Bergantung Sikap Kita

(Selasa, 31 Januari 2023)


Saat Teduh


Nyanyian Pembuka 


“Tuhan, Ambil Hidupku”

(KJ 365a : 1, 4, 5)


Tuhan ambil hidupku

dan kuduskan bagi-Mu;

pun waktu pakailah

memuji-Mu s'lamanya.


Harta kekayaanku 

jadi alat bagi-Mu;

akal budi dan kerja,

Tuhan pergunakanlah!


Limpah-ruah kasihku

kuserahkan pada-Mu:

diriku seutuhnya

milik-Mu selamanya!


Pembacaan Mazmur 37 : 1-17

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Rut 2 : 1-16

Perjanjian Baru : Yakobus 5 : 1-6

Renungan

    Bermanfaat atau tidaknya sebuah sarana, salah satunya ditentukan dari sikap orang yang menggunakannya. Ambil contoh tempat  sampah. Alat ini akan dapat bermanfaat dengan baik, jika setiap orang bersedia untuk menggunakannya dengan tepat. Pada masa sekarang ini, di tempat-tempat umum telah disediakan tempat sampah yang dibuat semenarik mungkin dan seindah mungkin. Ada yang dicat warna-warni supaya memudahkan kita untuk membedakan mana tempat untuk sampah kering, mana tempat untuk sampah basah. Ada juga yang diberi gambar petunjuk agar kita bisa menempatkan sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang secara terpisah. Bahkan ada yang dibuat dengan model yang unik guna menarik mata kita saat memandangnya, sehingga tidak terkesan kumuh dan kotor. Semua itu dilakukan dengan satu tujuan, yaitu agar kita bersedia untuk membuang sampah kita pada tempatnya. Namun, sekalipun tempat sampah masa kini telah dibuat dengan begitu menarik dan unik, jika kita sebagai pengguna masih saja bersikap abai dan memilih membuang sampah di sembarang tempat, maka keberadaan tempat sampah itu pada akhirnya tidak akan memberi manfaat apapun bagi kita.

    Demikian juga soal harta kekayaan. Sejatinya harta kekayaan adalah sarana yang Tuhan anugerahkan agar kita bisa memperoleh manfaat bagi kehidupan umat-Nya. Akan tetapi harta kekayaan itu bermanfaat atau tidak tentu bergantung dari sikap kita terhadapnya. Jika kita mempergunakan harta kekayaan itu dengan baik dan bijak, tentu harta kekayaan itu akan memberi manfaat bagi kehidupan kita. Sebagaimana yang diteladankan Boas melalui bacaan kita hari ini. Dalam kitab Rut 2:1-16 kita mendapat kisah tentang Boas yang mempergunakan harta kekayaannya untuk menolong Rut yang pada waktu sedang mengalami kesusahan hidup. Boas mengijinkan dan memberi kesempatan kepada Rut untuk mengambil  apa yang ia perlukan untuk menunjang kehidupannya dari ladang miliknya. Bahkan Boas memberikan keleluasaan kepada Rut untuk menikmati sebagian dari apa yang dihasilkan dari ladang yang Boas punya. Sebagai orang yang memiliki harta kekayaan, Boas mempergunakan harta kekayaannya itu untuk dapat membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Dia rela berbagi, sehingga Rut yang pada waktu itu tidak memiliki apa-apa tetap dapat bertahan hidup dan memperoleh makanan.

    Sikap Boas tersebut sangatlah berbeda dengan sikap orang-orang kaya yang diungkapkan dalam surat Yakobus. Jika Boas mampu mempergunakan kekayaannya untuk memberi manfaat bagi kehidupan sesamanya, tidaklah demikian dengan orang-orang kaya yang dikecam oleh Yakobus dalam suratnya. Dalam Yakobus 5:1-6 kita membaca bagaimana Yakobus menggambarkan sikap orang-orang kaya yang dikecamnya itu. Alih-alih menggunakan kekayaan mereka untuk menolong sesamanya; yang mereka lakukan justru menindas sesamanya agar kekayaan mereka tidak berkurang. Mereka menahan upah para pekerja yang bekerja di ladang mereka. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk hidup berfoya-foya. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk menutup jalan hidup orang lain yang tidak bisa bersaing dengan mereka. Oleh karena itu, Yakobus mengecam pola hidup mereka itu dengan perkataan yang sangat keras. Sebab, mereka memakai sarana yang telah Tuhan anugerahkan kepada mereka itu dengan sikap yang tidak benar, sehingga anugerah kekayaan itu  tidak  memberi manfaat bagi kehidupan umat Tuhan.

    Belajar dari firman yang kita renungkan hari ini, maka kita sebagai umat Tuhan dipanggil untuk bijak dalam mempergunakan kekayaan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang kaya yang dikecam oleh Yakobus. Kita harus terus belajar untuk mempergunakan anugerah kekayaan yang Tuhan percayakan kepada kita sebagai sarana yang membawa manfaat bagi umat Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Boas. Semuanya kembali pada sikap kita dalam mempergunakannya. Seberapapun kekayaan yang dipercayakan kepada kita, jika kekayaan itu kita gunakan untuk hal-hal yang benar dan baik, pasti akan lebih bermanfaat bagi kehidupan daripada hanya kita gunakan untuk berfoya-foya dan menyengsarakan orang lain.  Selamat merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoa agar masyarakat tetap bersedia untuk saling mengingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah akitivitas sehari-hari dan menjalani vaksin booster kedua.


Nyanyian Penutup


“Janganlah Kumpulkan Harta”

(PKJ 271 : 1-3)


Janganlah kumpulkan harta dunia fana.

Ngengat merusak, pencuri membongkarnya.

Harta sorga kumpulkanlah kar'na tak semu:

di mana hartamu di situlah hatimu.


Banyak yang kuatir akan masa depan

dan berlebihan kumpulkan harta benda.

Akhirnya bergantung pada kekayaannya,

tak lagi pada Yesus harapannya tetap.


Yang kumpulkan banyak takkan kelebihan

dan yang sedikit pun takkan kekurangan.

Burung yang di langit, bunga bakung di lembah

tetap dipelihara Tuhan selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025