Tokoh Utama

Kamis, 30 Juni 2022


NYANYIAN PEMBUKA        NKB 14: 1-2 JADILAH TUHAN, KEHENDAK-MU

Jadilah, Tuhan kehendak-Mu!

‘Kaulah Penjunan, ‘ku tanahnya.

Bentuklah aku sesuka-Mu, 

‘kan ‘ku nantikan dan berserah.


Jadilah, Tuhan kehendak-Mu!

Tiliklah aku dan ujilah.

Sucikan hati, pikiranku 

dan di depan-Mu, ‘ku menyembah.


DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB – 2 Raja-Raja 21: 1-15


RENUNGAN

Dalam karya berbentuk novel, sinetron, atau film, selalu ada penokohan yang membuat rangkaian kisah menjadi menarik. Sebagai pembawa pesan, maka ada tokoh utama dan tokoh pendukung.  Dari sisi karakter, ada tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Semuanya diramu dengan alur cerita yang apik sehingga bisa dinikmati oleh banyak orang.

Sebagai kitab sejarah, bacaan kita kali ini mengisahkan tentang sosok antagonis bernama Manasye. Walaupun dia sebagai raja Yehuda yang “… melakukan apa yang jahat di mata TUHAN …” (ay. 2), ia juga membawa pesan bagi pembaca Alkitab. Pesannya adalah bahwa manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah pun bisa berbalik melawan Sang Pencipta!

Kok bisa ya? Itu mungkin saja terjadi. Tidak peduli betapa saleh dan taatnya sang ayah di masa lalu, anaknya ternyata bisa menjadi sosok yang bertolak-belakang sama sekali. Tidaklah adil jika kemudian kita mengambil kesimpulan bahwa Hizkia bukan ayah yang baik karena sikap hidup anaknya yang demikian. Tentu ada banyak faktor yang membuat Manasye mengambil tindakan tersebut. Namun, itu tidak tercatat dalam Alkitab karena fokus dari kisah ini adalah tentang bagaimana Tuhan bersikap terhadap orang seperti Manasye ini.

Tuhan geram, tentu saja. Rancangan Tuhan bagi umat pilihan-Nya di masa itu adalah damai sejahtera, yang diwujudkan melalui raja yang memerintah atas mereka. Tetapi ternyata, sang raja memilih jalan yang tidak dikehendaki Tuhan. Malapetaka pun terjadi atas bangsa itu akibat dari sikap yang demikian. Lalu, bagaimana? Tidak dikisahkan lebih lanjut apa yang dilakukan Manasye selama 55 tahun menjadi raja di Yehuda. Tetapi, dari sini kita belajar bahwa seorang yang memimpin umat Tuhan haruslah bersandar dan berdasar pada perintah Tuhan, supaya damai sejahtera terjadi atas orang-orang di sekitar kita.

Sebagai pemimpin, setidaknya bagi diri kita sendiri, sikap hidup Manasye perlu kita jadikan pembelajaran supaya kita tidak seperti dia. Tuhan menghendaki supaya setiap kita menjadi tokoh protaonis, pembawa karakter baik. Kita sebagai pemeran utama dalam perjalanan hidup ini, mari kita mengikuti arahan dari sang penulis kisah dan sutradara kehidupan, yaitu Tuhan sendiri. Kiranya kehidupan kita menjadi kisah yang menarik dan menginspirasi tentang cinta kasih Tuhan. Amin.

DOA SYAFAAT

Berdoa untuk kesediaan masyarakat melaksanakan vaksinasi booster.


NYANYIAN PENUTUP        NKB 14: 3-4 JADILAH TUHAN, KEHENDAK-MU


Jadilah, Tuhan kehendak-Mu!

Tolong, ya Tuhan, ‘ku yang lemah!

S’gala kuasa di tangan-Mu; 

jamahlah aku, sembuhkanlah!


Jadilah, Tuhan kehendak-Mu!

S’luruh hidupku kuasailah.

Berilah Roh-Mu kepadaku, 

agar t’rang Kristus pun nyatalah.


1 Juli 2022

 

TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 01 Juli 2022

 

 

Pujian Pembukaan

KJ 362 : 1 – 2 – Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku

 

Aku milik-Mu, Yesus, Tuhanku, kudengar suara-Mu

‘Ku merindukan datang mendekat dan diraih oleh-Mu.

 

Refrein :

Raih daku dan dekatkanlah pada kaki salib-Mu

Raih daku, raih dan dekatkanlah ke sisi-Mu, Tuhanku.

 

Aku hamba-Mu, Kausucikanlah oleh kasih kurnia,

hingga jiwaku memegang teguh kehendak-Mu yang mulia.

 

 

PEMBACAAN MAZMUR

Salah Seorang Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 30

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh salah Seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·         2 Raja-raja 4:18-31 

·         2 Korintus 8:1-7



Tetap Berharap kepada Tuhan

 

 

Setiap orang yang mendambakan berkat Tuhan tentu tidak ingin dikecewakan. Itulah harapan perempuan Sunem ketika Tuhan memberikan kepadanya seorang anak namun ketika suatu hari anak itu mati (2 Raj. 4: 18-21), datanglah perempuan itu kepada Elisa dan menanyakan hal ini (2 Raj. 4: 27-31)

Setiap kita tentu pernah mengalami pergumulan tentang berkat yang kita terima seperti perempuan Sunem ini. Apakah yang kita lakukan? Pemazmur mengajak kita tetap berharap kepada Tuhan.

 

Dalam kesenanganku aku berkata: "Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!" TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut. (Mazmur 30: 7 – 8)

 

Karena itulah perempuan Sunem itu datang kepada Elisa, abdi Allah itu.

Itulah yang terjadi kepada jemaat Makedonia yang dijadikan Paulus sebagai kesaksian dari orang yang tetap bersaksi dan melayani sekalipun di masa yang sulit.

 

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (2 Korintus 8:1-3) 

 

Kesaksian yang dinyatakan Paulus kepada jemaat Korintus yang kaya namun lalai melakukan janji mereka kepada orang Yerusalem seperti janji mereka kepada Paulus (2 Kor. 8: 5-7).

Mari kita meneladan perempuan Sunem yang ketika bergumul datang kepada Tuhan, dan jemaat Makedonia yang dalam kesulitan mereka tetap bersaksi dan melayani.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·         Pekerja yang mesti keluar rumah mempersiapkan diri dengan protokol kesehatan ketat.

·         Kesehatan keluarga

·         (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·         Penutup

 

 

Pujian Penutup

KJ 362 : 3 – 4 – Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku

 

Sungguh indahnya walau sejenak beserta-Mu, Allahku;

dalam doaku sungguh akrabnya bersekutu dengan-Mu.

 

Refrein :

Raih daku dan dekatkanlah pada kaki salib-Mu

Raih daku, raih dan dekatkanlah ke sisi-Mu, Tuhanku.

 

Dalam dunia tak seutuhnya kupahami kasih-Mu,

sukacita pun barulah lengkap, bila ‘ku di rumah-Mu.

 

Jangan Apa Adanya

NYANYIAN PEMBUKA                KJ 443: 1 KAU SUKACITA


Kau sukacita dalam derita, Yesus Kristus mulia.

Sudah Kaubawa kurnia sorga, Jurus’lamat dunia.

Kau melepaskan kami yang malang:

Pada-Mu saja kami percaya, tidak ‘kan jatuh. Haleluya!

Dalam kasih-Mu kami berlindung.

Tiada kuasa yang memisahkan daripada-Mu. Haleluya!


DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB – Matius 10: 16-25


RENUNGAN


https://drive.google.com/file/d/1h5JL3lkqgD3aMFEg9fI2gj05dUJ9muaV/view?usp=drivesdk


DOA SYAFAAT

Berdoa untuk kebijakan pemerintah untuk sekolah dengan menaati protokol kesehatan.


LAGU PENUTUP                KJ 443: 2 KAU SUKACITA


Bila Kau hadir, kami tak kuatir kuasa iblis, kuasa maut.

Kau mengalahkan tiap ancaman; Kau enyahkan kemelut.

Nama-Mu, Tuhan, kami agungkan.

Di hadapan-Mu kami umat-Mu bersukaria. Haleluya!

Kar’na percaya kami pun jaya;

Puji-pujian kami nyanyikan: Tuhan setia. Haleluya!


JANGAN TERSESAT

(Selasa, 28 Juni 2022)

  

Saat Teduh


Nyanyian Pembuka : KJ 355 : 1, 3


“Yesus Memanggil”


Yesus memanggil, "Mari seg'ra!"

Ikutlah jalan s'lamat baka;

jangan sesat, dengar sabdaNya,

"Hai marilah seg'ra!" 


Refrain :

Sungguh, nanti kita 'kan senang,

bebas dosa hati pun tent'ram

Bersama Yesus dalam terang

di rumah yang kekal.

 

Jangan kaulupa, Ia serta;

p'rintah kasihNya patuhilah.

Mari dengar lembut suaraNya,

"AnakKu, datanglah!" 

(kembali ke refrain)


Pembacaan Kitab Mazmur 140

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Yeremia 3 : 15-28

Perjanjian Baru : Efesus 5 : 6-20


Renungan

Tersesat. Pernahkah Anda mengalaminya? Suatu kali, dalam sebuah perjalanan ke luar kota, kami mengandalkan sebuah peta perjalanan digital yang disediakan oleh sebuah aplikasi. Karena kami belum pernah sama sekali pergi ke daerah itu, maka kami sangat mengandalkan peta tersebut. Oleh aplikasi itu kami diarahkan menuju ke jalan yang menurutnya lebih dekat dan waktu tempuhnya lebih singkat. Kami ikuti saja arah yang diberikan. Tapi apa yang terjadi? Kami dibawa menuju jalan yang sempit dan penuh tantangan. Bahkan tak jarang kami harus putar arah karena jalan yang di depan kami tidak mungkin dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Alih-alih cepat sampai, yang ada justru kami putar-putar ga karuan. Waktu terbuang sia-sia karena kami harus kembali mencari jalan utama yang memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan roda empat. Begitulah jadinya kalau kita sedang tersesat dalam sebuah perjalanan.  Tersesat adalah sebuah keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidup. Bisa saja keadaan itu membuat kita berada dalam situasi yang lebih berbahaya dan mengancam keselamatan kita. 

Memperhatikan betapa berbahayanya jika kita tersesat dalam hidup, maka firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita berhati-hati terhadap segala bentuk pengajaran dan arahan yang diberikan oleh orang lain. Kita harus menjadi pribadi yang tetap kritis dan selektif dalam menerima masukan dan arahan dari orang lain. Jangan sampai kita justru disesatkan oleh berbagai bentuk pengajaran dan arahan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan hanya ingin mengejar keuntungan buat dirinya sendiri. Firman Tuhan berkata: “Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.” (Ef. 5:6) dan “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” (Ef. 5:11)

Saat ini, kita hidup di tengah jaman yang dengan mudahnya kita dapat disesatkan oleh berbagai bentuk informasi yang tidak benar. Oleh karena itu kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi dan menerima berbagai bentuk informasi yang dapat kita temukan dalam berbagai media online, termasuk informasi yang berkaitan dengan iman percaya kita. Tuhan menghendaki kita untuk tetap memakai akal budi dan hikmat dalam menyaring berbagai informasi yang ada. Jangan menelan mentah-mentah berbagai informasi yang diberikan kepada kita.  Ujilah apakah memang informasi itu layak untuk diikuti dan dipercayai atau tidak. Pergunakan firman Tuhan sebagai penuntun dalam kita memilih dan memilah apa yang disampaikan orang lain kepada kita. Pilihlah informasi-informasi yang membangun iman percaya kita dan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan serta mengasihi sesama. Jangan ikuti informasi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan membelokkan firman Tuhan. Sebab informasi itu hanya akan membuat kita hidup semakin jauh dari Tuhan. 

Selamat menapaki perjalanan hidup dengan sikap yang kritis dan selektif. Pakailah hikmat yang Tuhan anugerahkan agar kita tidak tersesat dalam perjalanan hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

(dapat dipimpin oleh salah satu anggota keluarga atau dibagi dengan anggota yang lain)


  • Berdoa untuk masyarakat agar dapat tetap membatasi diri dalam bertemu dan berkerumun demi menjaga kesehatan diri dan keluarga. 
  • Berdoa bagi keluarga masing-masing 


Nyanyian Penutup : KJ 401 : 1-2


“Makin Dekat, Tuhan”


Kuperlukan Jurus'lamat, 

agar jangan 'ku sesat;

s'lalu harus kurasakan 

bahwa Tuhanku dekat.


Refrain: 

Maka jiwaku tenang, 

takkan takut dan enggan;

Bila Tuhanku membimbing, 

'ku di malam pun tent'ram.


Kuperlukan Jurus'lamat 

dalam langkah juangku;

siang malam, 

suka duka dengan Tuhan kutempuh.

(kembali ke refrain)


MENGASIHI

 Tata Ibadah Harian 

 

Ibadah Harian Keluarga 

Senin, 27 Juni 2022 

 

 

Gereja Kristen Indonesia 

Serpong 

Jln. G. Merbabu Blok R 

Giri Loka 2 - BSD City 

 

 Mengasihi” 

 

 

 

 

 

SAAT TEDUH NYANYIAN PEMBUKA 

 

 

Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan (PKJ. 14) 

 

Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya. 

Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, kunyanyikan s’lamanya. 

Kututurkan tak jemu kasih setiaMu, Tuhan; kututurkan tak jemu kasih setiaMu turun temurun. 

Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya. 

Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, kunyanyikan s’lamanya. 

 

PEMBACAAN MAZMUR 140 

(dibacakan secara berbalasan) 

 

DOA PEMBACAAN ALKITAB 

 

 

 

Perjanjian Lama  :  Kejadian 24 : 34 – 41; 50 - 67 

Perjanjian Baru   :  1 Yohanes 2 : 7 - 11   

RENUNGAN 

 

“ Mengasihi ” 

 

Ada sebuah survei di Amerika Serikat tentang topik yang paling populer dibahas dalam masyarakat, diukur dari judul-judul buku yang diterbitkan. Hasil urutan 5 besar sebagai berikut: tentang Surga 2.652 judul, Uang 10.344, Seks 16.065, Allah 18.818, dan Kasih 30.066 judul. Melihat hasil survei itu, ternyata topik tentang kasih bisa dibilang populer, dan hal itu patut kita syukuri. Dengan kata lain, para penulis memandang tema kasih masih menjadi suatu hal yang penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat 

modern. (Sumber : http://gkikebonjati.org/artikel/renungan/perintah-untuk-saling-mengasihi) 

Kita patut bersyukur, tetapi di satu sisi, kita juga harus prihatin. Walaupun kasih yang paling sering dibicarakan, dibahas dan dinyanyikan, ternyata semua itu masih banyak yang sebatas wacana, teori dan lips service.  

 

 

Perikop 1 Yohanes 2 : 7 – 11 … menyebutkan bahwa ajaran kasih itu  merupakan perintah lama, karena sejak di perjanjian lama hal tersebut sudah dibicarakan dan diajarkan turun temurun, seperti yang tertulis di Imamat 19:18 : ”Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”  Namun mengapa Yohanes menyebutnya perintah baru? Karena Tuhan Yesus pernah memberikan perintah yang isinya sama … ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”  (Yohanes 13:34). 

Yohanes ingin menekankan bahwa yang terlebih dahulu mengasihi kita adalah Tuhan Yesus, sehingga kita dimampukan untuk dapat mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama manusia. Tuhan Yesus terlebih dahulu mengasihi kita, walaupun saat itu kita menjadi seteru Kristus. Dengan demikian Tuhan Yesus telah menjadi teladan dalam hal saling mengasihi. Sering kali kita beranggapan bahwa mengasihi itu kalau kita mau atau kalau kita bisa, atau kalau kita dalam kondisi yang baik dan menyenangkan baru kita dapat mengasihi orang lain. 

  

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa mengasihi itu merupakan perintah dari Tuhan sendiri. Kalau itu perintah maka kita harus melaksanakan, tidak boleh ditawar-tawar atau bergantung keadaan kita. Tuhan Yesus telah mewujudkan kasih-Nya kepada kita, maka kita diharapkan juga mengasihi sesama manusia. Oleh sebab itu orang yang hidup dalam kasih pasti harus mempraktekkan kasih tersebut dalam hidupnya. Bukti nyata bahwa kita hidup dalam kasih adalah kelakuan kita yang sesuai dengan Firman Tuhan. Kalau seseorang berkata bahwa ia hidup dalam terang namun ia membenci saudaranya, maka sesungguhnya ia berada dalam kegelapan. Membuktikan bahwa kita hidup dalam terang itu lebih penting,  daripada kita hanya membicarakan terang tersebut namun tidak mempraktekkannya … “ Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya,  ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.  Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang,  dan di dalam dia tidak ada penyesatan.  Tetapi barangsiapa membenci saudaranya,  ia berada di dalam kegelapan  dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”  

(1 Yohanes 2 : 9 – 11)  

 

Saudaraku … Mengasihi bukan hanya untuk dibicarakan, namun dipraktekkan dalam relasi dengan sesama. Oleh sebab itu marilah kita terus mengupayakan kehidupan saling mengasihi. 

