POV (Point of View) - Kamis, 29 Februari 2024

Kamis, 29 Februari 2024

Iman Menghasilkan Sikap Percaya

 TATA IBADAH HARIAN

Rabu, 28 Februari 2024

 

Pujian Pembukaan

KJ 280:1-2 “aku percaya”

1.       Aku percaya Allah yang kekal,
yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa Pencipta alam semesta,
yang mengasihi manusia.

2.      Aku percaya Put’ra TunggalNya
yang disalibkan di Golgota,
yang dari kubur bangkit dan menang,
naik ke sorga dalam terang.

 

PEMBACAAN MAZMUR

Pembacaan Mazmur 105:1-11, 37-45

Di bacakan oleh salah orang dari anggota keluarga

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

·       Yeremia 30:12-22

·       Yohanes 12:36-43

 

 Iman Meghasilkan Sikap Percaya ”

              Sebagian orang yang percaya kepada satu hal atau seseorang ketika kita sudah melihat kehebatan atau yang dilakukannya berhasil, sehingga kita dapat percaya kepada orang tersebut.

              Hal percaya juga terjadi dimana Yesus melakukan mukjizat yang dilakukan-Nya dan beberapa orang yang melihat hal tersebut percaya Kepada-Nya, namun ada juga beberapa orang yang melihat tetapi masih tidak percaya dan lebih menolak keberadaan Yesus. Ada juga orang-orang yang takut dijauhi atau dikucilkan sekalipun mereka percaya namun mereka lebih memilih diam dan menyembunyikannya.

              Inilah sikap orang-orang yang ada di Yerusalem saat itu. Berulang kali Yesus mengundang mereka untuk percaya kepada-Nya. Bahkan, di hari-hari terakhir-Nya Ia masih mengingatkan agar orang-orang yang sudah melihat mukjizat dan mendengarkan pengajaran-Nya mau percaya. Namun, mereka tetap tegar, sama seperti orang-orang Yehuda pada zaman nabi Yesaya ketika sang nabi mengajak mereka untuk bertobat dari sikap memberontak mereka kepada Tuhan. Kondisi ini juga menggenapi nubuat Yesaya.

               Seseorang memiliki yang Namanya iman dan tidak ada satu orang pun yang dapat memaksa diri kita untuk mau percaya atau tidak mau percaya pada hal apapun itu. Iman adalah hubungan pribadi kita dengan Allah. Di dalam iman kita hanya diri sendiri yang dapat mengambil keputusan untuk diri sendiri.

              Kita sendiri tentu telah melihat dan terus-menerus merasakan kebaikan dan kasih Allah, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dalam hidup kita setiap hari. Semua itu adalah cara Allah memanggil kita untuk menjadi percaya kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Selagi pintu anugerah Allah masih terbuka lebar bagi kita, selagi masih ada kesempatan untuk percaya, marilah datang merespons panggilan-Nya.

 

REFLEKSI

Setiap anggota keluarga melakukan refleksi atas renungan hari ini dan direfleksikan dengan kehidupan masing-masing.

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Setiap anggota keluarga mendoakan setiap pokok doa:

·       Anggota Jemaat mengambil minimal satu pelayanan satu orang

·       Kesehatan keluarga

·       Pendidikan anak atau cucu

·       Bangsa dan Negara

·       Penutup (doa Bapa Kami)

 

 

Pujian Penutup

1.      KJ 280:3 “aku percaya”

3.       Aku percaya pada Roh Kudus
yang mendiami kita terus.
Aku percaya G’reja yang esa;
‘ku jadi suci di dalamnya.

 

 

Perjalanan Hidup Orang Beriman

(Selasa, 27 Februari 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Tuhan, Tolonglah, Bangunkan Iman

(PKJ 282: 1-2)

 

Tuhan tolonglah bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.

Tuhan tolonglah bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.

Ubahlah hatiku, jamahlah diriku

biar di tangan-Mu berbentuk.

Tuhan tolonglah bangunkan iman;

pulihkanlah kasih yang remuk.


Hati bersujud, jiwa menyembah;

hidupku masyhurkan kasih-Mu.

Hati bersujud, jiwa menyembah;

hidupku masyhurkan kasih-Mu.

T'rimalah baktiku, layakkan diriku

untuk kemuliaan nama-Mu.

Hati bersujud, jiwa menyembah;

hidupku masyhurkan kasih-Mu.


Pembacaan Mazmur 105: 1-11, 37-45

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Kejadian 22: 1-19

Perjanjian Baru : Ibrani 11: 1-3


Renungan 

    Hidup sebagai orang beriman di tengah dunia terkadang memperhadapkan kita pada tantangan-tantangan yang tidak mudah untuk kita hadapi. Tak jarang kita harus berhadapan dengan pengalaman-pengalaman yang membawa kita dalam pergumulan hidup yang menantang iman kita. Berbagai persoalan-persoalan hidup kadang membuat iman kita menjadi goyah. Di tengah situasi kehidupan yang demikian ini, kita diajak untuk belajar dari kisah perjuangan Abraham dalam mewujudkan imannya di tengah kehidupannya. Sebagai seorang ayah yang merindukan hadirnya keturunan, sejatinya Abraham telah mendapatkan apa yang selama ini ia nantikan. Dan ternyata penantian yang begitu panjang itu, bukanlah penantian yang sia-sia. Kepercayaannya kepada janji Tuhan yang akan memberikan keturunan dari rahim  Sara pada akhirnya terwujud juga. Kehadiran Ishak dalam kehidupan keluarganya merupakan jawaban atas penantiannya panjang yang selama ini ia hadapi. 

    Namun, kini Abraham harus menghadapi babak baru dalam perjalanan imannya. Allah berfirman kepadanya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kej 22:2). Abraham harus berhadapan dengan perintah Allah yang sangat tidak mudah untuk ia lakukan.  Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak bagi Tuhan. Sebuah perintah yang secara logika layak untuk ditolak oleh setiap orang tua yang memiliki anak dalam kehidupan ini. Bagaimana mungkin seorang ayah rela mempersembahkan anaknya sendiri? Jikalau ada perintah yang seperti ini, maka perintah ini pantaslah untuk ditolak. Sebab, yang namanya orang tua justru bertanggungjawab untuk merawat dan menjaga anaknya, bukan mengorbankan anaknya. Jika ada orang tua yang mengorbankan anak sendiri, maka dia akan dianggap dan dipandang sebagai orang tua yang tidak memiliki kasih. Orang tua yang tidak memiliki hati.

    Di sinilah iman Abraham diuji. Apa yang nantinya dia pilih sebagai keputusannya akan menunjukkan seperti apa imannya kepada Allah. Apakah dia akan lebih memilih untuk menolak perintah itu dengan alasan kasih sayang kepada anaknya? Atau dia akan tetap melakukan perintah itu sebagai wujud kesetiaannya kepada Allah yang telah memberikan anak kepadanya? Jika kita membaca Kejadian 22: 1-19, maka kita menemukan apa yang menjadi pilihan Abaraham. Ia tetap memilih untuk mengikuti perintah itu. Pilihan Abraham ini menunjukkan betapa besarnya iman Abraham kepada Allah dan betapa dia mengenal betul siapa Allah yang telah berfirman kepadanya itu. Ia menyakini bahwa Allah yang dipercayainya adalah Allah yang tidak setega itu. Ia percaya bahwa pada waktunya nanti Allah sendirilah yang akan menyediakan korban pengganti untuk Ishak. Sebab itulah, ketika Ishak bertanya, Abraham menjawab: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." (Kej. 22:8)

    Belajar dari kisah perjalanan iman Abraham ini, kita diingatkan bahwa iman terbentuk dari penggenalan yang benar tentang Allah. Kita akan dapat semakin beriman kepada-Nya, jika kita mengenal siapa Dia yang telah memanggil kita dalam kehidupan ini. Tanpa penggenalan yang benar tentang Allah, tidaklah lahir iman yang kuat kepada-Nya. Oleh karena itu, betapa pentingnya di dalam perjalanan hidup kita sebagai orang beriman, kita terus belajar mengenali Allah kita, supaya ketika kita diperhadapkan pada pilihan-pilihan dalam kehidupan ini, kita dapat memilih hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah tanpa ragu, dengan berlandaskan iman kita kepada Allah. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah untuk Gereja agar terus tergerak membantu masyarakat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dapat mereka kerjakan di tengah pelayanan mereka.


Nyanyian Penutup

 

Ya Tuhan, Kuatkan Imanku

(PKJ 249: 1-3)

 

Ya Tuhan, kuatkan imanku,

jauhkan dari pencobaan

dan bimbing hamba-Mu selalu

setia turut kehendak-Mu.


Ya Tuhan, Kaulah Pelindungku,

bersama-Mu tenang hidupku.

Si Jahat pun tak 'kan berdaya

jikalau Tuhan besertaku.


Ya Tuhan, 'ku yakin kuasa-Mu

menuntun setiap langkahku.

Ajarlah aku menyerahkan diriku

ke dalam tangan-Mu.


Kepada Tuhan Yang Agung: Hormat G'rak!

 

 TataIbadah

Senin - 26 Februari 2024

Kepada Tuhan Yang Agung: Hormat G'rak!

 

 

 

Tenang

Berdiamlah selama semenit, rasakan suasana di sekeliling Saudara. Dengarkanlah semilir angin yang bertiup, tanpa kehilangan pendengaran terhadap suara-suara lain di sekitarnya.

Nyanyikanlah pujian dari

NKB 7 – Nyanyikanlah Nyanyian Baru

 

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah,

Pencipta cakrawala.

Segala Serafim, Kerubim, pujilah Dia

besarkanlah nama-Nya.

 

            Bersorak-sorai bagi Rajamu!

            Bersorak-sorai bagi Rajamu!

 

Puji Dia, wahai mentari, wahai bulan,

Sembahlah Dia terus.

Dan wahai bintang-bintang terang yang gemerlapan

muliakan Penciptamu.

 

 

Bacalah Mazmur 105.1-11, 37-45

Pilihlah satu bagian ayatnya dan cobalah mengingatnya sebentar. Resapilah bagian itu dan jadikan sebagai pesan penting menjalani hari ini.

 

 

Perenungan Firman

Berdoalah sebelum membaca perikop

Ibrani 1.8-12

                                

Renungan

 

Siapakah Tuhan di mata kita?

 

Penulis kitab Ibrani memaparkan keyakinannya tentang Tuhan, yang digambarkannya sebagai sosok pemimpin yang memerintah dengan benar dan adil. Dalam Dia tidak akan ditemukan kecurangan atau keberpihakan pada siapapun.

 

Penulis kitab ini percaya bahwa Tuhan merupakan pribadi yang sangat suka berbuat adil dan sangat benci perbuatan yang jahat. Itulah sebabnya Allah Bapa sangat menyukai orang yang seperti ini dan akan mengaruniakan kehormatan yang tinggi bagi-Nya.

 

Dalam dunia yang kita tinggali sekarang ini, godaan untuk tidak berpegang pada nilai yang murni sangat sering kita alami. Alih-alih bersikap ideal dan berusaha menjunjung yang benar, kita justru akhirnya berpihak kepada yang menguntungkan kita, entah secara moril ataupun material.

 

Ketidakkonsistenan atau inkonsistensi sikap bukanlah hal yang baik. Dalam ayat 10-12 penulis menegaskan bahwa Tuhan Sang Pencipta seluruh hal dalam hidup ini, memiliki kekuasaan besar dan menunjukkan kesetiaan terhadap idealismenya. Apa yang dulu dikatakan-Nya, akan terus dikatakan-Nya juga di masa kini.

 

Tuhan akan terus menyertai kita dalam hidup. Ia takkan pergi dan meninggalkan kita, seperti janjinya, “Kamu tidak akan pernah dibiarkan berjalan sendiri”. Di tengah kefanaan bumi dan segala isinya, Tuhan tetap bertahan dan selalu ada.

