Sabtu, 30 September 2023
TATA IBADAH HARIAN KELUARGA
Jumat,
29 September 2023
Pujian Pembukaan
NKB 154 : 1 – 2 – SETIALAH, SETIALAH
Setialah,
setialah selama hidupmu.
Ikuti
jalan Tuhanmu dengan tetap teguh.
Meski
penuh derita di dalam dunia,
tetapi
jangan ‘kau gentar, tetap setialah.
Setialah,
setialah mengikut Tuhanmu.
Bersaksilah
di dunia tentang Penebusmu
yang
mati disalibkan di bukit Golgota
tetapi
Dia bangkitlah, besar kuasa-Nya
PEMBACAAN MAZMUR
Salah Seorang Anggota Keluarga membacakan Mazmur
78:1-4, 12-16
Doa Pembukaan dan Perenungan
Firman
Oleh Salah
Seorang Anggota Keluarga
Pembacaan dan perenungan Firman
·
Bilangan 20:1-13
·
Kisah Para Rasul 13:32-41
Taat dalam
Segala Keadaan
Pemazmur selalu mengingatkan pelajaran dari masa
lalu yang telah membentuk mereka sebagai sebuah bangsa; bagaimana mereka jatuh
dan bangun mengikut Tuhan. Bahkan Musa pun karena ketidaktaatannya kepada
perintah Tuhan, ia harus menerima akibatnya.
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
"Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di
depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini
masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." (Bilangan 20:12)
padahal apa yang dilakukan Musa? Memang dia berkata
kepada umat namun ia berkata dengan amarah dan memukul batu itu sehingga ia
tidak menghargai kekudusan Tuhan. Oleh karena itu pemazmur mengingatkan:
Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk
pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan
mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan
teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui,
dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami tidak hendak
sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan
yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan
ajaib yang telah dilakukan-Nya. (Mazmur 78:1-4)
Belajar dari masa lalu untuk lebih baik di hari ini
dan masa depan adalah pelajaran berharga dari sejarah.
Paulus mengingatkan bagaimana masa lalu bangsa
Israel tentang ketaatan kemudian digenapi oleh Kristus dalam ketaatan-Nya
kepada Bapa.
Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan
kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah
digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus,
seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah
memperanakkan Engkau pada hari ini. Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan.
Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji
yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (Kisah
Para Rasul 13:32-34)
Dengan ketaatan Kristus Yesus maka dunia
diselamatkan.
Oleh karena itu mari kita selalu belajar tentang
ketaatan kepada Tuhan supaya dalam hidup yang Tuhan beri kita menjadi umat yang
selalu taat dan setia kepada-Nya.
SAAT HENING
Doa syafaat dan Penutup
Berdoa
untuk :
· Sekalipun berbeda pilihan masyarakat dewasa
menyikapi perbedaan pilihan politik.
· Kesehatan keluarga
· (Bisa ditambahkan sendiri oleh
anggota keluarga)
· Penutup
Pujian Penutup
NKB 154 : 3 – SETIALAH, SETIALAH
Setialah,
setialah menjadi hamba-Nya.
Meski
besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu
‘kau dibimbing ke air yang tenang,
kelak
mahkota milikmu di sorga yang terang.
semuanya sama bukan?
Tataibadah Harian
Rabu, 27 September 2023
semuanya
sama bukan?
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
KJ 60 – Hai Makhluk
Alam Semesta
Hai makhluk alam
semesta Tuhan Allahmu pujilah:
Haleluya, Haleluya!
Surya perkasa dan
terang,
candra, kartika
cemerlang
puji Allah, tiap
kala:
Haleluya, haleluya,
haleluya!
Hai segenap
saudaraku, pujilah Tuhan Allahmu,
Haleluya, Haleluya!
Abdi berhati mulia,
ucapkan syukur
pada-Nya!
puji Allah, tiap
kala:
Haleluya, haleluya,
haleluya!
Mazmur 106.1-12
Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Siapakah
yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN,
memperdengarkan
segala pujian kepada-Nya?
Berbahagialah
orang-orang yang berpegang pada hukum,
yang
melakukan keadilan di segala waktu!
Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu,
perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu,
supaya
aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu,
supaya
aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu,
dan
supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri.
Kami dan
nenek moyang kami telah berbuat dosa,
kami
telah bersalah, telah berbuat fasik.
Nenek
moyang kami di Mesir tidak mengerti
perbuatan-perbuatan-Mu
yang ajaib,
tidak
ingat besarnya kasih setia-Mu,
tetapi
mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau.
Namun
diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya,
untuk
memperkenalkan keperkasaan-Nya.
Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering,
dibawa-Nya
mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun.
Demikian
diselamatkan-Nya mereka dari tangan pembenci,
ditebus-Nya
mereka dari tangan musuh;
air
menutupi para lawan mereka, seorangpun dari pada mereka
tiada tinggal.
Ketika
itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya,
mereka
menyanyikan puji-pujian kepada-Nya.
Persiapan
merenung
NKB 120 – Tiada Lain
Landasanku
Tiada lain
landasanku,
hanyalah pada
darah-Mu
Tiada lain
harapanku
‘ku bersandarkan
nama-Mu.
Kristuslah Batu Karangku
di atas Dia ‘ku
teguh;
Landasan lain hancur luluh.
Perjanjian dan
darah-Mu
menjadi dasar
hidupku;
Walau segalanya
rebah,
Perlindunganku:
Tuhanlah.
Pembacaan
Alkitab
Seorang
membacakan Yesaya 41.1-13
Seorang
lain membacakan Matius 18.1-5
Pada
waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang
terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus memanggil seorang anak kecil,
menempatkannya di tengah-tengah mereka dan berkata, ”Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu: Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, siapa saja yang
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Surga. Siapa saja yang menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku.” (TB2, LAI)
Renungan: semuanya
sama bukan?
Zaman
sekarang medsos sangat berpengaruh dalam keseharian kita. Ketika melihat gawai,
kita tergiur melihat berita tentang orang lain – entah kita kenal atau tidak,
entah ada hubungannya dengan hidup kita atau tidak – dan bisa jadi
membandingkan diri kita dengannya.
Misalnya
ditemukan peristiwa pembakaran sampah di sekitar Tangerang Selatan beberapa
waktu belakangan ini. Atau kecelakaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan
kerugian bagi pengendaranya atau bagi orang lain.
Pembandingan
yang kita lakukan mungkin berupa pertanyaaan – atau pernyataan – retoris yang kira-kira
bunyinya seperti ini, “rasanya saya tidak akan melakukan hal semacam itu” atau “Apakah
saya juga bakal mengalami hal semacam itu?”
Dalam perikop
Injil hari ini diceritakan percakapan antara murid-murid Yesus dengan diri-Nya.
Di dalamnya muncul pertanyaan yang sebenarnya mau memperlihatkan kesombongan
dengan cara membandingkan diri dengan orang lain. Jika murid Yesus jumlahnya
lebih dari 1 orang, siapakah yang menurut Yesus paling hebat atau paling baik
di antara mereka?
Para
murid ingin diakui dan dianggap lebih hebat daripada yang lain. Ini merupakan
salah satu sifat manusia yang kita kenal sebagai kesombongan. Oleh karena itu, alih-alih
menjawab pertanyaan itu, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menghadapkannya
kepada mereka. Anak itu dijadikan sebagai alat untuk menjawab mereka. Bagi
Yesus, seorang anak kecil tidak mempermasalahkan siapa temannya, apakah ia lebih
hebat atau tidak; jika berteman, ia tidak memilih berdasarkan kualitas manusianya.
Yang dilakukannya hanyalah bermain bersamanya, apakah temannya itu sama-sama laki-laki
atau sama-sama perempuan; tidak memusingkan apakah temannya itu pintar atau
tidak. Sikapnya terhadap siapapun sama saja, tidak khawatir disaingi atau malah
ingin merasa lebih ketimbang yang lain.
Ajakan bagi
kita adalah hidup dalam kesetaraan; siapapun yang hidup bersama kita merupakan
teman bagi kita. Jangan dianggap pesaing, apalagi musuh!
Doa
Syafaat
Mari
mendoakan:
-
Supaya para pelayan Tuhan melayani dengan hikmat Tuhan
-
Kehidupan gereja Tuhan, agar anggota-anggotanya termotivasi hidup
sebagai pelayan bagi sesama
Nyanyi
Bersama
PKJ 255 – Firman-Mu Kupegang Selalu
Firman-Mu kupegang selalu,
saat duka saat senang.
Jalan hidup yang akan
datang
tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku
dan menjadi keluhanku,
firman-Mu kupegang selalu,
sayap-Mu tempat berteduh.
Firman-Mu, Tuhan,
kupegang s’lalu
hilanglah keraguanku!
Bila hatiku rasa susah,
pada-Mu aku berserah,
firman-Mu kupegang selalu,
maka amanlah jiwaku.
Peringatan!
(Selasa, 26 September 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Pujilah Tuhan, Sang Raja
(KJ 10 : 1, 3)
Pujilah Tuhan, Sang Raja yang Mahamulia!
Segenap hati dan jiwaku, pujilah Dia!
Datang berkaum, b'rilah musikmu bergaung,
Angkatlah puji-pujian!
Pujilah Tuhan yang bijak menggubah tubuhmu;
dalam kasih-Nya seluruh hidupmu tertuntun;
hatimu tahu: berulang kali engkau
oleh sayap-Nya terlindung.
Pembacaan Mazmur 106 : 1-12
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 28 : 10-17
Perjanjian Baru : Roma 16 : 17-20
Renungan
Ketika berkendara di jalan raya, terkadang kita menjumpai tanda-tanda tertentu yang dibuat untuk memberi peringatan kepada kita sebagai pemakai jalan. Rambu-rambu peringatan itu diberikan dengan tujuan agar kita memperhatikannya dengan baik, sebab di jalan yang sedang kita lalui ada ada kondisi-kondisi tertentu yang bisa menyebabkan kita ada dalam bahaya atau mengalami kecelakaan. Misalnya ketika kita berkendara di jalan tol yang sedang dalam perbaikan, maka kita akan mendapati banyaknya rambu-rambu peringatan yang diberikan untuk membuat kita sadar bahwa di depan sedang ada perbaikan. Biasanya dalam jarak beberapa ratus meter, peringatan itu telah diberikan dan semakin dekat dengan lokasi perbaikan, maka akan semakin banyak tanda peringatan yang dapat kita temui. Peringatan diberikan dengan tujuan untuk diperhatikan agar kita tidak mengalami kecelakaan atau berada dalam situasi bahaya. Demikian jugalah yang dituliskan oleh Paulus kepada Jemaat di Roma.
Dalam surat Roma 16:17-20 Paulus memberikan peringatan kepada Jemaat di Roma untuk berhati-hati terhadap orang-orang yang ajarannya bertentangan dengan pengajaran iman yang telah mereka terima selama ini dan yang menimbulkan perpecahan dalam tubuh Kristus. Bagi Paulus, orang-orang seperti itu perlu untuk diwaspadai dan dihindari. Sebab orang-orang yang seperti itu bukanlah orang-orang yang melayani Kristus, melainkan orang-orang yang berusaha untuk mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri dengan memakai nama Kristus. Jemaat Roma diminta untuk berhati-hati dan tetap bijaksana dalam menyaring apa yang mereka ajarkan dan sampaikan, supaya Jemaat tidak terjatuh pada perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan kehendak Kristus. Peringatan yang disampaikan Paulus ini bertujuan untuk menjaga Jemaat agar mereka tetap hidup dalam kebenaran yang telah diajarkan Kristus kepada mereka.
Demikian jugalah sikap yang perlu kita miliki dalam kehidupan kita sebagai umat Tuhan di masa kini. Di tengah pertumbuhan iman kita sebagai pengikut Kristus, kadang kita juga diperhadapkan pada banyaknya ajaran yang disampaikan oleh orang lain kepada kita. Pada masa sekarang ini, kemajuan teknologi memungkinkan kita untuk dapat mengakses banyak informasi di media sosial dan media digital. Terkadang di sana kita menjumpai banyaknya pengajaran-pengajaran yang dibuat oleh orang lain yang tidak kita kenal dengan mengatasnamakan kekristenan. Dalam situasi seperti ini, sikap kritis dan waspada menjadi sangat penting untuk kita miliki dalam kehidupan kita.
Jangan sampai iman yang telah kita yakini hingga hari ini justru dilemahkan oleh ajaran-ajaran yang tidak sehat bagi iman kita. Tuhan tidak ingin kita menempuh jalan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, saringlah segala informasi itu dengan kebenaran firman Tuhan yang telah kita terima selama ini. Jangan asal menerima dan asal mengikuti apa yang diinformasikan oleh orang lain yang tidak kita kenal. Jadilah bijaksana dalam menerima berbagai informasi dan pengajaran dalam kehidupan kita, supaya iman kita tetap sehat dan kita tidak mudah disesatkan oleh berbagai informasi yang berseliweran dalam hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar gereja dan masyarakat dapat terus bekerjasama menghadapi masalah yang ada di lingkungannya.
Nyanyian Penutup
Tuntun Aku, Tuhan Allah
(KJ 412: 1-2)
Tuntun aku, Tuhan Allah
lewat gurun dunia.
Kau perkasa dan setia;
bimbing aku yang lemah.
Roti sorga, Roti sorga,
puaskanlah jiwaku,
puaskanlah jiwaku.
Buka sumber Air Hidup
penymebuhan jiwaku,
dan berjalanlah di muka
dengan tiang awan-Mu.
Jurus'lamat, Jurus'lamat,
Kau Perisai hidupku,
Kau Perisai hidupku.
Berani Berkata Tidak!
(Senin, 25 September 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Berhimpun Semua
(KJ 15 : 1, 3)
Berhimpun semua menghadap Tuhan
dan pujilah Dia, Pemurah benar.
Berakhirlah segala pergumulan,
doiganti kedamaian yang besar.
Berdoa dan jaga supaya jangan
pengoda merugikan jiwamu.
Di dunia tegaklah kemenangan
dan dasarnya imanmu yang teguh.
Pembacaan Mazmur 106 : 1-12
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Kejadian 27 : 1-29
Perjanjian Baru : Roma 16 : 1-16
Renungan
Pernahkah Anda melakukan kebohongan dalam kehidupan ini? Apa yang Anda alami ketika Anda melakukan kebohongan pertama kali dalam kehidupan Anda? Merasa takut dan tidak tenang? Ya, itulah juga yang dirasakan oleh Yakub ketika pertama kali dia disuruh oleh Ribka, ibunya untuk melakukan kebohongan terhadap ayahnya. Dalam kitab Kejadian 27 : 1-29 dikisahkan bahwa pada suatu kali, Ribka mendengar bahwa Ishak menyuruh Esau untuk berburu dan membawakan baginya seekor binatang buruan yang sudah diolah menjadi makanan yang enak, supaya bisa ia makan. Setelah itu, ia akan memberikan berkatnya kepada Esau sebelum ia mati. Ribka mengetahui betul betapa pentingnya berkat seorang ayah bagi anaknya. Berkat itu akan mendatangkan kebaikan bagi sang anak yang diberkatinya secara khusus. Biasanya berkat ini diberikan kepada anak laki-laki pertama dalam sebuah keluarga. Berkat inilah yang sering disebut orang sebagai berkat kesulungan.
Ribka, yang hatinya telah condong kepada anak bungsunya berharap berkat itu diberikan bukan kepada Esau melainkan kepada Yakub. Ribka tidak mempunyai keberanian untuk mengutarakan pendapatnya itu kepada Ishak, suaminya. Sebab, sebagai seorang perempuan pada masa itu, dia sadar bahwa berkat seorang ayah akan diberikan kepada siapa, itu sejatinya merupakan hak dari sang ayah. Sekalipun ia adalah istrinya, namun ia tidak punya hak untuk mencampuri akan hal itu. Oleh karena itu, dia merencanakan tipu daya agar berkat itu bisa jatuh kepada Yakub dan bukan kepada Esau. Hal itulah yang kemudian dia sampaikan kepada Yakub. Ribka menyampaikan apa yang menjadi rencananya kepada Yakub dan ia meminta Yakub untuk mengikuti rencana itu.
Yakub tidak langsung menerima dan patuh pada apa yang dikatakan ibunya. Yakub menanggapi perkataan Ribka itu dengan kalimat, "Tetapi Esau, kakakku adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat." (Kej 27:11-12) Melalui perkataannya ini, Yakub sebenarnya ragu dan enggan untuk mengikuti apa yang menjadi rencana ibunya itu. Yakub takut untuk melakukan kebohongan dan menipu ayahnya, sebagaimana yang direncanakan ibunya. Namun, Ribka meyakinkan Yakub dan dia bersedia untuk menanggung resiko yang akan terjadi jika Ishak mengetahui penipuan itu. Di sinilah Yakub baru kemudian melakukan seperti yang diperintahkan ibunya kepadanya.
Apa yang dialami oleh Yakub ini juga terkadang kita alami dalam kehidupan kita. Terkadang kita sebenarnya mengetahui bahwa apa yang akan kita lakukan itu tidaklah sesuai dengan kebenaran. Terkadang kita merasa takut dan ragu untuk melakukan sesuatu karena kita tahu bahwa yang akan kita lakukan itu adalah hal yang tidak benar. Namun, karena desakan dari orang lain atau pihak lain, pada akhirnya kita melakukannya juga. Demikianlah awalnya ketidakbenaran itu terjadi dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki prinsip bahwa jika memang itu sesuatu yang tidak benar dan kita tahu akan hal itu, maka apapun yang dikatakan orang atau bagaimanapun orang berusaha meyakinkan kita agar kita mau melakukannya, kita harus berani untuk berkata tidak mau supaya kita tidak terjatuh pada hal yang tidak benar itu. Terkadang diperlukan sebuah ketegasan untuk kita dapat terhindar dari pengaruh buruk dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang tegas untuk berkata 'tidak' terhadap apapun yang tidak benar dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar pemerintah diberikan karunia dan kemampuan untuk terus membuka peluang-peluang usaha yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga menjadi jalan bagi sebagian masyarakat untuk dapat membangun kesejahteraan hidup.
Nyanyian Penutup
Ya Tuhan, Tiap Jam
(KJ 457: 1-2)
Ya Tuhan, tiap jam
'ku memerlukan-Mu,
Engkaulah yang memb'ri
sejahtera penuh.
Refrain:
Setiap jam ya Tuhan,
Dikau kuperlukan
'ku datang, Jurus'lamat,
berkatilah!
Ya Tuhan, tiap jam
dampingi hamba-Mu;
jikalau 'Kau dekat,
enyah pengodaku.
(kembali ke refrain)
TATA IBADAH HARIAN KELUARGA
Sabtu,
23 September 2023
Pujian Pembukaan
KJ 407 : 1 – 2 – TUHAN, KAU GEMBALA KAMI
Tuhan,
Kau Gembala kami, tuntun kami domba-Mu
B’rilah
kami menikmati, hikmat pengurbanan-Mu
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kami ini milik-Mu
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kami ini milik-Mu
Kau
Pengawal yang setia, Kawan hidup terdekat.
Jauhkan
kami dari dosa, panggil pulang yang sesat.
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kami mohon, b’ri berkat
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kami mohon, b’ri berkat
PEMBACAAN MAZMUR
Salah Seorang Anggota Keluarga membacakan Mazmur
105:1-6, 37-45
Doa Pembukaan dan Perenungan
Firman
Oleh Salah
Seorang Anggota Keluarga
Pembacaan dan perenungan Firman
·
Keluaran 16:22-30
·
Matius 19:23-30
Ketaatan
kepada Tuhan
Tuhan memberikan aturan kepada umat untuk ditaati.
Aturan ini juga berlaku ketika Tuhan memberikan manna; tentang manna di hari
keenam; umat mestilah mengambil dua kali lipat pada hari keenam untuk dimakan
juga di hari ketujuh (Kel. 16:22-27).
Namun sayangnya ada saja umat yang tidak menurut.
Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa
lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku? Perhatikanlah,
TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia
memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu
masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh
itu." Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh. (Keluaran
16:28-30)
Ketaatan kepada Tuhan adalah sikap seorang umat
yang percaya kepada Tuhan yang menyelamatkan mereka.
Dituntun-Nya umat-Nya keluar dengan kegirangan dan
orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai. Diberikan-Nya kepada mereka
negeri-negeri bangsa-bangsa, sehingga mereka memiliki hasil jerih payah
suku-suku bangsa,
agar supaya mereka tetap mengikuti ketetapan-Nya,
dan memegang segala pengajaran-Nya. Haleluya! (Mazmur 105:43-45)
Ketaatan kepada Tuhan memang sulit dilakukan
jikalau manusia masih dilingkupi keegoisan seperti yang dicontohkan oleh Tuhan
Yesus (Mat. 19:23-24).
Oleh karena itu Tuhan Yesus menegaskan:
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia
bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk
juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan
setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki
atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan
menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi
banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan
menjadi yang terdahulu." (Matius 19:28-30)
Ketaatan. Itulah yang perlu dilakukan oleh setiap
orang percaya. Taat kepada Tuhan yang telah memberikan hidup, dan ketaatan itu
diwujudkan dalam mengikuti aturan-aturan yang ada, yang Tuhan berikan kepada
kita.
SAAT HENING
Doa syafaat dan Penutup
Berdoa
untuk :
·
Keluarga yang terbuka dan percaya kepada Tuhan.
· Kesehatan keluarga
· (Bisa ditambahkan sendiri oleh
anggota keluarga)
· Penutup
Pujian Penutup
KJ 407 : 3 – 4 – TUHAN, KAU GEMBALA KAMI
JanjiMu,
Kaut’rima kami, walau hina, bercela.
yang
berdosa, Kausucikan, Kaubebaskan yang lemah.
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kini kami berserah
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, kini kami berserah
Kehendak-Mu
kami cari, ingin turut maksud-Mu.
Tuhan,
isi hati kami , dengan kasih-Mu penuh.
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, tak terhingga kasih-Mu
Tuhan
Yesus, Jurus’lamat, tak terhingga kasih-Mu
Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025
Kamis, 11 Desember 2025
-
Sabtu, 18 Oktober 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA KJ. 318 _ Berbahagia Tiap Rumah Tangga Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tam...
-
Tataibadah Harian Rabu, 2 Juli 2025 IKUT TUHAN TIDAK SELALU MUDAH, NAMUN … Saat teduh Umat berdiam diri sekitar 30 detik...
-
Sabtu, 5 Juli 2025 SAAT TEDUH PUJIAN PEMBUKA NKB. 206 – Mercusuar Kasih Bapa Mercusuar kasih Bapa memancarkan sinarNya. Namun suluh yang...