Sabtu, 25 Januari 2025 – JANGAN TAMAK!
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 133 – SYUKUR PADAMU, YA ALLAH
Syair: Thanks to God!; August Ludvig Storm,
Terjemahan Inggris: Norman Johnson,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,
Lagu: John Alfred Hultman
Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.
Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat
Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
NEHEMIA 5:1-13
RENUNGAN
Di kehidupan modern saat ini, sering kali
mengajarkan “lebih banyak” berarti “lebih baik”. Dari promosi barang mewah
hingga perlombaan mendapatkan posisi teratas di pekerjaan, semangat
materialisme seringkali mendorong seseorang untuk mencari lebih banyak – uang,
kekuasaan, dan status. Bahkan jika itu harus merugikan dan mengambil hak orang
lain akan dilakukan. Tanpa disadari, ketamakan menjadi bagian hidup kita,
merusak hubungan, dan memadamkan kasih yang sejati.
Dalam Nehemia 5:1-13, pada saat itu Bangsa Israel
sedang menghadapi krisis besar. Orang-orang miskin mengeluh karena harus
meminjam uang untuk membeli makanan dan membayar pajak pada raja. Akibatnya, mereka
terjebak dalam hutan yang semakin membebani. Bahkan, banyak yang harus
menggadaikan ladang dan anak-anak mereka menjadi budah demi bertahan hidup.
Ironisnya, pelaku penindasan itu bukanlah bangsa asing, tapi sesama bangsa
mereka Yahudi.
Ketika mendengar keluhan ini, Nehemi marah. Ia menyadari
bahwa praktik pinjaman dengan bunga tinggi dan pengambilan tanah adalah wujud
ketamakan yang bertentangan dengan hukum Tuhan. Ia menegur para pemimpin dan
orang kaya, mengingatkan mereka untuk hidup dalam kasih dan takut akan Tuhan.
Respon mereka: bertobat dan mengembalikan apa yang dirampas, bahkan berjanji
untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa ketamakan tidak
hanya merusak individu namun juga merusak persaudaraan dan komunitas. Dalam dunia
modern, ketamakan mungkin terlihat dalam bentuk yang berbeda – keserakahan dalam
mencari keuntungan bisnis, mengejar kepuasan pribadi tanpa peduli dampaknya
terhadap orang lain, atau bahkan dalam hubungan yang didasari kepentingan
sendiri. Seperti Nehemia, kita dipanggil untuk hidup dengan keberanian menolak
ketidakadilan dan ketamakan. Ketika kita menjadi saluran kasih Tuhan, kita ikut
memulihkan dunia yang penuh penderitaan akibat keserakahan. Firman Tuhan juga
mengingatkan kita untuk memperhatikan car akita menggunakan berkat yang telah
Tuhan percayakan. Apakah untuk diri sendiri atau untuk juga membangun kehidupan
sesama? Berdoalah supaya kita diberi hati dan spiritualitas kecukupan dan
keberanian untuk tidak menjadi tamak. Mari hidup berbagi kasih dan dunia ini
lebih baik. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Keluarga
yang rajin bersekutu dan berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar