Kamis, 2 Februari 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 15 - Hidup yang Penuh Berbeban
Syair dan lagu: Burdens Are Lifted at Calvary / Days Are Filled with Sorrow and Care; John M. Moore
Terjemahan: Yamuger, 1988,
Hak Cipta: Singspiration, Inc.
Hidup yang penuh berbeban dan terasa berat,
ringan semua di Kalvari, karn’a Yesus dekat.
Refrein:
Ringan semua di Kalvari, Kalvari, Kalvari;
Ringan semua di Kalvari, karn’a Yesus dekat.
PEMBACAAN MAZMUR 37 : 1-17
(dibacakan salah seorang anggota keluarga)
1 Dari Daud.
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
2 sebab mereka segera lisut seperti rumput
dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
3 Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia,
4 dan bergembiralah karena Tuhan;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
5 Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak;
6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan hakmu seperti siang.
7 Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia;
jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya,
karena orang yang melakukan tipu daya.
8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu,
jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
9 Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
10 Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik;
jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.
11 Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri
dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
12 Orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar
dan menggertakkan giginya terhadap dia;
13 Tuhan menertawakan orang fasik itu,
sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat.
14 Orang-orang fasik menghunus pedang dan melentur busur mereka
untuk merobohkan orang-orang sengsara dan orang-orang miskin,
untuk membunuh orang-orang yang hidup jujur;
15 tetapi pedang mereka akan menikam dada mereka sendiri,
dan busur mereka akan dipatahkan.
16 Lebih baik yang sedikit pada orang benar
dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;
17 sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan,
tetapi Tuhan menopang orang-orang benar.
DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
PEMBACAAN ALKITAB
Perjanjian Lama : Rut 3 : 1-13
Perjanjian Baru : Lukas 6 : 17 - 26
RENUNGAN
Judul : “Kesuksesan : sebuah proses gumul-juang bersama Tuhan”
Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki standar atau kriteria tertentu dalam menggambarkan sebuah situasi yang dikenal dengan sebutan “sukses”. Ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika berada di puncak jenjang karir, ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika memiliki kehidupan yang stabil dalam segala aspek, ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika memiliki suatu nilai kehidupan yang bisa dilestarikan turun temurun, dan masih banyak lagi. Walaupun tidak ada standar yang pasti, sukses atau kesuksesan ini menjadi semacam tujuan hidup yang ingin dicapai setiap orang. Untuk itu, tidak heran jika kita bisa melihat bahwa setiap orang berlomba-lomba melakukan yang terbaik demi mencapai sebuah situasi yang dianggap sebagai “kesuksesan”. Jalan yang ditempuh untuk meraih sebuah kesuksesan tentu bukanlah jalan yang mudah untuk ditempuh atau bahkan seperti sebuah jalan yang terjal dan begitu penuh dengan kesulitan. Kita bisa meyakini bersama bahwa ada sebuah proses jatuh-bangun yang perlu dilalui setiap orang dalam mencapai sebuah situasi kesuksesan. Satu hal yang pasti, kesuksesan adalah sebuah titik balik kehidupan yang membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, dan untuk mencapai ke sebuah titik kesuksesan itu, manusia perlu melakukan yang namanya “gumul-juang”. Namun bagaimanakah sebenarnya teks Alkitab berbicara tentang kesuksesan?
Jika kita cermati kedua teks yang menjadi bacaan kita pada hari ini, kita bisa menemukan tiga hal yang berkaitan dengan bagaimana teks Alkitab berbicara tentang kesuksesan, antara lain:
Indikasi Kesuksesan (di dalam Tuhan)
Di dalam teks Rut 3 : 1-13, kita bisa melihat bagaimana narasi Rut yang sedang mencari “perlindungan” kepada Boas. Namun pertanyaannya, mengapa sampai-sampai Naomi perlu untuk melakukan hal ini? Jika kita cermati narasi hidup dari Rut, kita bisa mengetahui bahwasannya Rut ini adalah menantu dari Naomi, yang pada akhirnya menjadi janda setelah sang suami (anak Naomi) meninggal. Menariknya, dalam narasi kita disebutkan bahwa sebenarnya Naomi sudah meminta Rut untuk pulang kembali ke “negeri asalnya” namun dengan bersikeras, Rut dengan teguh hati tetap ingin tinggal bersama Naomi yang juga adalah seorang Janda (Suaminya Elimelekh sudah meninggal). Jadi narasi ini adalah sebuah narasi yang menceritakan tentang kehidupan “dua janda” yang perlu berjuang di tengah situasi krisis pangan (Rut 1 : 1;). Kita bisa bayangkan betapa susahnya kehidupan yang harus dijalankan oleh Naomi dan Rut ini. Untuk alasan inilah, di dalam perikop yang menjadi bacaan kita, Naomi meminta Rut untuk “mencari perlindungan” kepada Boas. Semua ini adalah cara bagi Rut dan Naomi mencapai titik balik dalam kehidupan mereka, karena di ayat 4 nanti pada akhirnya Rut menjadi Istri Boas dan memulai kehidupan dengan situasi yang lebih baik ketimbang apa yang ia alami sebelumnya. Dari sini kita bisa mengambil pemahaman bahwa sukses itu bukan hanya ketika seseorang mencapai keadaan bahagia, “nyaman” dan stabil, namun justru ketika seseorang diangkat pergumulan-nya sedemikian rupa oleh Tuhan dan mencapai suatu titik balik dalam kehidupannya. Jadi sukses itu adalah suatu keadaan dimana manusia dan Tuhan berjalan bersama melewati berbagai pergumulan hidup dan mencapai “titik balik”, walaupun kondisi riil dalam kehidupannya seolah konstan, tetapi ketika ia memiliki kesadaran bahwa Tuhan senantiasa berjalan bersama kita melewati kehidupan ini, dan memiliki pengharapan bahwa segala sesuatu akan menjadi indah dalam rencana Tuhan bagi kehidupan kita.
Bagaimana Meraih Sebuah Kesuksesan
Jika kesuksesan adalah menyadari karya Tuhan dalam melewati berbagai pergumulan hidup dan mencapai “titik balik”, maka sesuatu yang perlu dilakukan adalah mempercayakan segala sesuatu dalam penyertaan tangan Tuhan. Mempercayakan bukan berarti tidak ada suatu sikap maupun perbuatan yang tidak kita lakukan sama sekali, namun justru mempercayakan itu berarti kita melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin, menjadi versi terbaik dari diri kita masing-masing dan dengan demikian kita bisa menuai hasil “terbaik” yang akan Tuhan berikan bagi kita. Sama seperti Rut yang juga melakukan “yang terbaik”, yakni menempuh cara “terbaik” untuk memperoleh titik balik dalam kehidupannya, demikian pula kita. Apa yang dilakukan Rut menjadi simbol dalam mencapai “kesuksesan”, bahwa kesuksesan itu dapat tercapai bila kita memberikan yang terbaik dari diri kita bahkan bila perlu kita memaksa diri kita sampai pada titik batas kemampuan diri kita. Push to the limit menjadi semacam slogan yang bisa kita jadikan landasan dalam mencapai kesuksesan di dalam Tuhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait “kesuksesan”
Hal yang perlu kita ingat adalah ketika kita hendak mencapai kesuksesan di dalam Tuhan, maka kita pun perlu mengikuti “aturan main” yang Tuhan berikan bagi kita. Ada semacam koridor yang menjadi “batas” bagi kita dalam meraih kesuksesan di dalam Tuhan, salah satunya adalah dengan mengasihi sesama. Tentu mengasihi hanya akan menjadi kalimat klise jika kita mengartikan hal ini sebagai “berbuat baik”. Mengasihi sesama yang menjadi koridor dalam mencapai kesuksesan itu juga bisa dimaknai sebagai suatu sikap ketika kita tidak hanya mementingkan diri kita sendiri dan mengacuhkan orang lain. Sama seperti kritik yang diberikan Tuhan Yesus di dalam Injil Lukas, bahwa ayat 24 -26 itu tidak hendak mengatakan bahwa orang Kristen itu tidak boleh memiliki kehidupan yang “enak”, namun ketika seseorang telah mencapai kesuksesan, jangan lupa bahwa kesuksesan itu membuat kita menjadi pribadi yang acuh tak acuh, justru hal ini yang sebaiknya mendorong kita untuk berbuat lebih (baik) kepada sesama kita. Jika Tuhan saja memberi kita “berkat”, maka kita pun perlu membagikan berkat itu dan menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang-orang yang masih memerlukan bantuan.
