SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 15 - Hidup yang Penuh Berbeban
Syair dan lagu: Burdens Are Lifted at Calvary / Days Are Filled with Sorrow and Care; John M. Moore
Terjemahan: Yamuger, 1988,
Hak Cipta: Singspiration, Inc.
Hidup yang penuh berbeban dan terasa berat,
ringan semua di Kalvari, karn’a Yesus dekat.
Refrein:
Ringan semua di Kalvari, Kalvari, Kalvari;
Ringan semua di Kalvari, karn’a Yesus dekat.
PEMBACAAN MAZMUR 37 : 1-17
(dibacakan salah seorang anggota keluarga)
1 Dari Daud.
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
2 sebab mereka segera lisut seperti rumput
dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
3 Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia,
4 dan bergembiralah karena Tuhan;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
5 Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak;
6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan hakmu seperti siang.
7 Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia;
jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya,
karena orang yang melakukan tipu daya.
8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu,
jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
9 Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
10 Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik;
jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.
11 Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri
dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
12 Orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar
dan menggertakkan giginya terhadap dia;
13 Tuhan menertawakan orang fasik itu,
sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat.
14 Orang-orang fasik menghunus pedang dan melentur busur mereka
untuk merobohkan orang-orang sengsara dan orang-orang miskin,
untuk membunuh orang-orang yang hidup jujur;
15 tetapi pedang mereka akan menikam dada mereka sendiri,
dan busur mereka akan dipatahkan.
16 Lebih baik yang sedikit pada orang benar
dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;
17 sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan,
tetapi Tuhan menopang orang-orang benar.
DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
PEMBACAAN ALKITAB
Perjanjian Lama : Rut 3 : 1-13
Perjanjian Baru : Lukas 6 : 17 - 26
RENUNGAN
Judul : “Kesuksesan : sebuah proses gumul-juang bersama Tuhan”
Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki standar atau kriteria tertentu dalam menggambarkan sebuah situasi yang dikenal dengan sebutan “sukses”. Ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika berada di puncak jenjang karir, ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika memiliki kehidupan yang stabil dalam segala aspek, ada yang mengatakan bahwa sukses itu ketika memiliki suatu nilai kehidupan yang bisa dilestarikan turun temurun, dan masih banyak lagi. Walaupun tidak ada standar yang pasti, sukses atau kesuksesan ini menjadi semacam tujuan hidup yang ingin dicapai setiap orang. Untuk itu, tidak heran jika kita bisa melihat bahwa setiap orang berlomba-lomba melakukan yang terbaik demi mencapai sebuah situasi yang dianggap sebagai “kesuksesan”. Jalan yang ditempuh untuk meraih sebuah kesuksesan tentu bukanlah jalan yang mudah untuk ditempuh atau bahkan seperti sebuah jalan yang terjal dan begitu penuh dengan kesulitan. Kita bisa meyakini bersama bahwa ada sebuah proses jatuh-bangun yang perlu dilalui setiap orang dalam mencapai sebuah situasi kesuksesan. Satu hal yang pasti, kesuksesan adalah sebuah titik balik kehidupan yang membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, dan untuk mencapai ke sebuah titik kesuksesan itu, manusia perlu melakukan yang namanya “gumul-juang”. Namun bagaimanakah sebenarnya teks Alkitab berbicara tentang kesuksesan?
Jika kita cermati kedua teks yang menjadi bacaan kita pada hari ini, kita bisa menemukan tiga hal yang berkaitan dengan bagaimana teks Alkitab berbicara tentang kesuksesan, antara lain:
Indikasi Kesuksesan (di dalam Tuhan)
Di dalam teks Rut 3 : 1-13, kita bisa melihat bagaimana narasi Rut yang sedang mencari “perlindungan” kepada Boas. Namun pertanyaannya, mengapa sampai-sampai Naomi perlu untuk melakukan hal ini? Jika kita cermati narasi hidup dari Rut, kita bisa mengetahui bahwasannya Rut ini adalah menantu dari Naomi, yang pada akhirnya menjadi janda setelah sang suami (anak Naomi) meninggal. Menariknya, dalam narasi kita disebutkan bahwa sebenarnya Naomi sudah meminta Rut untuk pulang kembali ke “negeri asalnya” namun dengan bersikeras, Rut dengan teguh hati tetap ingin tinggal bersama Naomi yang juga adalah seorang Janda (Suaminya Elimelekh sudah meninggal). Jadi narasi ini adalah sebuah narasi yang menceritakan tentang kehidupan “dua janda” yang perlu berjuang di tengah situasi krisis pangan (Rut 1 : 1;). Kita bisa bayangkan betapa susahnya kehidupan yang harus dijalankan oleh Naomi dan Rut ini. Untuk alasan inilah, di dalam perikop yang menjadi bacaan kita, Naomi meminta Rut untuk “mencari perlindungan” kepada Boas. Semua ini adalah cara bagi Rut dan Naomi mencapai titik balik dalam kehidupan mereka, karena di ayat 4 nanti pada akhirnya Rut menjadi Istri Boas dan memulai kehidupan dengan situasi yang lebih baik ketimbang apa yang ia alami sebelumnya. Dari sini kita bisa mengambil pemahaman bahwa sukses itu bukan hanya ketika seseorang mencapai keadaan bahagia, “nyaman” dan stabil, namun justru ketika seseorang diangkat pergumulan-nya sedemikian rupa oleh Tuhan dan mencapai suatu titik balik dalam kehidupannya. Jadi sukses itu adalah suatu keadaan dimana manusia dan Tuhan berjalan bersama melewati berbagai pergumulan hidup dan mencapai “titik balik”, walaupun kondisi riil dalam kehidupannya seolah konstan, tetapi ketika ia memiliki kesadaran bahwa Tuhan senantiasa berjalan bersama kita melewati kehidupan ini, dan memiliki pengharapan bahwa segala sesuatu akan menjadi indah dalam rencana Tuhan bagi kehidupan kita.
Bagaimana Meraih Sebuah Kesuksesan
Jika kesuksesan adalah menyadari karya Tuhan dalam melewati berbagai pergumulan hidup dan mencapai “titik balik”, maka sesuatu yang perlu dilakukan adalah mempercayakan segala sesuatu dalam penyertaan tangan Tuhan. Mempercayakan bukan berarti tidak ada suatu sikap maupun perbuatan yang tidak kita lakukan sama sekali, namun justru mempercayakan itu berarti kita melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin, menjadi versi terbaik dari diri kita masing-masing dan dengan demikian kita bisa menuai hasil “terbaik” yang akan Tuhan berikan bagi kita. Sama seperti Rut yang juga melakukan “yang terbaik”, yakni menempuh cara “terbaik” untuk memperoleh titik balik dalam kehidupannya, demikian pula kita. Apa yang dilakukan Rut menjadi simbol dalam mencapai “kesuksesan”, bahwa kesuksesan itu dapat tercapai bila kita memberikan yang terbaik dari diri kita bahkan bila perlu kita memaksa diri kita sampai pada titik batas kemampuan diri kita. Push to the limit menjadi semacam slogan yang bisa kita jadikan landasan dalam mencapai kesuksesan di dalam Tuhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait “kesuksesan”
Hal yang perlu kita ingat adalah ketika kita hendak mencapai kesuksesan di dalam Tuhan, maka kita pun perlu mengikuti “aturan main” yang Tuhan berikan bagi kita. Ada semacam koridor yang menjadi “batas” bagi kita dalam meraih kesuksesan di dalam Tuhan, salah satunya adalah dengan mengasihi sesama. Tentu mengasihi hanya akan menjadi kalimat klise jika kita mengartikan hal ini sebagai “berbuat baik”. Mengasihi sesama yang menjadi koridor dalam mencapai kesuksesan itu juga bisa dimaknai sebagai suatu sikap ketika kita tidak hanya mementingkan diri kita sendiri dan mengacuhkan orang lain. Sama seperti kritik yang diberikan Tuhan Yesus di dalam Injil Lukas, bahwa ayat 24 -26 itu tidak hendak mengatakan bahwa orang Kristen itu tidak boleh memiliki kehidupan yang “enak”, namun ketika seseorang telah mencapai kesuksesan, jangan lupa bahwa kesuksesan itu membuat kita menjadi pribadi yang acuh tak acuh, justru hal ini yang sebaiknya mendorong kita untuk berbuat lebih (baik) kepada sesama kita. Jika Tuhan saja memberi kita “berkat”, maka kita pun perlu membagikan berkat itu dan menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang-orang yang masih memerlukan bantuan.
Maka panggilan yang boleh bersama kita dapatkan adalah kita sebagai umat Tuhan adalah kita perlu untuk memperjuangkan kehidupan kita menuju pada kesuksesan di dalam Tuhan, yakni dengan melakukan yang terbaik dan tidak melupakan bagaimana kita mempunyai koridor dalam mencapai kesuksesan di dalam Tuhan. Sehingga kita senantiasa dimampukan mencapai “titik balik” di dalam kehidupan ini walaupun badai pergumulan kerap kali datang di dalam kehidupan ini. Ingatlah bahwa Tuhan senantiasa menyertai perjalanan kehidupan kita dan ia memiliki rancangan yang indah bagi kehidupan kita.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Pokok Doa Khusus : Berdoa bagi pemerintah pusat dan daerah dalam upaya membuka
peluang usaha bagi pedagang kecil dan menengah.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 164 – Kidung yang Merdu di Hatiku
Syair dan lagu: He keeps me singing / There’s Within My Heart a Melody; Luther Burgess Bridgers,
Terjemahan: Yamuger,
Hak Cipta: Word, Inc.
1. Kidung yang merdu di hatiku,
Yesus membisikkannya.
“Jangan takut, ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Refrein:
Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
3. Riang atas limpah rahmatNya,
dalam kasihNya teduh,
sambil t’rus memandang wajahNya
‘ku nyanyikan kidungku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar