaku. Refrein:
 

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025