Maka panggilan yang boleh bersama kita dapatkan adalah kita sebagai umat Tuhan adalah kita perlu untuk memperjuangkan kehidupan kita menuju pada kesuksesan di dalam Tuhan, yakni dengan melakukan yang terbaik dan tidak melupakan bagaimana kita mempunyai koridor dalam mencapai kesuksesan di dalam Tuhan. Sehingga kita senantiasa dimampukan mencapai “titik balik” di dalam kehidupan ini walaupun badai pergumulan kerap kali datang di dalam kehidupan ini. Ingatlah bahwa Tuhan senantiasa menyertai perjalanan kehidupan kita dan ia memiliki rancangan yang indah bagi kehidupan kita.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Pokok Doa Khusus : Berdoa bagi pemerintah pusat dan daerah dalam upaya membuka
peluang usaha bagi pedagang kecil dan menengah.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 164 – Kidung yang Merdu di Hatiku
Syair dan lagu: He keeps me singing / There’s Within My Heart a Melody; Luther Burgess Bridgers,
Terjemahan: Yamuger,
Hak Cipta: Word, Inc.
1. Kidung yang merdu di hatiku,
Yesus membisikkannya.
“Jangan takut, ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Refrein:
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
3. Riang atas limpah rahmatNya,
dalam kasihNya teduh,
sambil t’rus memandang wajahNya
‘ku nyanyikan kidungku.
(Selasa, 31 Januari 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
“Tuhan, Ambil Hidupku”
(KJ 365a : 1, 4, 5)
Tuhan ambil hidupku
dan kuduskan bagi-Mu;
pun waktu pakailah
memuji-Mu s'lamanya.
Harta kekayaanku
jadi alat bagi-Mu;
akal budi dan kerja,
Tuhan pergunakanlah!
Limpah-ruah kasihku
kuserahkan pada-Mu:
diriku seutuhnya
milik-Mu selamanya!
Pembacaan Mazmur 37 : 1-17
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Rut 2 : 1-16
Perjanjian Baru : Yakobus 5 : 1-6
Renungan
Bermanfaat atau tidaknya sebuah sarana, salah satunya ditentukan dari sikap orang yang menggunakannya. Ambil contoh tempat sampah. Alat ini akan dapat bermanfaat dengan baik, jika setiap orang bersedia untuk menggunakannya dengan tepat. Pada masa sekarang ini, di tempat-tempat umum telah disediakan tempat sampah yang dibuat semenarik mungkin dan seindah mungkin. Ada yang dicat warna-warni supaya memudahkan kita untuk membedakan mana tempat untuk sampah kering, mana tempat untuk sampah basah. Ada juga yang diberi gambar petunjuk agar kita bisa menempatkan sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang secara terpisah. Bahkan ada yang dibuat dengan model yang unik guna menarik mata kita saat memandangnya, sehingga tidak terkesan kumuh dan kotor. Semua itu dilakukan dengan satu tujuan, yaitu agar kita bersedia untuk membuang sampah kita pada tempatnya. Namun, sekalipun tempat sampah masa kini telah dibuat dengan begitu menarik dan unik, jika kita sebagai pengguna masih saja bersikap abai dan memilih membuang sampah di sembarang tempat, maka keberadaan tempat sampah itu pada akhirnya tidak akan memberi manfaat apapun bagi kita.
