Introspeksi
Diri
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 1281-2 “’Ku Berserah Kepada Allahku”
‘Ku berserah kepada Allahku
di darat pun di laut menderu.
Tiap detik tak berhenti,
Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
Refrein:
‘Ku tahu benar ‘ku dipegang erat,
di gunung tinggi dan samudera;
di taufan g’lap ‘ku didekap.
Bapa sorgawi t’rus menjagaku
Mawar di taman dihiasiNya,
elang di langit pun dipimpinNya.
Dia tentu besertaku,
Bapa sorgawi t’rus menjagaku.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB – 2
Korintus 13:5-10
RENUNGAN
Ketika melakukan ujian untuk mendapatkan sesuatu,
biasanya kita membutuhkan pihak ketiga. Misalnya saja seperti ujian untuk
mendapatkan SIM, ujian masuk sekolah, ujian untuk mendapat pekerjaan, ujian
TOEFL, dan sebagainya. Ujian-ujian yang kita ikuti biasanya membutuhkan
fasilitator untuk menilai apakah diri kita memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan hal yang kita cari. Dan pihak ketiga yang menguji itu biasanya
adalah individu yang terpisah dari diri kita sendiri. Namun, ada ujian yang
peserta dan pengujinya ada di dalam diri kita sendiri. Apa itu? Jawabannya
adalah menguji iman.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang
unik, karena di satu sisi mereka memiliki semangat dalam mempelajari Injil,
namun di sisi lain mereka berada dalam ancaman ‘rasul-rasul palsu’ (2 Kor.
11:13) yang mencoba membelokkan pengajaran Kristus yang disampaikan oleh para
rasul. Dengan adanya pengajaran keliru yang memanfaatkan semangat pencarian
kebenaran yang sedang berkobar di kalangan jemaat Korintus ini, maka jemaat
diminta untuk menguji diri mereka sendiri dengan berkata “Ujilah dirimu
sendiri, apakah kamu tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!” (ay. 5a). Hal
ini dikatakan Paulus supaya anggota-anggota jemaat di Korintus tidak terjebak
pada semangat yang membawa mereka pada kehampaan. Merasa diri mereka beriman
namun sebenarnya mereka tengah disesatkan dan pada akhirnya tidak mendapatkan
apa-apa.
Pernahkah saudara dalam hidup merasa
hampa? Merasa sudah melakukan pelayanan dengan giat, rajin berdoa, rajin
membaca Alkitab, namun pada suatu titik mempertanyakan “sebenarnya apa yang
sedang saya lakukan?.” Merasa diri seperti terjebak dalam rutinitas yang pada
awalnya sebenarnya dimulai dengan semangat dalam pelayanan dan bersaksi.
Jika pernah merasa seperti ini,
mungkin kita sedang berada di bawah pengaruh “rasul-rasul palsu” tersebut
secara tidak sadar. Rasul-rasul palsu itu tidak kita sadari karena memang tidak
secara terang-terangan hadir dalam suatu sosok manusia yang membelokkan
motivasi kita dalam menjadi murid Kristus. “Rasul-rasul palsu” ini sekarang
menjelma menjadi sifat-sifat manusiawi yang lestari dari dulu hingga sekarang.
Sifat untuk mencari kebanggaan, pengakuan, pujian, dan keuntungan diri sendiri.
Sifat-sifat yang bertentangan dengan ajaran yang diajarkan Yesus di dunia dan
diteruskan oleh para rasul.
Dengan tersamarnya sifat
dari”rasul-rasul palsu” ini di dalam diri kita, maka Paulus mengingatkan kita untuk
menguji diri sendiri. Bagaimana caranya? Dengan mengintrospeksi diri sendiri.
Sudah benarkah motivasi kita dalam melayani? Atau sudahkah kita berlaku sesuai
dengan teladan Yesus? Atau sebenarnya kita masih selalu mengutamakan
kebanggaan, pengakuan, pujian, dan keuntungan pribadi? Marilah dengan rendah
hati dan meminta pertolongan Roh Kudus yang ada di dalam diri kita untuk
mengintrospeksi diri sendiri. Tuhan menyertai kita semua.
DOA SYAFAAT
·
Kesediaan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi anak
(6-11 tahun).
LAGU PENUTUP
NKB 179 :1-2 “Lama ‘Ku Enggan Mengikut Jalan Tuhan”
Lama ‘ku enggan mengikut jalan Tuhan,
hanya turut hawa nafsu diriku.
Serta ‘ku memandang Penebus di salib,
aku berserah kepada Rajaku.
Refrein:
Iring kehendak Mukhalis sungguh indah,
ada damai, hilanglah keluh kesah.
Jiwa dapat berteduh dalam naungan Tuhanku,
dan merasa perhentianNya.
Set’lah tubuhku dan jiwa ‘ku serahkan
pada Tuhan dengan sungguh dan tetap,
‘ku miliki rasa damai serta aman,
meskipun di dalam jurang yang gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar