Kamis, 2 Februari 2023
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 464: 1-2
TUHAN, PECAHKANLAH ROTI HAYAT
Tuhan, pecahkanlah roti hayat,
bagai di tasik dulu Kaubuat.
Kau kerinduanku, ya Tuhanku,
Kau kerinduanku, ya Tuhanku,
Dikau kucari dalam sabdaMu.
O, kebenaranMu berkatilah
seperti roti di Galilea,
hingga merdekalah nuraniku
dan aku hidup damai dalamMu.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Ulangan 4: 1-14
RENUNGAN
Makan dengan tangan kanan adalah kebiasaan banyak orang. Tetapi ada juga orang-orang yang terbiasa menggunakan tangan kiri untuk melakukan segala aktivitasnya. Kita menyebut kelompok ini dengan "kidal", kiri dari lahir. Karena kebiasaan yang berbeda ini, mereka tidak dikategorikan sebagai orang yang tidak sopan atau tidak beretika. Ini kemudian membuat kita berpikir ulang tentang apa yang sopan dan beretika dari sebuah kebiasaan.
Kebiasaan dibentuk setelah sekian lama dan begitu mengakar dalam diri seseorang. Ada juga yang dengan sengaja membiasakan diri dalam tingkah laku atau bersikap. Terbiasa mendengarkan dan tidak banyak bicara, tetapi sekalinya bicara semua orang mendengarkan. Terbiasa minum kopi sebelum beraktivitas. Terbiasa berdoa setelah bangun pagi dan sebelum tidur malam. Semuanya bisa dibiasakan, tergantung apa yang menjadi tujuan dan dampaknya.
Tuhan pun membentuk orang-orang Israel agar terbiasa dengan apa yang menjadi ketetapan-Nya. Setelah keluar dari perbudakan di Mesir, mereka dibentuk oleh Tuhan disepanjang perjalanan menuju ke Tanah Perjanjian. Perkataan Tuhan dinyatakan melalui Musa dan juga hal-hal ajaib yang kelihatan oleh bangsa itu. Tuhan membiasakan orang Israel untuk bergaul dekat dengan-Nya.
Bacaan kita hari ini merupakan perkataan Musa kepada bangsa yang besar itu. Sebuah pengingat dan nasehat agar bangsa itu tidak melupakan Tuhan. "Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya (ay. 5)."
Firman Tuhan, ketetapan Tuhan, bukan hanya sekadar untuk diingat atau dihafalkan. Semua itu adalah untuk dijadikan kebiasaan yang membentuk umat Israel menjadi bangsa yang sesuai dengan kehedak Tuhan. 40 tahun bukan waktu yang singkat. Waktu sepanjang itu cukup membentuk kebiasaan untuk sejumlah besar orang. Harapannya adalah supaya mereka bisa meneruskan apa yang mereka biasakan ini kepada "... anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu ... (ay. 9)."
Perintah ini juga berlaku bagi kita: meneruskan kebiasaan kita dalam pengenalan akan Tuhan kepada generasi penerus kita. Kebiasaan kitalah yang kemudian membentuk apa dan bagaimana anak cucu kita. Semuanya diawali dengan kebiasaan yang menjadi pembiasaan, yang tentu juga disertai latar belakang dan penjelasannya agar dimengerti oleh mereka. Dengan pembiasaan dan pengajaran, niscaya keluarga kita juga semakin dekat relasinya dengan Tuhan. Kiranya kita dimampukan membentuk kebiasaan baik yang mengarah kepada Tuhan. Amin.
DOA SYAFAAT
- Berdoa agar pemimpin dunia bersedia berdialog untuk menyelesaikan krisis secara bersama.
NYANYIAN PENUTUP
KJ 464: 3-4
TUHAN PECAHKANLAH ROTI HAYAT
Kau Roti Hidupku, Firman kudus;
ajar 'ku makan roti itu t'rus.
Kau kes'lamatanku dan hidupku;
Kau kes'lamatanku dan hidupku;
b'ri kucintai kebenaranMu.
Utuslah Roh Kudus kepadaku,
agar terbuka mata hatiku,
hingga jelas benar ajaranMu
hingga jelas benar ajaranMu
dan Kau kurangkul dalam sabdaMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar