semuanya sama bukan?

 

Tataibadah Harian

Rabu, 27 September 2023

semuanya sama bukan?

 

Saat Teduh

 

Nyanyi Bersama

KJ 60 – Hai Makhluk Alam Semesta

 

Hai makhluk alam semesta Tuhan Allahmu pujilah:

Haleluya, Haleluya!

Surya perkasa dan terang,

candra, kartika cemerlang

puji Allah, tiap kala:

Haleluya, haleluya, haleluya!

 

Hai segenap saudaraku, pujilah Tuhan Allahmu,

Haleluya, Haleluya!

Abdi berhati mulia,

ucapkan syukur pada-Nya!

puji Allah, tiap kala:

Haleluya, haleluya, haleluya!

 


Mazmur 106.1-12

Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 

Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN,

memperdengarkan segala pujian kepada-Nya? 

Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, 

yang melakukan keadilan di segala waktu! 

Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu,

perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu, 

supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, 

supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu,

dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri. 

Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, 

kami telah bersalah, telah berbuat fasik. 

Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti 

perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib,

tidak ingat besarnya kasih setia-Mu,

tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau. 

Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, 

untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya. 

Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, 

dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun. 

Demikian diselamatkan-Nya mereka dari tangan pembenci, 

ditebus-Nya mereka dari tangan musuh; 

air menutupi para lawan mereka, seorangpun dari pada mereka tiada tinggal. 

Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya,

mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. 

 

Persiapan merenung

NKB 120 – Tiada Lain Landasanku

 

Tiada lain landasanku,

hanyalah pada darah-Mu

Tiada lain harapanku

‘ku bersandarkan nama-Mu.

 

          Kristuslah Batu Karangku

di atas Dia ‘ku teguh;

          Landasan lain hancur luluh.

 

Perjanjian dan darah-Mu

menjadi dasar hidupku;

Walau segalanya rebah,

Perlindunganku: Tuhanlah.

 

Pembacaan Alkitab

Seorang membacakan Yesaya 41.1-13

Seorang lain membacakan Matius 18.1-5

         

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus memanggil seorang anak kecil, menempatkannya di tengah-tengah mereka dan berkata, ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, siapa saja yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Siapa saja yang menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” (TB2, LAI)

 

Renungan: semuanya sama bukan?

 

 

Zaman sekarang medsos sangat berpengaruh dalam keseharian kita. Ketika melihat gawai, kita tergiur melihat berita tentang orang lain – entah kita kenal atau tidak, entah ada hubungannya dengan hidup kita atau tidak – dan bisa jadi membandingkan diri kita dengannya.  

 

Misalnya ditemukan peristiwa pembakaran sampah di sekitar Tangerang Selatan beberapa waktu belakangan ini. Atau kecelakaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan kerugian bagi pengendaranya atau bagi orang lain.

 

Pembandingan yang kita lakukan mungkin berupa pertanyaaan – atau pernyataan – retoris yang kira-kira bunyinya seperti ini, “rasanya saya tidak akan melakukan hal semacam itu” atau “Apakah saya juga bakal mengalami hal semacam itu?”

 

Dalam perikop Injil hari ini diceritakan percakapan antara murid-murid Yesus dengan diri-Nya. Di dalamnya muncul pertanyaan yang sebenarnya mau memperlihatkan kesombongan dengan cara membandingkan diri dengan orang lain. Jika murid Yesus jumlahnya lebih dari 1 orang, siapakah yang menurut Yesus paling hebat atau paling baik di antara mereka?

 

Para murid ingin diakui dan dianggap lebih hebat daripada yang lain. Ini merupakan salah satu sifat manusia yang kita kenal sebagai kesombongan. Oleh karena itu, alih-alih menjawab pertanyaan itu, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menghadapkannya kepada mereka. Anak itu dijadikan sebagai alat untuk menjawab mereka. Bagi Yesus, seorang anak kecil tidak mempermasalahkan siapa temannya, apakah ia lebih hebat atau tidak; jika berteman, ia tidak memilih berdasarkan kualitas manusianya. Yang dilakukannya hanyalah bermain bersamanya, apakah temannya itu sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan; tidak memusingkan apakah temannya itu pintar atau tidak. Sikapnya terhadap siapapun sama saja, tidak khawatir disaingi atau malah ingin merasa lebih ketimbang yang lain.

 

Ajakan bagi kita adalah hidup dalam kesetaraan; siapapun yang hidup bersama kita merupakan teman bagi kita. Jangan dianggap pesaing, apalagi musuh!  

 

Doa Syafaat

Mari mendoakan:

-        Supaya para pelayan Tuhan melayani dengan hikmat Tuhan

-        Kehidupan gereja Tuhan, agar anggota-anggotanya termotivasi hidup sebagai pelayan bagi sesama

 

Nyanyi Bersama

PKJ 255 – Firman-Mu Kupegang Selalu

Firman-Mu kupegang selalu,

saat duka saat senang.

Jalan hidup yang akan datang

tangan Tuhan yang memegang.

Pencobaan menghimpit aku

dan menjadi keluhanku,

firman-Mu kupegang selalu,

sayap-Mu tempat berteduh.

Firman-Mu, Tuhan,

kupegang s’lalu

hilanglah keraguanku!

Bila hatiku rasa susah,

pada-Mu aku berserah,

firman-Mu kupegang selalu,

maka amanlah jiwaku.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025