 

“Barangsiapa mengasihi saudaranya , ia tetap berada di dalam terang,  dan di dalam dia tidak ada penyesatan.” (1 Yohanes 2 : 10) 

 

SAAT HENING DOA SYAFAAT DAN PENUTUP 

 

 

Petugas medis dan paramedis mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya dalam penanganan covid-19 lanjutan. 

Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing. 

 

NYANYIAN PENUTUP 

 

Mengasihi Lebih Sungguh 

 

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh  

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh  

Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku 

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh 

 

 

Melayani, mengasihi lebih sungguh 

Melayani, mengasihi lebih sungguh 

Tuhan lebih dulu melayani kepadaku 

Melayani, melayani lebih sungguh 

 

Mengampuni, mengasihi lebih sungguh 

Mengampuni, mengasihi lebih sungguh 

Tuhan lebih dulu mengampuni kepadaku Mengampuni, mengampuni lebih sungguh 




TARUHAN

 

Tataibadah harian

Sabtu – 25 Juni 2022

Bacaan: Lukas 9.21-27

 

 

 

Saat teduh

Bisa diiringi instrumen

 

Nyanyian Umat

NKB 31 – Kami Naikkan Puji Dan Syukur

 

Kami naikkan puji dan syukur

Bagi Allah Mahaesa:

Bapa, Anak, dan Roh Penghibur,

kini, tetap selamanya

 

Sukacita, damai ilahi

jangan Kaubiarkan pergi

namun b’rikanlah dalam hati

membuat hidup berseri

 

Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan Mazmur 16

Seorang anggota keluarga membacakannya

 

 

Renungan

o   Doa persiapan

o   Pembacaan Alkitab: Lukas 9.21-27

 

Taruhan

 

 

Siapa yang pernah taruhan?

 

Biasanya kita bertaruh demi mendapat keuntungan. Kita mempertaruhkan sesuatu – misalnya uang senilai Rp. 100.000,00 – dan mengharapkan memperoleh jumlah uang yang lebih besar, misalnya Rp. 500.000,00.

 

Dalam hidup mengikut Kristus, kita diajak ‘taruhan’ juga.

 

Apa yang dipertaruhkan?   

 

Penulis Injil menggambarkan keselamatan atau hidup kekal (penuh damai sejahtera) sebagai tujuan kita bertaruh. Yang dipertaruhkan adalah segala bentuk kenikmatan dan kenyamanan. Keuntungan material berupa harta kekayaan atau segala yang kita pernah peroleh selama hidup ‘ditukar’ dengan sesuatu yang lebih bernilai, yakni keselamatan atau hidup sorgawi.

 

Hidup seperti apa yang kita rasakan dalam situasi itu? Hidup yang tenang dan seimbang. Hidup yang tidak dipenuhi ketakutan. Hidup yang melegakan dan menyejukkan. Bisakah kita mengalaminya? Tentu! Asalkan kita siap menaruh apa yang diminta. Tak jarang kita harus berkorban demi melakukannya. Apa yang dikorbankan? Ego (keinginan) kita! Ego, yang dipengaruhi kedagingan kita, sangat memengaruhi sikap dan tutur kita.

 

Mengorbankan ego artinya bersedia mengalah. Berani melepas apa yang menurut kita layak atau patut kita dapatkan. Dibutuhkan kebesaran hati jika mau melakukannya. Ditambah kesabaran (konsistensi) sebab bukan cuma sekali dua kali kita mekakukannya. Kalau cuma sekali dua kali sih namanya cuma mencicipi, belum menikmati.

 

Kerajaan Allah sudah didirikan di bumi ini. Kita sudah diizinkan dan diberi kewenangan menikmatinya. Caranya sudah diberitahukan kepada kita. Tinggal dieksekusi saja …    

 

 

 

 

Pokok doa

 

Tetap bersyukur dalam segala situasi, sebab itulah yang dikehendaki Allah!

 

Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian

 

Nyanyian Umat

NKB 177 – Kucari Suatu Panji

 

Kucari suatu panji kan kuriing tetap,

dan pandu yang berani, takutku ‘kan lenyap.

Kucari kesempatan mencoba dayaku,

yang dapat memuaskan dahaga jiwaku.

 

         Di dalam Yesus, Tuhan, ‘ku mendapatkannya;

         Tetaplah ‘ku berjalan t’rus di bawah panji-Nya.

 

Kucari jawab pasti, penawar raguku;

dan suluh yang memandu setiap langkahku.

Kucari tutur hikmat, yang kuasanya besar

supaya makna hidup tersingkaplah benar.

 

24 Juni 2022

 

TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 24 Juni 2022

 

 

Pujian Pembukaan

NKB 1 : 1 – 2 – Hai Kristen, Nyanyilah

 

Hai Kristen, nyanyilah – haleluya! Amin!

Rajamu pujilah – haleluya! Amin!

Padukan suaramu di dapan Tuhanmu,

Nyanyikanlah merdu – haleluya! Amin!

 

Hatimu angkatlah – haleluya! Amin!

Mari bersoraklah – haleluya! Amin!

Tuhan Sahabatmu tinggal bersamamu,

Kasih-Nya pun teguh – haleluya! Amin!

 

 

PEMBACAAN MAZMUR

Salah Seorang Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 77:1-3, 12-21  

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh salah Seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·         2 Raja-raja 1:1-12 

·         Galatia 4:8-20

 

Kristen

 

Kepada siapa kita percaya maka kepada-Nya kita minta tolong. Itulah yang diingatkan Tuhan kepada Ahazia melalui nabi Elia. Karena ketika ia sakit Ahazia justru memilih meminta tolong kepada benda mati, Baal-Zebub, allah di Ekron (2 Raj. 1: 2-4)

Bukankah Tuhan adalah tempat pertolongan kita? Itulah yang diingatkan pemazmur.

 

Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Asaf. Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku. Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan. (Mazmur 77:2-3) 

 

Bahkan pertolongannya sangat terbukti dalam kehidupan umat-Nya menjadi pengingat bagi pemazmur.

 

Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? (Mazmur 77:12-14)

 

Sebagai umat yang diberikan banyak bukti sebenarnya tidak ada alasan kita untuk tidak meminta pertolongan Tuhan dalam hidup ini. Kepada-Nyalah kita benar-benar menaruh percaya dan memohon pertolongan.

Inilah yang Paulus ingatkan kepada jemaat Galatia ketika ia menegur mereka yang kembali kepada kebiasaan lama mereka (Gal. 4: 8-11).

Paulus mengingatkan bagaimana proses orang Galatia dengan senang hati mendengar berita Injil dan karena itu Paulus mengingatkan kepada mereka bagaimana mereka mau mengenal Kristus (Gal. 4: 12-20).

Mari kita memelihara iman kepada Tuhan dalam hidup kita karena itulah yang menunjukkan apa arti Kristen dalam hidup kita.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·         Guru mempersiapkan diri mengajar secara onsite dengan protokol kesehatan di tahun ajaran baru.

·         Kesehatan keluarga

·         (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·         Penutup

 

 

Pujian Penutup

NKB 1 : 3 – Hai Kristen, Nyanyilah

 

Sanjung Mukhalismu – haleluya! Amin!

Walau bah menyerbu – haleluya! Amin!

Di sorga yang baka kita menyembah-Nya,

Bernyanyi s’lamanya – haleluya! Amin!

 

Introspeksi Diri

 

 Introspeksi Diri


NYANYIAN PEMBUKA

NKB 1281-2 “’Ku Berserah Kepada Allahku”

‘Ku berserah kepada Allahku
di darat pun di laut menderu.
Tiap detik tak berhenti,
Bapa sorgawi t’rus menjagaku.

Refrein:
‘Ku tahu benar ‘ku dipegang erat,
di gunung tinggi dan samudera;
di taufan g’lap ‘ku didekap.
Bapa sorgawi t’rus menjagaku

Mawar di taman dihiasiNya,
elang di langit pun dipimpinNya.
Dia tentu besertaku,
Bapa sorgawi t’rus menjagaku.

 

DOA PEMBUKA

 

BACAAN ALKITAB – 2 Korintus 13:5-10

 

RENUNGAN

               Ketika melakukan ujian untuk mendapatkan sesuatu, biasanya kita membutuhkan pihak ketiga. Misalnya saja seperti ujian untuk mendapatkan SIM, ujian masuk sekolah, ujian untuk mendapat pekerjaan, ujian TOEFL, dan sebagainya. Ujian-ujian yang kita ikuti biasanya membutuhkan fasilitator untuk menilai apakah diri kita memenuhi persyaratan untuk mendapatkan hal yang kita cari. Dan pihak ketiga yang menguji itu biasanya adalah individu yang terpisah dari diri kita sendiri. Namun, ada ujian yang peserta dan pengujinya ada di dalam diri kita sendiri. Apa itu? Jawabannya adalah menguji iman.

            Jemaat Korintus adalah jemaat yang unik, karena di satu sisi mereka memiliki semangat dalam mempelajari Injil, namun di sisi lain mereka berada dalam ancaman ‘rasul-rasul palsu’ (2 Kor. 11:13) yang mencoba membelokkan pengajaran Kristus yang disampaikan oleh para rasul. Dengan adanya pengajaran keliru yang memanfaatkan semangat pencarian kebenaran yang sedang berkobar di kalangan jemaat Korintus ini, maka jemaat diminta untuk menguji diri mereka sendiri dengan berkata “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!” (ay. 5a). Hal ini dikatakan Paulus supaya anggota-anggota jemaat di Korintus tidak terjebak pada semangat yang membawa mereka pada kehampaan. Merasa diri mereka beriman namun sebenarnya mereka tengah disesatkan dan pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

            Pernahkah saudara dalam hidup merasa hampa? Merasa sudah melakukan pelayanan dengan giat, rajin berdoa, rajin membaca Alkitab, namun pada suatu titik mempertanyakan “sebenarnya apa yang sedang saya lakukan?.” Merasa diri seperti terjebak dalam rutinitas yang pada awalnya sebenarnya dimulai dengan semangat dalam pelayanan dan bersaksi.

            Jika pernah merasa seperti ini, mungkin kita sedang berada di bawah pengaruh “rasul-rasul palsu” tersebut secara tidak sadar. Rasul-rasul palsu itu tidak kita sadari karena memang tidak secara terang-terangan hadir dalam suatu sosok manusia yang membelokkan motivasi kita dalam menjadi murid Kristus. “Rasul-rasul palsu” ini sekarang menjelma menjadi sifat-sifat manusiawi yang lestari dari dulu hingga sekarang. Sifat untuk mencari kebanggaan, pengakuan, pujian, dan keuntungan diri sendiri. Sifat-sifat yang bertentangan dengan ajaran yang diajarkan Yesus di dunia dan diteruskan oleh para rasul.

            Dengan tersamarnya sifat dari”rasul-rasul palsu” ini di dalam diri kita, maka Paulus mengingatkan kita untuk menguji diri sendiri. Bagaimana caranya? Dengan mengintrospeksi diri sendiri. Sudah benarkah motivasi kita dalam melayani? Atau sudahkah kita berlaku sesuai dengan teladan Yesus? Atau sebenarnya kita masih selalu mengutamakan kebanggaan, pengakuan, pujian, dan keuntungan pribadi? Marilah dengan rendah hati dan meminta pertolongan Roh Kudus yang ada di dalam diri kita untuk mengintrospeksi diri sendiri. Tuhan menyertai kita semua.

 

DOA SYAFAAT

·        Kesediaan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi anak (6-11 tahun).


LAGU PENUTUP

NKB 179 :1-2 “Lama ‘Ku Enggan Mengikut Jalan Tuhan”

Lama ‘ku enggan mengikut jalan Tuhan,
hanya turut hawa nafsu diriku.
Serta ‘ku memandang Penebus di salib,
aku berserah kepada Rajaku.

Refrein:
Iring kehendak Mukhalis sungguh indah,
ada damai, hilanglah keluh kesah.
Jiwa dapat berteduh dalam naungan Tuhanku,
dan merasa perhentianNya.

Set’lah tubuhku dan jiwa ‘ku serahkan
pada Tuhan dengan sungguh dan tetap,
‘ku miliki rasa damai serta aman,
meskipun di dalam jurang yang gelap.

 

 

 

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025