Demikian juga soal harta kekayaan. Sejatinya harta kekayaan adalah sarana yang Tuhan anugerahkan agar kita bisa memperoleh manfaat bagi kehidupan umat-Nya. Akan tetapi harta kekayaan itu bermanfaat atau tidak tentu bergantung dari sikap kita terhadapnya. Jika kita mempergunakan harta kekayaan itu dengan baik dan bijak, tentu harta kekayaan itu akan memberi manfaat bagi kehidupan kita. Sebagaimana yang diteladankan Boas melalui bacaan kita hari ini. Dalam kitab Rut 2:1-16 kita mendapat kisah tentang Boas yang mempergunakan harta kekayaannya untuk menolong Rut yang pada waktu sedang mengalami kesusahan hidup. Boas mengijinkan dan memberi kesempatan kepada Rut untuk mengambil apa yang ia perlukan untuk menunjang kehidupannya dari ladang miliknya. Bahkan Boas memberikan keleluasaan kepada Rut untuk menikmati sebagian dari apa yang dihasilkan dari ladang yang Boas punya. Sebagai orang yang memiliki harta kekayaan, Boas mempergunakan harta kekayaannya itu untuk dapat membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Dia rela berbagi, sehingga Rut yang pada waktu itu tidak memiliki apa-apa tetap dapat bertahan hidup dan memperoleh makanan.
Sikap Boas tersebut sangatlah berbeda dengan sikap orang-orang kaya yang diungkapkan dalam surat Yakobus. Jika Boas mampu mempergunakan kekayaannya untuk memberi manfaat bagi kehidupan sesamanya, tidaklah demikian dengan orang-orang kaya yang dikecam oleh Yakobus dalam suratnya. Dalam Yakobus 5:1-6 kita membaca bagaimana Yakobus menggambarkan sikap orang-orang kaya yang dikecamnya itu. Alih-alih menggunakan kekayaan mereka untuk menolong sesamanya; yang mereka lakukan justru menindas sesamanya agar kekayaan mereka tidak berkurang. Mereka menahan upah para pekerja yang bekerja di ladang mereka. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk hidup berfoya-foya. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk menutup jalan hidup orang lain yang tidak bisa bersaing dengan mereka. Oleh karena itu, Yakobus mengecam pola hidup mereka itu dengan perkataan yang sangat keras. Sebab, mereka memakai sarana yang telah Tuhan anugerahkan kepada mereka itu dengan sikap yang tidak benar, sehingga anugerah kekayaan itu tidak memberi manfaat bagi kehidupan umat Tuhan.
Belajar dari firman yang kita renungkan hari ini, maka kita sebagai umat Tuhan dipanggil untuk bijak dalam mempergunakan kekayaan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang kaya yang dikecam oleh Yakobus. Kita harus terus belajar untuk mempergunakan anugerah kekayaan yang Tuhan percayakan kepada kita sebagai sarana yang membawa manfaat bagi umat Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Boas. Semuanya kembali pada sikap kita dalam mempergunakannya. Seberapapun kekayaan yang dipercayakan kepada kita, jika kekayaan itu kita gunakan untuk hal-hal yang benar dan baik, pasti akan lebih bermanfaat bagi kehidupan daripada hanya kita gunakan untuk berfoya-foya dan menyengsarakan orang lain. Selamat merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Nyanyian Penutup
“Janganlah Kumpulkan Harta”
(PKJ 271 : 1-3)
Janganlah kumpulkan harta dunia fana.
Ngengat merusak, pencuri membongkarnya.
Harta sorga kumpulkanlah kar'na tak semu:
di mana hartamu di situlah hatimu.
Banyak yang kuatir akan masa depan
dan berlebihan kumpulkan harta benda.
Akhirnya bergantung pada kekayaannya,
tak lagi pada Yesus harapannya tetap.
Yang kumpulkan banyak takkan kelebihan
dan yang sedikit pun takkan kekurangan.
Burung yang di langit, bunga bakung di lembah
tetap dipelihara Tuhan selamanya.
hg
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
Tuhanku,
Bila Hati Kawanku
(KJ. 467)
Tuhanku, bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena
dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
PEMBACAAN
MAZMUR 37 : 1 - 17
(di
bacakan secara berbalasan)
DOA
PEMBACAAN ALKITAB
· Perjanjian Lama : Rut 1 : 1 - 18
·
Perjanjian Baru : Filemon 1 : 1 – 25
RENUNGAN
“Tuhanku,
Bila Hati Kawanku”
Tuhanku, bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
Jikalau tuturku tak semena
dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
Dan hari ini aku bersembah
serta padaMu, Bapa, berserah,
berikan daku kasihMu mesra. Amin, amin.
Saudaraku … lirik lagu ini menjadi lirik lagu
yang mengajak kita saling mengampuni dan menerima … “Dan kalau dia sudah
merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku
....” (Flm. 1:18)
Dari dalam sel penjara, Paulus membawa Onesimus kepada Tuhan. Paulus lalu meminta
Filemon, majikan Onesimus, untuk mengampuni sang budak yang kabur dari rumahnya
itu. Budak itu telah menjadi pengikut Tuhan kini. Paulus meminta Filemon bukan
hanya mengampuni, tetapi juga menerima Onesimus menjadi saudara. Sebagai orang
Kristen kita seharusnya mengampuni sebagaimana kita sudah diampuni. Pengampunan
yang sejati adalah kita memperlakukan orang yang diampuni sebagaimana kita mau
diperlakukan.
Saudaraku … Marilah mengintronspeksi diri dan meniru teladan Kristus yang
merendahkan diri-Nya dan berkorban hingga mati di kayu salib untuk mengampuni
dosa kita. Kerendahan hati dan pengorbanan Kristus adalah teladan bagi kita
untuk mau merendahkan hati di hadapan siapapun.
Oleh sebab itu dengan berseru pada Tuhan kita
berucap … “Tuhan, ajar kami untuk mengasihi semua orang tanpa batas”.
SAAT HENING
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
·
Vaksinasi untuk daerah
terluar Indonesia
·
Berdoa untuk pergumulan keluarga masing-masing.
NYANYIAN PENUTUP
Tuhanku,
Bila Hati Kawanku
(KJ. 467)
Dan hari ini aku bersembah
serta padaMu, Bapa, berserah,
berikan daku kasihMu mesra. Amin, amin.
&
Tataibadah
Harian
Sabtu,
28 Januari 2023
“Perintah
yang Indah”
Saat
teduh
Doa
pembukaan
Dipimpin
seorang anggota keluarga
Nyanyian
Bersama
NKB
134 – T’rima Kasih, Ya Tuhanku
T’rima
kasih ya Tuhanku, atas hari pemberian-Mu.
Hari
baru limpah rahmat dan dipenuhi oleh kasih-Mu.
Kaucurahkan
pada umat-Mu, Kaucurahkan pada umat-Mu
T’rima
kasih atas waktu yang Dikau tawarkan padaku,
agar
dalam masa muda aku belajar tentang kasih-Mu,
yang
besar dan mulia itu, yang besar dan mulia itu.
dan
menolong sesamaku menurut firman serta karya-Mu,
kar’na
itu makna kasih-Mu, kar’na itu makna kasih-Mu.
Pembacaan
Mazmur
Mazmur 15
Dibacakan
oleh seorang anggota keluarga
Perenungan
Sabda
-
Doa
persiapan
-
Pembacaan
Alkitab:
Yohanes 13.31-35
Dibacakan oleh seorang anggota keluarga
“Perintah
yang Indah”
Ciri utama Kristen atau pengikut Kristus
adalah kasih. Menjelang penyaliban Yesus, Ia menyampaikan hal ini kepada
murid-murid-Nya, yakni pesan penting agar mereka saling mengasihi. Di dalam
kasih kepada sesama murid itulah mereka dicirikan sebagai murid Kristus. Dengan
kata lain, jika hidup mereka tidak saling mengasihi, mereka tidak dikenali
sebagai murid Kristus.
