Tidak Main Aman - Sabtu, 30 September 2023

 Sabtu, 30 September 2023

SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA

PKJ 282: 1, 3 TUHAN TOLONGLAH BANGUNAN IMAN

Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; 
pulihkanlah kasih yang remuk.
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; 
pulihkanlah kasih yang remuk.
Ubahlah hatiku, jamahlah diriku 
biar di tangan-Mu berbentuk.
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman; 
pulihkanlah kasih yang remuk.

Harta dan karya, takhta dan nama 
kusembahkan bagi nama-Mu.
Harta dan karya, takhta dan nama 
kusembahkan bagi nama-Mu.
T'rimalah ya Tuhan baktiku bagi-Mu 
dan berkati akta imanku.
Harta dan karya, takhta dan nama 
kusembahkan bagi nama-Mu.


DOA PEMBUKA



BACAAN ALKITAB   Markus 11: 27-33



RENUNGAN

    Berdebat biasanya untuk menunjukkan pemahaman dan pandangan terkait suatu hal. Orang yang ada dalam forum debat akan mempertahankan argumentasinya, dengan segala apa yang dipahami dan diketahui. Tidak jarang kemudian dalam debat menjadi pelik dan berujung pada konflik. Debat memang dirancang bukan untuk mempunyai satu hasil yang sama pada akhirnya. Justru debat akan memberikan ruang seluas-luasnya kepada orang lain untuk menentukan mana yang terbaik.

    Yesus dalam bacaan kita hari ini tidak dalam kondisi berdebat. Tetapi, para lawan bicaranya menganggap seakan Yesus sedang memulai perdebatan. Mereka merasa sedang dilawan dengan pertanyaan, ketika mereka mengajukan pertanyaan kepada Yesus.

    Isu yang diusung oleh orang-orang di Bait Allah itu langsung tertuju pada apa yang dilakukan Yesus: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?" Mereka merasa tidak nyaman dengan sikap dan tindakan Yesus yang demikian. Di sisi lain, Yesus hanya ingin menjelaskan kuasa yang ada pada-Nya melalui pemahaman orang-orang ini. Mereka yang merupakan imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua, seharusnya mereka paham tentang Mesias yang akan datang itu.

    Mari kita lihat bagaimana paniknya mereka ketika akan menjawab pertanyaan Yesus. Mereka takut salah! Artinya, mereka sendiri tidak memahami apa yang menjadi kegelisahan mereka. Dengan demikian, maka seharusnya mereka tidak perlu bertanya hal yang demikian kepada Yesus. Mereka hanya perlu percaya. Tetapi mereka menolak untuk percaya, bukan hanya kepada Yesus tetapi juga kepada Yohanes Pembaptis yang merupakan pembuka jalan bagi karya dan pelayanan Yesus.

    Ketika mereka memilih untuk main aman, itu menjadi bukti bahwa pemahaman mereka tidak cukup dalam untuk mempertanyakan kuasa Yesus. Tidak heran jika Yesus pun menolak untuk menjawab mereka. Mereka yang harusnya lebih paham tentang apa yang dikerjakan Yesus malah mempertanyakan, bisa dipastikan mereka juga tidak bisa memahami apa yang menjadi jawaban Yesus. Sejak awal mereka sudah tidak percaya pada Yesus, sehingga sekuat apapun argumentasinya akan sulit untuk membuat mereka percaya.

    Lalu, apa yang bisa dipelajari dari bacaan hari ini? Kita sebagai umat pun juga harus menaruh percaya pada Tuhan. Walaupun ada banyak yang tidak masuk akal, tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, atau ada argumentasi lain yang bisa mematahkan rasa percaya itu, iman kita dibentuk melalui pemahaman kita. Pemahaman terkait dengan cara berpikir dan logika. Namun iman tidak hanya tentang itu, tetapi juga soal keyakinan tentang misteri yang hanya milik Tuhan dan kita tidak bisa memahaminya.

    Ketika ada hal yang sulit dipahami, jangan main aman seperti para ahli Taurat, imam kepala dan tua-tua. Milikilah iman dan akui bahwa ada kuasa yang jauh lebih besar daripada kita. Serahkanlah itu kepada Dia, yang berkuasa atas segala-galanya. Yakinilah itu, jangan main aman dengan mengatakan "tidak tahu". Milikilah iman yang kuat untuk mengatakan, "biarlah Tuhan yang berkarya untuk menyatakan kuasanya."



DOA SYAFAAT
  • Berdoa agar keluarga rajin bersekutu dan berdoa.


NYANYIAN PENUTUP
PKJ 282: 4-5    TUHAN TOLONGLAH BANGUNKAN IMAN
Urapi, Tuhan, bibir mulutku 
jadi saksi kebaikan-Mu.
Urapi, Tuhan, bibir mulutku 
jadi saksi kebaikan-Mu.
Pakailah diriku, berkati budiku 
untuk melukiskan kasih-Mu.
Urapi, Tuhan, bibir mulutku 
jadi saksi kebaikan-Mu.

Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan, 
tak setara kemurahan-Mu.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan, 
tak setara kemurahan-Mu.
Tetapi rahmat-Mu tak hitung jasaku, 
sangatlah besar dan mulia.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan, 
tak setara kemurahan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025