Berani Berkata Tidak!

(Senin, 25 September 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Berhimpun Semua

(KJ 15 : 1, 3)

 

Berhimpun semua menghadap Tuhan

dan pujilah Dia, Pemurah benar.

Berakhirlah segala pergumulan,

doiganti kedamaian yang besar.


Berdoa dan jaga supaya jangan

pengoda merugikan jiwamu.

Di dunia tegaklah kemenangan

dan dasarnya imanmu yang teguh.


Pembacaan Mazmur 106 : 1-12

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Kejadian 27 : 1-29

Perjanjian Baru : Roma 16 : 1-16


Renungan 

    Pernahkah Anda melakukan kebohongan dalam kehidupan ini? Apa yang Anda alami ketika Anda melakukan kebohongan pertama kali dalam kehidupan Anda? Merasa takut dan tidak tenang? Ya, itulah juga yang dirasakan oleh Yakub ketika pertama kali dia disuruh oleh Ribka, ibunya untuk melakukan kebohongan terhadap ayahnya. Dalam kitab Kejadian 27 : 1-29 dikisahkan bahwa pada suatu kali, Ribka mendengar bahwa Ishak menyuruh Esau untuk berburu dan membawakan baginya seekor binatang buruan yang sudah diolah menjadi makanan yang enak, supaya bisa ia makan. Setelah itu, ia akan memberikan berkatnya kepada Esau sebelum ia mati. Ribka mengetahui betul betapa pentingnya berkat seorang ayah bagi anaknya. Berkat itu akan mendatangkan kebaikan bagi sang anak yang diberkatinya secara khusus. Biasanya berkat ini diberikan kepada anak laki-laki pertama dalam sebuah keluarga. Berkat inilah yang sering disebut orang sebagai berkat kesulungan. 

    Ribka, yang hatinya telah condong kepada anak bungsunya berharap berkat itu diberikan bukan kepada Esau melainkan kepada Yakub.  Ribka tidak mempunyai keberanian untuk mengutarakan pendapatnya itu kepada Ishak, suaminya. Sebab, sebagai seorang perempuan pada masa itu, dia sadar bahwa berkat seorang ayah akan diberikan kepada siapa, itu sejatinya merupakan hak dari sang ayah. Sekalipun ia adalah istrinya, namun ia tidak punya hak untuk mencampuri akan hal itu. Oleh karena itu, dia merencanakan tipu daya agar berkat itu bisa jatuh kepada Yakub dan bukan kepada Esau. Hal itulah yang kemudian dia sampaikan kepada Yakub. Ribka menyampaikan apa yang menjadi rencananya kepada Yakub dan ia meminta Yakub untuk mengikuti rencana itu. 

    Yakub tidak langsung menerima dan patuh pada apa yang dikatakan ibunya. Yakub menanggapi perkataan Ribka itu dengan kalimat, "Tetapi Esau, kakakku adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat." (Kej 27:11-12) Melalui perkataannya ini, Yakub sebenarnya ragu dan enggan untuk mengikuti apa yang menjadi rencana ibunya itu. Yakub takut untuk melakukan kebohongan dan menipu ayahnya, sebagaimana yang direncanakan ibunya. Namun, Ribka meyakinkan Yakub dan dia bersedia untuk menanggung resiko yang akan terjadi jika Ishak mengetahui penipuan itu. Di sinilah Yakub baru kemudian melakukan seperti yang diperintahkan ibunya kepadanya.

    Apa yang dialami oleh Yakub ini juga terkadang kita alami dalam kehidupan kita. Terkadang kita sebenarnya mengetahui bahwa apa yang akan kita lakukan itu tidaklah sesuai dengan kebenaran. Terkadang kita merasa takut dan ragu untuk melakukan sesuatu karena kita tahu bahwa yang akan kita lakukan itu adalah hal yang tidak benar. Namun, karena desakan dari orang lain atau pihak lain, pada akhirnya kita melakukannya juga. Demikianlah awalnya ketidakbenaran itu terjadi dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki prinsip bahwa jika memang itu sesuatu yang tidak benar dan kita tahu akan hal itu, maka apapun yang dikatakan orang atau bagaimanapun orang berusaha meyakinkan kita agar kita mau melakukannya, kita harus berani untuk berkata tidak mau supaya kita tidak terjatuh pada hal yang tidak benar itu. Terkadang diperlukan sebuah ketegasan untuk kita dapat terhindar dari pengaruh buruk dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang tegas untuk berkata 'tidak' terhadap apapun yang tidak benar dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar pemerintah diberikan karunia dan kemampuan untuk terus membuka peluang-peluang usaha yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga menjadi jalan bagi sebagian masyarakat untuk dapat membangun kesejahteraan hidup.


Nyanyian Penutup

 

Ya Tuhan, Tiap Jam

(KJ 457: 1-2)

 

Ya Tuhan, tiap jam

'ku memerlukan-Mu,

Engkaulah yang memb'ri

sejahtera penuh.


Refrain:

    Setiap jam ya Tuhan,

    Dikau kuperlukan

    'ku datang, Jurus'lamat,

    berkatilah!


Ya Tuhan, tiap jam

dampingi hamba-Mu;

jikalau 'Kau dekat,

enyah pengodaku.

(kembali ke refrain)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025