 

Apa gunanya mengetahui dan menyadari hal ini?

1)     Kita bisa mengandalkan Dia setiap saat. Jika butuh pertolongan dan bimbingan, Ia akan selalu menyediakannya bagi kita;

2)     Kita diajak taat pada semangat memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Hidup memang sering tak berpihak pada kita, artinya kita bisa saja kehilangan keuntungan-keuntungan yang selama ini bisa kita peroleh, namun hendaknya integritas kita terhadap Tuhan yang setia itu juga tak tergoyahkan;

3)     Takut akan Tuhan harus senantiasa menjadi pegangan kita. Jangan pernah membiarkan diri kita dilemahkan oleh hal lain yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan dan akhirnya membuat kita melecehkan Tuhan.

 

 

 

Doa Permohonan

Mari mendoakan agar

1.      memasuki minggu Prapaskah III upaya memurnikan diri bisa dilakukan seoptimal mungkin

2.      semangat hidup memperjuangkan keadilan dan mengupayakan kebenaran bisa terus dijunjung tinggi

3.      bapel-bapel GKI Serpong bisa mulai merumuskan dan merancangkan kegiatan yang lebih selaras dengan roadmap dan arah (visi misi) gereja ke depan

 

Menutup ibadah hari ini, mari menyanyikan

NKB 52 – Hai Orang Yang Beriman

 

Hai orang yang beriman, tetap waspadalah!

Sebab t’lah larut malam, kelam bertambahlah.

Hai jagalah pelita dan janganlah cemas,

berjaga dan berdoa, k’lak datang Pelepas.

 

B’ri lampu t’rus bernyala dan tambah minyaknya.

Jangan putus asa, tetap bersiaplah.

Pengawal di dewala memandang ke masyrik,

menanti datang fajar yang hilangkan pedih.

 

TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 01 Maret 2024

 

 

Pujian Pembukaan

NKB 73 : 1 – 2 – KASIH TUHANKU LEMBUT

 

Kasih Tuhanku lembut! Pada-Nya ku bertelut

dan kudambakan penuh: Kasih besar!

Yesus datang di dunia, tanggung dosa manusia;

bagiku pun nyatalah: Kasih besar! 

 

Refrein :

Kasih besar! Kasih besar!

Tidak terhingga dan ajaib benar:

Kasih besar!

 

Ditolong-Nya yang penat dan yang berbeban berat

juga orang yang sesat, Kasih besar!

Walau hatimu cemar, kasih-Nya lebih besar

dan membuat ‘kau benar, Kasih besar!

 

 

PEMBACAAN Mazmur

Salah Seorang Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 19

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·       Keluaran 19:9b-15 

·       Kisah Para Rasul 7:30-40

 

Tuhan yang Mau Dikenal

 

 

Tuhan itu kudus, dan kekudusan-Nya menghanguskan orang. Untuk itulah Tuhan berpesan kepada Musa supaya umat menguduskan diri dalam tiga hari disertai dengan berbagai ketentuan untuk menghargai kekudusan Tuhan (Kel. 19:10-13).

Tuhan yang kudus itu mau dikenal oleh umat. Dia bukan Tuhan yang jauh dan menjauhkan diri kepada umat-Nya.

Dia bahkan menemui Musa untuk mewartakan keselamatan, yang lalu ditolak oleh orang Israel di Mesir, sebagaimana yang diceritakan Stefanus ketika ia diadili (Kis. 7:30-40).

Tuhan yang kudus selain menemui umat, Dia juga diceritakan oleh buatan tangan-Nya; makhluk bumi dan segala isinya.

 

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. (Mazmur 19:1-5a) 

 

Tuhan memberikan diri untuk dikenal oleh umat-Nya, supaya tahu bagaimana kasih-Nya kepada umat.

Sekarang, adakah kita bersedia mengenal Tuhan yang kudus sekaligus mengasihi kita?

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Keamanan yang kondusif Pasca Pemilu.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

NKB 73 : 3 – KASIH TUHANKU LEMBUT

 

Wahai insan, datanglah! Mari sambut kasih-Nya

ingat akan janji-Nya: Kasih besar!

Yesus t’lah memanggilmu, simak suara-Nya merdu

dan serahkan hatimu, Kasih besar!

 

Refrein :

Kasih besar! Kasih besar!

Tidak terhingga dan ajaib benar:

Kasih besar!

Rancangan yang Indah

 TATA IBADAH HARIAN

Selasa, 20 Februari 2024

 

Pujian Pembukaan

pkj 127:1-2 “Jadilah, tuhan, kehendakmu”

  1. Jadilah, Tuhan, kehendakMu:
    ‘ku tanah liat di tanganMu.
    Bentuklah aku sesukaMu,
    aku nantikan sentuhanMu.

2.      jadilah, Tuhan, kehendakMu!
Sucikan hati, pikiranku.
Tiliklah aku dan ujilah
‘ku di depanMu sujud sembah.

PEMBACAAN MAZMUR

Pembacaan Mazmur 77

Di bacakan oleh salah orang dari anggota keluarga

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

·       Ayub 5:8-27

·       1 Petrus 3:8-18a

 

 Rancangan yang Indah”

              Perjalan hidup tentu tidak selalu berjalan mulus dan sesuai dengan yang kita inginkan, di dalam perjalanan hidup kita seringkali kita menghadapi halangan dan kegagalan. Hal yang terjadi dalam hidup kita tentu kita menjadikan itu sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Ayub juga mengalami kekesakan dalam hidupnya, dia mengalami peristiwa yang menyakitkan hatinya. Namun Ayub tidak merespons hal tersebut sebagai kutukan Tuhan atas apa yang terajadi pada dirinya dan Ayub tidak memandang hal tersebut sebagai hukuman dari Tuhan. Ayub justru memandang itu semua sebagai cara Tuhan mendidik, dan mengajaknya untuk semakin mendekat dan menyerahkan hidupnya pada Tuhan.

              “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang diteguh Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Maha Kuasa. Karena Dia yang melukai, tetapi dia juga yang membalut; Dia yang memukul, tetapi tangan-Nya juga yang menyembuhkan (Ayub 5:17-18).”

              1 Petrus menegaskan ketika mengalami kekesakan dalam hidup, kita sebagai orang yang beriman meskipun kita menderita dan mengalami kekesakan, kita mau percaya dan beriman bahwa Tuhan memiliki rancangan bagi kita yang dikasihinya. Petrus menganjurkan umat agar selalu berbuat baik, sebab terdapat nasihat yang Petrus sampaikan kepada umat:

              “Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat (1 Petrus3:17).”

              Jika kita selalu memegang teguh iman yang percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan atau merancang kehidupan yang buruk bagi kita, namun seperti yang Ayub Imani bahwa dalam kesesakannya dia selalu memandang itu sebagai cara Tuhan mendidik, dan mengajaknya untuk semakin dekat serta mau menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

               

 

REFLEKSI

Setiap anggota keluarga melakukan refleksi atas renungan hari ini dan direfleksikan dengan kehidupan masing-masing.

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Setiap anggota keluarga mendoakan setiap pokok doa:

·       Gereja dan Masyarakat bekerjasama menghadapi masalah lingkungan

·       Kesehatan keluarga

·       Pendidikan anak atau cucu

·       Bangsa dan Negara

·       Penutup (doa Bapa Kami)

 

 

Pujian Penutup

pkj 127:3-4 “Jadilah, tuhan, kehendakmu”

3.       Jadilah, Tuhan, kehendakMu!
Segala kuasa di tanganMu.
Tolonglah, Tuhan, aku lemah,
jamahlah aku, kuatkanlah.

 

  1. Jadilah, Tuhan, kehendakMu!
    Berilah RohMu kepadaku.
    Kehidupanku kuasailah
    hingga t’rang Kristus tampak cerah.

 

 

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025