PERINTAH YANG INDAH

 

Tataibadah Harian

Sabtu, 28 Januari 2023

“Perintah yang Indah”

 

Saat teduh

 

Doa pembukaan

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 134 – T’rima Kasih, Ya Tuhanku

 

T’rima kasih ya Tuhanku, atas hari pemberian-Mu.

Hari baru limpah rahmat dan dipenuhi oleh kasih-Mu.

Kaucurahkan pada umat-Mu, Kaucurahkan pada umat-Mu

 

T’rima kasih atas waktu yang Dikau tawarkan padaku,

agar dalam masa muda aku belajar tentang kasih-Mu,

yang besar dan mulia itu, yang besar dan mulia itu.

 

Kan kupakai waktu itu melakukan tanggung jawabku

dan menolong sesamaku menurut firman serta karya-Mu,

kar’na itu makna kasih-Mu, kar’na itu makna kasih-Mu.

 

Pembacaan Mazmur

Mazmur 15

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

Perenungan Sabda

-       Doa persiapan

-       Pembacaan Alkitab:

Yohanes 13.31-35

Dibacakan oleh seorang anggota keluarga

 

“Perintah yang Indah”

 

Ciri utama Kristen atau pengikut Kristus adalah kasih. Menjelang penyaliban Yesus, Ia menyampaikan hal ini kepada murid-murid-Nya, yakni pesan penting agar mereka saling mengasihi. Di dalam kasih kepada sesama murid itulah mereka dicirikan sebagai murid Kristus. Dengan kata lain, jika hidup mereka tidak saling mengasihi, mereka tidak dikenali sebagai murid Kristus.    

 

Sebelum menyampaikan pesan itu, Yesus mengatakan bahwa Ia memberikan pesan itu sebagai perintah bagi para murid-Nya. Dalam pesan-Nya itu Ia mengatakan, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”

 

Ini bisa dipahami sebagai sebuah penerusan sifat Tuhan yang diajarkan dan diejawantahkan oleh para murid, dan sifatnya juga menular (meluas). Artinya jika kasih itu diberlakukan dalam hidup para murid, maka yang merasakannya juga akan memiliki potensi menyebarkannya kepada orang lain.

 

Bagaimana bisa menularkan sebuah sifat baik kepada orang lain? Tentunya jika orang yang merasakannya terpengaruh oleh apa yang kita lakukan. Satu hal yang dapat memengaruhi orang, menurut pakar marketing, Hermawan Kartajaya, adalah diferensiasi alias kekhususan. Jika sikap kita dibandingkan orang lain dirasakan berbeda oleh subjek yang dikasihi, maka ada potensi orang itu akan tergerak.

 

Namun diferensiasi itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan dampak sikap kita. Hermawan meneliti lebih jauh dan hasilnya, faktor yang lebih menguatkan adalah kepuasan orang yang dilayani. Bahkan dalam marketing 3.0 dinyatakan bahwa pusat kepuasan haruslah berfokus pada konsumen, pikiran, jiwa, serta emosinya, sehingga tindakan yang kita lakukan bisa memenuhi seluruh kebutuhan subjek kasih kita itu. Tanpanya, kasih yang kita sebar mungkin hanya seperti abu diterbangkan angin.

 

Atas dasar itulah maka Yesus menekankan pentingnya perintah ini. kasih bukanlah sekadar sebuah slogan klise yang berulang diucapkan tanpa makna. Sebaliknya ia menjadi kekuatan yang menghadirkan dampak (yang dapat mengubah) kehidupan.

Ya, perubahan ke arah yang lebih baik dan menjanjikan harapan, tentunya! Sebab jika ia dipraktekkan, akan muncul kesempatan menghadirkan suasana hidup yang lebih menarik, dipenuhi kehangatan, dan mendatangkan semangat. Namun jika kasih diimplementasikan sebagai perwujudan tanggung jawab atau kewajiban, bisa jadi penerimanya tidak akan merasakan perubahan.

 

Biasanya perintah itu terasa tidak enak dan karenanya berat dijalankan. Namun jika perintah Yesus ini dilakukan – dengan segenap hati – niscaya hidup akan jadi lebih indah. Percaya?

 

Sebagai penutup, mari kita renungkan bersama, “Apakah hidup kita dijiwai kasih?”

 

 

Doa Bersama

Mari mendoakan:

-       kesiapan memasuki kehidupan baru, bukan kembali ke gaya hidup masa lalu; kebersediaan menerima perubahan dan menikmati cara hidup yang berbeda dengan sebelum pandemi

-       kehidupan bangsa RI yang berada pada fase krusial di tahun politik jelang pemilu tahun depan; agar masyarakat bisa teredukasi dengan baik sehingga mempraktekkan nilai-nilai kehidupan yang selaras dengan semangat dan jiwa Pancasila

-       Keluarga belajar mempraktekkan kasih, mulai dari kasih terhadap sesama anggota keluarga, sehingga bisa saling memaafkan dan menerima sikap serta perbuatan anggota lain yang menyakiti dirinya, dan kemudian mengasihi orang-orang lain di luar keluarga

 

Nyanyian Bersama

NKB 141 – Kasihku Pada-Mu Tambahkanlah!

 

Kasihku pada-Mu tambahkanlah!

Ya Kristus Tuhanku, o, dengarlah!

Kumohon tak henti: Tambahkan kasihku,

makin besar, kepada-Mu!

 

Walaupun badai k’ras memukulku,

namun penghiburku malak kudus.

Inilah laguku: Tambahkan kasihku,

makin besar, kepada-Mu!

        

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025