Sebelum menyampaikan pesan itu, Yesus mengatakan
bahwa Ia memberikan pesan itu sebagai perintah bagi para murid-Nya. Dalam pesan-Nya
itu Ia mengatakan, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu
harus saling mengasihi.”
Ini bisa dipahami sebagai sebuah penerusan
sifat Tuhan yang diajarkan dan diejawantahkan oleh para murid, dan sifatnya
juga menular (meluas). Artinya jika kasih itu diberlakukan dalam hidup para
murid, maka yang merasakannya juga akan memiliki potensi menyebarkannya kepada
orang lain.
Bagaimana bisa menularkan sebuah sifat baik
kepada orang lain? Tentunya jika orang yang merasakannya terpengaruh oleh apa
yang kita lakukan. Satu hal yang dapat memengaruhi orang, menurut pakar
marketing, Hermawan Kartajaya, adalah diferensiasi alias kekhususan. Jika sikap
kita dibandingkan orang lain dirasakan berbeda oleh subjek yang dikasihi, maka
ada potensi orang itu akan tergerak.
Namun diferensiasi itu bukan satu-satunya faktor
yang menentukan dampak sikap kita. Hermawan meneliti lebih jauh dan hasilnya,
faktor yang lebih menguatkan adalah kepuasan orang yang dilayani. Bahkan dalam
marketing 3.0 dinyatakan bahwa pusat kepuasan haruslah berfokus pada konsumen,
pikiran, jiwa, serta emosinya, sehingga tindakan yang kita lakukan bisa
memenuhi seluruh kebutuhan subjek kasih kita itu. Tanpanya, kasih yang kita
sebar mungkin hanya seperti abu diterbangkan angin.
Atas dasar itulah maka Yesus menekankan
pentingnya perintah ini. kasih bukanlah sekadar sebuah slogan klise yang
berulang diucapkan tanpa makna. Sebaliknya ia menjadi kekuatan yang
menghadirkan dampak (yang dapat mengubah) kehidupan.
Ya, perubahan ke arah yang lebih baik dan
menjanjikan harapan, tentunya! Sebab jika ia dipraktekkan, akan muncul kesempatan
menghadirkan suasana hidup yang lebih menarik, dipenuhi kehangatan, dan mendatangkan
semangat. Namun jika kasih diimplementasikan sebagai perwujudan tanggung jawab
atau kewajiban, bisa jadi penerimanya tidak akan merasakan perubahan.
Biasanya perintah itu terasa tidak enak dan
karenanya berat dijalankan. Namun jika perintah Yesus ini dilakukan – dengan segenap
hati – niscaya hidup akan jadi lebih indah. Percaya?
Sebagai penutup, mari kita renungkan
bersama, “Apakah hidup kita dijiwai kasih?”
Doa
Bersama
Mari
mendoakan:
-
kesiapan
memasuki kehidupan baru, bukan kembali ke gaya hidup masa lalu; kebersediaan
menerima perubahan dan menikmati cara hidup yang berbeda dengan sebelum pandemi
-
kehidupan
bangsa RI yang berada pada fase krusial di tahun politik jelang pemilu tahun
depan; agar masyarakat bisa teredukasi dengan baik sehingga mempraktekkan
nilai-nilai kehidupan yang selaras dengan semangat dan jiwa Pancasila
-
Keluarga
belajar mempraktekkan kasih, mulai dari kasih terhadap sesama anggota keluarga,
sehingga bisa saling memaafkan dan menerima sikap serta perbuatan anggota lain
yang menyakiti dirinya, dan kemudian mengasihi orang-orang lain di luar
keluarga
Nyanyian
Bersama
NKB
141 – Kasihku Pada-Mu Tambahkanlah!
Kasihku
pada-Mu tambahkanlah!
Ya
Kristus Tuhanku, o, dengarlah!
Kumohon
tak henti: Tambahkan kasihku,
makin
besar, kepada-Mu!
Walaupun
badai k’ras memukulku,
namun
penghiburku malak kudus.
Inilah
laguku: Tambahkan kasihku,
makin
besar, kepada-Mu!
Kamis, 11 Desember 2025