(Senin, 3 Februari 2025)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
SETIALAH
(KJ 446 : 1, 3)
Setialah kepada Tuhanmu,
hai kawan yang penat.
Setialah, sokongan-Nya tentu
di jalan yang berat.
'Kan datang Raja yang berjaya
menolong orang yang percaya.
Setialah!
Setialah! Bertahanlah tetap
sehingga kau menang.
Setialah! Selamatmu genap,
sesudah berperang.
Meski bertambah marabaya,
t'lah hampir habis susah payah.
Setialah!
Pembacaan Kitab Mazmur Mazmur 56
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Raja-Raja 17: 8-16
Perjanjian Baru : 1 Korintus 2: 6-16
Renungan
"Ga ngerti saya, kenapa Tuhan meminta saya melakukan semuanya ini. Padahal tindakan ini adalah tindakan yang penuh resiko dan cukup berat buat saya. Susah buat saya ngejalaninnya!" Itulah sepenggal kalimat yang terkadang kita dengar diucapkan oleh seseorang yang mengalami kesulitan untuk mencerna apa yang Tuhan mau dalam hidupnya. Tanggapan seperti ini mungkin juga mewakili diri kita saat kita berjumpa dengan kehendak Tuhan yang begitu sulit untuk kita praktikkan dan lakukan dalam kehidupan kita. Dalam situasi seperti ini apakah kita tetap harus melakukannya?
Mari kita belajar dari seorang janda yang tinggal di Sarfat. Pada waktu itu, ia kedatangan seorang tamu di rumahnya. Tamu itu tanpa basa-basi langsung meminta tolong kepada si janda. Dia meminta agar si janda itu menyediakan minum baginya. Ketika si janda sedang berjalan untuk mengambilkan minum, tamu itu langsung menambahkan permintaannya. Dia meminta agar si janda juga menyediakan sepotong roti buatnya.
Bagi si janda, permintaan pertama bukanlah hal yang susah untuk dipenuhi, sebab dia memiliki air minum untuk dibagikan kepada sang tamu. Namun, untuk permintaan kedua, dia merasa susah untuk memenuhinya. Sebab, dia sendiri tidak mempunyai roti. Dia hanya punya segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Kalaupun tepung dan minyak itu dipakainya untuk membuat roti, maka itu hanya cukup untuk dirinya dan anaknya, sesudah itu dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Bahkan untuk makan selanjutnya saja, dia tidak punya.
Mendapat respon yang demikian, maka sang tamu pun berusaha untuk meyakinkan si janda agar dia tetap dapat membantu dan menolongnya. Sang tamu mengatakan: "Jangan takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." (1 Raja-raja 17: 13-14) Mendengar perkataan yang demikian itu, maka si janda kemudian melakukan seperti apa yang diminta oleh sang tamu. Dan benarlah. Si janda mengalami seperti yang dikatakan oleh sang tamu. Tepung dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang disampaikan oleh sang tamu kepadanya.
Belajar dari pengalaman si janda, kita diingatkan bahwa ketika kita berhadapan dengan kehendak Tuhan yang sulit dan susah bagi kita, maka pilihan yang tepat adalah tetap percaya dan melakukan seperti yang Tuhan perintahkan. Sebab, di balik perintah itu pasti ada sesuatu yang baik, yang hendak Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Tuhan: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia". (1 Kor 2:9) Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar masyarakat selalu peduli pada kebersihan lingkungan dan berusaha untuk terus menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Nyanyian Penutup
SETIALAH, SETIALAH
(NKB 154: 1, 3)
Setialah, setialah selama hidupmu.
Ikuti jalan Tuhan-Mu dengan tetap teguh.
Meski penuh derita di dalam dunia,
tetapi jangan 'kau gentar tetap setialah.
Setialah, setialah menjadi hamba-Nya.
Meski besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu 'kau dibimbing ke air yang tenang,
kelak mahkota milikmu di sorga yang terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar