Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Rohani Populer – Hari ini Ku rasa Bahagia
Hari ini ku rasa
bahagia
Berkumpul bersama
saudara seiman
Tuhan Yesus
mempersatukan kita
Tanpa memandang di
antara kita
Bergandingan
tangan dalam kasih
Dalam satu hati
Berjalan dalam
terang kasih Tuhan
Kau sahabatku, kau
saudara ku
Tiada yang dapat
memisahkan kita
Pembacaan Mazmur 134
(dibaca secara berbalasan oleh anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab:
Perjanjian Lama: Keluaran 24: 1-11
Perjanjian Baru: Yohanes 21: 1-14
Renungan
Nostalgia akan hal-hal seru yang pernah terjadi
rasanya sangat menyenangkan karena seolah-olah membawa kita pada perasaan saat
itu. Tapi tak selalu membawa perasaan menyenangkan kadangkala ada perasaan
sedih karena hal itu telah terjadi cukup lama dan rasanya tidak akan bisa
terjadi kembali. Rasanya kita rela membayar harga yang mahal asalkan bisa
membawa kita masuk ke kejadian itu lagi apalagi dengan orang yang kita sayangi.
Kebangkitan Kristus telah dirasakan oleh para murid,
mereka telah berjumpa dengan Kristus yang telah mengalahkan kematian dan bahkan
memberikan damai sejahtera untuk meneguhkan hati mereka. Tetapi kemudian Yesus
kembali menampakan diri-Nya kepada para murid dengan sebuah sentuhan nostalgia.
Ketika para murid pergi ke Danau Tiberias karena diperintahkan kepada mereka
bahwa Sang Guru menunggu mereka di sana (Matius 28), mereka menuruti dan
berangkat ke sana, namun setelah sampai disana mereka tidak menemukan tanda-tanda
kehadiran Yesus, dan karena mungkin mereka kelaparan, mereka memutuskan untuk
menangkap ikan, namun tidak seekor pun mereka dapatkan. Padahal sebelum menjadi
murid Kristus, pekerjaan mereka adalah nelayan.
Ada hal yang menarik pada ayatnya yang keempat, disana
dituliskan Yesus berdiri di pinggir pantai ketika hari mulai siang, tidak dituliskan
tiba, tidak dituliskan datang, berarti selama semalam Yesus sudah memperhatikan
apa yang dilakukan para murid namun belum menunjukan diri-Nya, ini sama seperti
ketika kalau anak bermain di kamar dan orangtua memperhatikan beberapa waktu sebelum
kemudian menegurnya. Yesus seolah-olah menikmati pemandangan yang dilakukan
oleh para murid. Barulah kemudian Yesus muncul dan menegur mereka lalu
menanyakan tentang laut, dan menyuruh mereka melemparkan jala di sebelah kanan
perahu, disitulah para murid mulai sadar bahwa itu Yesus karena mereka
mengingat momen perjumpaan pertama mereka dengan Yesus, ketika Yesus memanggil
mereka.
Momen-momen indah yang sering kita ingat, menjadi “bahan
bakar” bagi kita untuk menjalani hidup, karena dengan itulah kita menyadari
bahwa hidup tidak selalu buruk, tetap ada hal indah yang terukir di dalamnya, momen-momen
indah itu menyejukan hati kita, memperkuat tekad kita, dan mengisi keksosongan
kita, seperti para murid yang kemudian menjadi “penuh” dengan momen nostalgia di
perikop bacaan kita, sebelum akhirnya Yesus harus meninggalkan mereka. Maka dari
itu, meskipun hidup berat, ingat-ingatlah semua momen indah yang kita miliki, dan
sadarilah bahwa semua momen indah itu pemberian Tuhan.
Doa syafaat dan penutup
Berdoa untuk ketersediaannya obat bagi yang terpapar
varian COVID-19 yang baru
Nyanyian penutup
KJ 392 – Ku Berbahagia (1,2)
"Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus abadi
kepunyaanku! Aku warisNya, 'ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Pasrah sempurna, nikmat penuh; suka sorgawi
melimpahiku. Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar