TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 28 April 2023

 

 

Pujian Pembukaan

KJ. 285 : 1 – 3 – TUHANKULAH GEMBALAKU

 

Tuhankulah Gembalaku; olehNya ‘ku tent’ram

di padang hijau yang segar, di pinggir air tenang.

 

Jiwaku disegarkanNya dan kar’na namaNya

ditunjukkanNya jalanku yang lurus dan baka.

 

Tak usah takut hatiku di jurang maut gelap;

Engkau sertaku, tongkatMu menghiburku tetap.

 

 

MAZMUR BERBALASAN

L          :   TUHAN adalah gembalaku,

J          :   TAKKAN KEKURANGAN AKU.

L          :   Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,

J          :   IA MEMBIMBING AKU KE AIR YANG TENANG;

                IA MENYEGARKAN JIWAKU.

L          :   Ia menuntun aku di jalan yang benar

J          :   OLEH KARENA NAMA-NYA.

L          :   Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,

                aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;

J          :   GADA-MU DAN TONGKAT-MU,

                ITULAH YANG MENGHIBUR AKU.

L          :   Engkau menyediakan hidangan bagiku,

                di hadapan lawanku;

J          :   ENGKAU MENGURAPI KEPALAKU DENGAN MINYAK;

                PIALAKU PENUH MELIMPAH.

L          :   Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,

                seumur hidupku;

J          :   DAN AKU AKAN DIAM DALAM RUMAH TUHAN

                SEPANJANG MASA.

Mazmur 23 

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·       Keluaran 3:16-22, 4:18-20 

·       1 Petrus 2:13-17

 

Tuhan Mengutus, Tuhan Menuntun, Tuhan Menyertai

 

 

Perjumpaan Tuhan dan Musa di gunung Horeb adalah pengutusan Musa untuk memimpin umat Israel dari Mesir menuju tanah Kanaan.

 

Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir. Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (Keluaran 3:16-17) 

 

Setelah melalui pergumulan yang panjang, Musa berpamitan kepada mertuanya, dan pergi ke Mesir (Kel. 4:18-20)

Tugas Musa tidaklah mudah. Ia harus menghadap kepada Firaun yang mengeraskan hati namun Tuhan akan bertindak (Kel. 3:19-20). Oleh karena itulah Tuhan menyatakan penyertaan-Nya kepada Musa (Kel. 3:21-22).

Tuhan tidak hanya menyuruh Musa pergi. Dia menyertai bahkan menuntun umat menuju negeri perjanjian yang berlimpah susu dan madunya (band. Mzm. 23). Apakah kita sudah merasakan tuntunan Tuhan dalam hidup?

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Masyarakat menjadi pemilih yang dewasa.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

KJ. 285 : 4 – 5 – TUHANKULAH GEMBALAKU

 

Engkau beri hidanganku di muka lawanku;

Engkau urapi diriku, dan cawanku penuh!

 

kebajikanMu Kauberi seumur hidupku;

kelak ‘ku tinggal s’lamanya di rumah Allahku.

27 April 2023 - Tuhan Tahu!

Kamis, 27 April 2023

Kenangan indah adalah hadiah dari Tuhan

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka

Rohani Populer – Hari ini Ku rasa Bahagia

 

Hari ini ku rasa bahagia

Berkumpul bersama saudara seiman

Tuhan Yesus mempersatukan kita

Tanpa memandang di antara kita

Bergandingan tangan dalam kasih

Dalam satu hati

Berjalan dalam terang kasih Tuhan

Kau sahabatku, kau saudara ku

Tiada yang dapat memisahkan kita

 

Pembacaan Mazmur 134

(dibaca secara berbalasan oleh anggota keluarga)

Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)

Pembacaan Alkitab:

Perjanjian Lama: Keluaran 24: 1-11

Perjanjian Baru: Yohanes 21: 1-14

 

Renungan

Nostalgia akan hal-hal seru yang pernah terjadi rasanya sangat menyenangkan karena seolah-olah membawa kita pada perasaan saat itu. Tapi tak selalu membawa perasaan menyenangkan kadangkala ada perasaan sedih karena hal itu telah terjadi cukup lama dan rasanya tidak akan bisa terjadi kembali. Rasanya kita rela membayar harga yang mahal asalkan bisa membawa kita masuk ke kejadian itu lagi apalagi dengan orang yang kita sayangi.

Kebangkitan Kristus telah dirasakan oleh para murid, mereka telah berjumpa dengan Kristus yang telah mengalahkan kematian dan bahkan memberikan damai sejahtera untuk meneguhkan hati mereka. Tetapi kemudian Yesus kembali menampakan diri-Nya kepada para murid dengan sebuah sentuhan nostalgia. Ketika para murid pergi ke Danau Tiberias karena diperintahkan kepada mereka bahwa Sang Guru menunggu mereka di sana (Matius 28), mereka menuruti dan berangkat ke sana, namun setelah sampai disana mereka tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Yesus, dan karena mungkin mereka kelaparan, mereka memutuskan untuk menangkap ikan, namun tidak seekor pun mereka dapatkan. Padahal sebelum menjadi murid Kristus, pekerjaan mereka adalah nelayan.

Ada hal yang menarik pada ayatnya yang keempat, disana dituliskan Yesus berdiri di pinggir pantai ketika hari mulai siang, tidak dituliskan tiba, tidak dituliskan datang, berarti selama semalam Yesus sudah memperhatikan apa yang dilakukan para murid namun belum menunjukan diri-Nya, ini sama seperti ketika kalau anak bermain di kamar dan orangtua memperhatikan beberapa waktu sebelum kemudian menegurnya. Yesus seolah-olah menikmati pemandangan yang dilakukan oleh para murid. Barulah kemudian Yesus muncul dan menegur mereka lalu menanyakan tentang laut, dan menyuruh mereka melemparkan jala di sebelah kanan perahu, disitulah para murid mulai sadar bahwa itu Yesus karena mereka mengingat momen perjumpaan pertama mereka dengan Yesus, ketika Yesus memanggil mereka.

Momen-momen indah yang sering kita ingat, menjadi “bahan bakar” bagi kita untuk menjalani hidup, karena dengan itulah kita menyadari bahwa hidup tidak selalu buruk, tetap ada hal indah yang terukir di dalamnya, momen-momen indah itu menyejukan hati kita, memperkuat tekad kita, dan mengisi keksosongan kita, seperti para murid yang kemudian menjadi “penuh” dengan momen nostalgia di perikop bacaan kita, sebelum akhirnya Yesus harus meninggalkan mereka. Maka dari itu, meskipun hidup berat, ingat-ingatlah semua momen indah yang kita miliki, dan sadarilah bahwa semua momen indah itu pemberian Tuhan.

Doa syafaat dan penutup

Berdoa untuk ketersediaannya obat bagi yang terpapar varian COVID-19 yang baru

 

Nyanyian penutup

KJ 392 – Ku Berbahagia (1,2)

"Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus abadi
kepunyaanku! Aku warisNya, 'ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.

Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.

Pasrah sempurna, nikmat penuh; suka sorgawi
melimpahiku. Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.

Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.

 


TUHAN, Penyelamat Kita (29 April 2023)

 

Tataibadah Harian

Sabtu, 29 April 2023

“TUHAN, Penyelamat Kita

 

 

 

                                                     Saat teduh

 

Doa pembukaan

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 21 – ‘Ku Diberikan Kidung Baru

 

‘Ku diberikan kidung baru

oleh Yesus Tuhanku

irama lagu paling mulia,

kidung kasih yang merdu

 

          Hatiku bersukacitalah, bersukacitalah, bersukacitalah.

          Hatiku bersukacitalah di dalam Yesus Tuhanku.

         

‘Ku mengasihi Tuhan Yesus

yang tersalib bagiku;

segala dosaku dihapus-Nya

hingga baru kidungku.

 

 

Pembacaan Mazmur

Mazmur 23

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

Perenungan Sabda

-                 Doa persiapan

-                 Pembacaan Alkitab:

Yehezkiel 34.1-16

Lukas 15.1-7

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

 

“TUHAN, Penyelamat Kita”

 

Judul di atas tentu bukan barang baru. Kita sudah sering mendengarnya. Akan tetapi apa jawab kita jika ditanya, “Seberapa seringkah Ia menyelamatkan Saudara?”

 

Keselamatan, seringnya kita ukur dari situasi nyaris celaka. Misalnya, jika hampir mati. Atau jika nyaris jatuh. Di luar itu, keadaan lain kita anggap biasa-biasa saja dan tidak membutuhkan penyelamatan. Padahal kita mungkin tidak menyadari betapa seringnya kita membutuhkan hal itu.

 

Keselamatan, seperti diceritakan dalam bacaan pertama hari ini, disediakan Tuhan, termasuk ketika para domba disesatkan oleh para gembalanya sendiri. Kala gembala-gembala lebih banyak mencari keuntungan diri sendiri dan melupakan domba-dombanya.

 

Tuhan tidak membiarkan para domba itu tersesat dan terombang-ambing. Ia akan tetap menuntun mereka di jalan yang benar – seperti yang dimadahkan dalam Mazmur 23 – dan memberi mereka kesejukan (berupa kedamaian dalam hati sebagai wujud keselamatan sempurna – terus menerus, sampai selamanya.

 

Bacaan kedua memperlengkapi sikap Tuhan yang memerhatikan umat-Nya. Dalam perikop yang sangat kita kenal ini digambarkan sosok gembala yang mencari domba yang hilang, sebab Ia sangat peduli pada domba-domba-Nya, dan tidak menginginkan mereka salah jalan yang mengakibatkan tidak sampai tujuan.

 

Mari kita merenungkan hal ini:

1.    Sungguhkah kita bersyukur karena perhatian Tuhan yang terus menerus atas kita, dan mau dituntun ke jalan yang benar jika kita tersesat?

2.    Apakah kita merasakan tuntunan Tuhan dari hari ke hari dan mau berjalan bersama-Nya dalam pergumulan hidup yang kadang tak menentu?

 

 

 

Doa Bersama

Mari mendoakan:

a.     Hidup dalam kesehatian, bersama anggota keluarga, anggota gereja, dan lingkungan di sekitar kita hidup

b.    Situasi bangsa dan negara, agar tetap kondusif

 

 

Nyanyian Bersama

NKB 134 – T’rima Kasih, Ya Tuhanku

 

T’rima kasih ya Tuhanku, atas hari pemberian-Mu.

Hari baru limpah rahmat dan dipenuhi oleh kasih-Mu.

Kaucurahkan pada umat-Mu, Kaucurahkan pada umat-Mu

 

Puji syukur kuucapkan atas waktu yang Kauciptakan.

Kutaati, kuhargai, di dalam kata dan perbuatanku

agar nyata hidup beriman, agar nyata hidup beriman.

 

Berhikmat dalam Menjalani Hidup

(Selasa, 25 April 2023)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


Terpujilah Allah

(NKB 3 : 1-2)


Terpujilah Allah, hikmat-Nya besar,

begitu kasih-Nya 'tuk dunia cemar,

sehingga dib'rilah Putra-Nya kudus

mengangkat manusia serta menebus.


Refrein:

    Pujilah, pujilah! Buatlah dunia:

    bergemar, bergemar mendengar suara-Nya.

    Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya,

    b'ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.


Dan darah Anak-Nyalah yang menebus

mereka yang yakin 'kan janji kudus

dosanya betapapun juga keji,

dihapus oleh-Nya, dibasuh bersih.

(kembali ke refrein)


Pembacaan Mazmur 134

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Amsal 8:32 - 9:6

Perjanjian Baru : 1 Petrus 2 : 1-3


Renungan

     Jika suatu saat di jalan, Anda membaca rambu lalu lintas yang bertuliskan kalimat berikut: "Awas hati-hati, Jalan berlobang dan bergelombang!", Apa yang kemudian akan Anda lakukan? Apakah Anda akan menambah kecepatan kendaraan Anda atau mengurangi kecepatannya? Tentulah kita akan mengurangi kecepatan kendaraan kita walaupun hanya sedikit. Hal itu kita lakukan agar kita tidak mengalami kecelakaan dan tetap selamat dalam perjalanan hingga tiba di tempat yang kita tuju. 

    Kecelakaan biasanya terjadi dimulai dari sikap kita terhadap rambu-rambu lalu lintas yang ada di sepanjang jalan yang kita lalui. Jika kita memperhatikannya dengan baik dan mengambil sikap yang tepat atasnya, maka kita akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Demikian pula sebaliknya. Jika kita tidak peduli dan terus mengabaikan rambu-rambu yang ada, maka potensi kecelakaan akan meningkat dalam sepanjang perjalanan yang kita tempuh. Sebab itu diperlukan sikap yang bijaksana dalam menyikapi peringatan-peringatan yang diberikan oleh pihak yang berwajib, melalui rambu-rambu yang ada.

    Hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan iman kita. Sebagai orang-orang yang beriman, Allah menghendaki kita untuk dapat secara bijaksana menjalani kehidupan. Sebab, dalam kehidupan yang kita jalani saat ini, selalu saja ada bahaya yang dapat mengancam kehidupan kita. Jika kita tidak bijak dalam menentukan sikap, maka bisa saja arah kehidupan kita tidak lagi menuju pada tujuan kehidupan yang dijanjikan Tuhan. Untuk dapat menjadi orang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan, kita memerlukan hikmat. Sebab itu, firman Tuhan dalam Amsal 8:35-36 mengatakan: "Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan kepada dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membeci aku, mencintai maut." Kata 'aku' dalam firman Tuhan ini bukanlah menunjuk pada seseorang, melainkan menunjuk pada hikmat. Hal ini sangat jelas terlihat dalam ayat sebelumnya dari Amsal 8, yakni ayat 12 yang berbunyi demikian: "Aku, hikmat, tinggal bersama-sama kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan."  Oleh karena itu, hikmat menjadi sangat penting bagi orang beriman dalam menjalani kehidupan ini. Tanpa hikmat, kita tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan bijaksana.

    Lalu, seperti apa ciri orang yang berhikmat dalam kehidupan ini? Bacaan kita dalam 1 Petrus 2 : 1-3 memberikan kepada kita tuntunan untuk memahaminya. Setidaknya ada 2 ciri dari orang yang berhikmat dalam kehidupan ini. 

  • Pertama, orang yang berhikmat adalah orang yang tidak melakukan segala sesuatu yang diketahuinya sebagai kejahatan. 1 Petrus 2:1 mengatakan "Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah." 
  • Kedua, orang yang berhikmat adalah orang yang berusaha untuk terus belajar hal-hal yang baik dan yang berguna untuk pertumbuhan iman dan membawa keselamatan. 1 Petrus 2:2 mengatakan "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan."

Sudahkah dua hal itu juga ada dalam kehidupan kita saat ini? Marilah kita merenungkannya....


Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoalah bagi setiap orang percaya agar mereka mampu menjalani hidup dengan berhikmat.
  • Berdoalah bagi masyarakat Indoesia agar tidak berhenti berjuang dalam merawat kehidupan dengan memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan.

Nyanyian Penutup


'Ku Rindu Mengiring-Mu

(NKB 182 : 1-3)


'Ku rindu mengiring-Mu,

ya Tuhan, dalam hidupku;

Nyatakan maksud hikmat-Mu,

agar 'ku taat pada-Mu.


Segarkan hati yang lesu

dengan kasih-Mu yang teguh.

Arahkan tiap langkahku

dan pimpinlah ke rumah-Mu.


Tabahkan hatiku tetap,

berpaut pada-Mu erat.

Setiap saat dan kerja,

kiranya iman alasnya.

Ketiadaan Penghukuman

 

Tataibadah Harian

Sabtu, 22 April 2023

Ketiadaan Penghukuman

 

 

 

                                                     Saat teduh

 

Doa pembukaan

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 17 – Agunglah Kasih Allahku

 

Agunglah kasih Allahku, tiada yang setaranya;

Neraka dapat direngkuh, kartika pun tergapailah.

Karena kasih-Nya agunglah, Sang Putra menjelma,

Dia mencari yang sesat dan diampuni-Nya.

 

          O kasih Allah agunglah, tiada bandingnya

          Kekal, teguh, dan mulia dijunjung umat-Nya.

 

Andaikan laut tintanya dan langit jadi kertasnya,

andaikan ranting kalamnya dan insan pun pujangganya,

takkan genap mengungkapkan hal kasih mulia

dan langit pun takkan lengkap memuat kisahnya.

 

 

Pembacaan Mazmur

Mazmur 116.1-4; 12-19

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

Perenungan Sabda

-                 Doa persiapan

-                 Pembacaan Alkitab:

Yesaya 25.6-9

Lukas 14.12-14

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

 

“Ketiadaan Penghukuman”

 

Siapa yang senang dibebaskan dari hukuman? Tentu saja menyenangkan jika terlepas dari hukuman.

 

Hal itu yang dinyatakan dalam catatan Yesaya, yakni ketika Tuhan menjanjikan pembebasan dari penghukuman. Hal itu menandakan kemurahan Tuhan yang sungguh mengasihi umat-Nya.

 

Kasih Tuhan kepada umat-Nya – dalam hal ini kepada kita – nyata lewat setiap perjalanan hidup yang kita tempuh. Di tengah suka maupun duka, Ia tetap menyertai kita.

 

Kebaikan Tuhan juga dinyatakan lewat perikop Lukas, yang mengingatkan agar kita memperhatikan kaum lemah. Dari situ kesadaran kita digugah, yakni agar kita juga ingat bahwa kita adalah orang lemah yang mendapat pertolongan Tuhan. Orang lemah merupakan pihak yang dicari Tuhan; yang menjadi subjek penyelamatan-Nya.

 

Jadi hari ini kita diajak mengingat dua hal:

1.    Kita lemah dan tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Hanya oleh kemurahan dan kasih Tuhan kita menerima pembebasan dari hukuman dan diselamatkan; dan

2.    Kita perlu memperhatikan kaum lemah, sebab kitapun bukan orang yang kuat. Hal ini bisa kita lakukan dengan terus berusaha menolong mereka yang kedudukannya di bawah kita.

 

Selamat berlebaran! Eh, merenung di masa lebaran …

 

 

 

Doa Bersama

Mari mendoakan:

a.     Suasana Lebaran, agar dipenuhi kekhidmatan dan suasana penuh tenggang rasa sesama pemeluk agama, dalam perbedaan, agar tercipta suasana yang tenang dan damai.

b.    Supaya kita bisa menikmati masa liburan dengan penuh kegembiraan, apapun situasi yang kita hadapi

 

 

Nyanyian Bersama

NKB 23 – Di Dalam Kasih Yang Teguh

 

Di dalam kasih yang teguh

t’lah datang Yesus Tuhanku,

menghapus aib dan dosaku,

Dia mengangkatku.

 

          Dari lembah ‘ku direngkuh

          dengan tangan-Nya yang lembut

          gelap lenyap terbitlah t’rang,

          O syukur, ‘ku diangkat-Nya.

 

Suara-Nya t’lah kudengar

memanggil aku yang cemar

meskipun dosaku besar

Dia mengangkatku.

 

 

 

TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 21 April 2023

 

 

Pujian Pembukaan

KJ. 314 :  1 – 2 – PUJILAH SUMBER HIDUPMU

 

Pujilah Sumber hidupmu;

puji Dia di dalam sorga sampai kekal abadi.

Pujilah Sumber hidupmu!

Bunyikan bersama suling dan rebana

sambil melagukan syukur bagi Tuhan.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Sion, elukan Rajamu ;

sungguh, dikaulah yang dicari sampai didapatiNya.

Sion, elukan Rajamu !

Songsonglah yang datang dalam nama Tuhan

dan terima Dia, jadilah milikNya!

Pujilah Sumber hidupmu!

 

 

MAZMUR BERBALASAN

Salah Seorang anggota Keluarga membacakan Mazmur 116:1-4, 12-19 

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·       Yesaya 26:1-4 

·       1 Petrus 1:13-16

 

Pujilah Tuhan dalam Hidupmu

 

 

Pertolongan Tuhan selalu ada dalam kehidupan orang beriman. Itulah yang pemazmur ingatkan:

 

Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. (Mazmur 116:1-2) 

 

Dan ketika Israel merasakan pertolongan Tuhan, 

 

Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok dan benteng. Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. (Yesaya 26:1-4) 

 

Tuhan adalah Allah yang patut dipuji dan dimuliakan dalam kehidupan umat-Nya.

Atas pertolongan Tuhan kepada kita, penulis kitab Petrus memberi nasehat:

 

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1 Petrus 1:13-16) 

 

Menjaga hidup tetap taat dan setia hanya kepada Tuhan, itulah yang patut dilakukan supaya hidup yang kita lakukan memuliakan Tuhan.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Masyarakat supaya tidak terjebak politik identitas.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

KJ. 314 : 3 – 4 – PUJILAH SUMBER HIDUPMU

 

Sion, Pengantinmu dekat;

Ia membawa perhiasan mahal, tebusan kasih.

Sion, Pengantinmu dekat!

Bangun bergembira dan menyambut Dia,

yang hendak menjadi milikmu abadi.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Sion, terima Tuhanmu;

ikut Dia di dalam pengabdian di bumi ini.

Sion, terima Tuhanmu!

Minumlah cawanNya, pikullah bebanNya

dan patuhi Dia tulus dan setia.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025