TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Jumat, 01 September 2023

 

 

Pujian Pembukaan

NKB 49 : 1 – TUHAN YANG PEGANG

 

Tak ku tahu kan hari esok, namun langkahku tegap.

Bukan surya kuharapkan, kar’na surya kan lenyap.

O tiada ‘ku gelisah akan masa menjelang;

‘ku berjalan serta Yesus.Maka hatiku tenang.

 

Refrein :

Banyak hal tak kufahami dalam masa menjelang.

Tapi t’rang bagiku ini:Tangan Tuhan yang pegang.

 

 

MAZMUR BERSAHUTAN

Salah Seorang Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 105:1-6, 23-26, 45b  

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

·       Keluaran 3:16-22 

·       2 Tesalonika 2:7-12

 

Pertolongan Tuhan

 

 

Setiap orang pernah mengalami kesulitan hidup. Begitu pula kehidupan umat Israel di Mesir setelah Yusuf mati. Oleh karena itulah mereka berseru kepada Tuhan.

Jawaban atas permohonan pertolongan mereka adalah dengan pemanggilan Musa dari tanah Midian. Dalam takutnya Musa atas penolakan umat Israel, Tuhan memberitahukan nama-Nya (Kel. 3:7-16), dan Tuhan meneguhkan Musa:

 

Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami. (Keluaran 3:17-18) 

 

Pertolongan Tuhan adalah sumber kehidupan orang beriman karena itu pemazmur berkata:

 

Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya! (Mazmur 105:4-6)  

 

Tuhan penolong atau sumber pertolongan umat menjadi tema penting dalam kehidupan orang beriman karena tidak ada kekuatan lain yang menolong.

Namun godaan untuk orang beriman tidaklah berhenti. Paulus menyebutnya sebagai si pendurhaka. Karena semua orang akan diuji: siapa yang tetap percaya, dan siapa yang tidak percaya kebenaran dan yang suka kejahatan.

 

Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. (2 Tesalonika 2:9-12)  

 

Ajakan bagi setiap kita: berjuanglah dalam percaya kepada Tuhan dalam apapun keadaanmu.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Kampanye Pemilu 2024 yang sopan, santun dan tanpa kekerasan.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

NKB 49 : 2 + 3 – TUHAN YANG PEGANG

 

Makin t’ranglah perjalanan, makin tinggi aku naik.

Dan bebanku makin ringan, makin nampaklah yang baik.

Di sanalah t’rang abadi, tiada tangis dan keluh

di neg’ri seb’rang pelangi, kita k’lak ‘kan bertemu.

 

Refrein :

Banyak hal tak kufahami dalam masa menjelang.

Tapi t’rang bagiku ini:Tangan Tuhan yang pegang.

 

Tak ku tahu kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap.

Tapi Dia yang berkasihan melindungi ‘ku tetap.

Meski susah perjalanan, G’lombang dunia menderu.

Dipimpin-Nya ‘ku bertahan sampai akhir langkahku.

 

Film Romantis - Kamis, 31 Agustus 2023

Kamis, 31 Agustus 2023

Waktu Untuk Tuhan

 

Tataibadah Harian

Rabu, 30 Agustus 2023

Waktu Untuk Tuhan

 

Saat Teduh

 

Nyanyi Bersama

NKB 1 – Hai Kristen, Nyanyilah

 

Hai kristen, nyanyilah – haleluya! Amin!

Rajamu pujilah – haleluya! Amin!

Padukan suaramu di dapan Tuhanmu,

Nyanyikanlah merdu – haleluya! Amin!

 

Hatimu angkatlah – haleluya! Amin!

Mari bersoraklah – haleluya! Amin!

Tuhan Sahabatmu tinggal bersamamu,

Kasih-Nya pun teguh – haleluya! Amin!

 


Mazmur 18.1-3, 20-32

"Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! 

Ya TUHAN, bukit batuku, 

kubu pertahananku dan penyelamatku, 

Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, 

perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! 

Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, 

Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.

TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, 

Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, 

sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN 

dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. 

Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, 

dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; 

aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya,

dan menjaga diri terhadap kesalahan. 

Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, 

sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. 

Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, 

terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, 

terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci,

tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. 

Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas, 

tetapi orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan. 

Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya;

TUHAN, Allahku, menyinari kegelapanku. 

Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan,

dan dengan Allahku aku berani melompati tembok. 

Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; 

janji TUHAN adalah murni; 

Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. 

Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, 

dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita?

 

Persiapan merenung

Hatiku Siap

 

Hatiku siap,

Ya Allah, hatiku siap

Aku mau bernyanyi, aku mau bermazmur

Bangunlah wahai jiwaku

Bangunlah, hai gambus dan kecapi

Aku mau membangunkan fajar

 

Pembacaan Alkitab

Seorang membacakan Yesaya 28.14-22

Seorang lain membacakan Matius 26.6-13

         

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon, penderita sakit kulit yang menajiskan, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat hal itu murid-murid marah dan berkata, “Untuk apa pemborosan ini? Sebab, minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Sebab orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu berada bersama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan diceritakan juga untuk mengingat dia. (TB2, LAI)

 

Renungan: Waktu Untuk Tuhan

 

 

Cobalah mencatat kegiatan yang kita lakukan hari demi hari. Mungkin kita akan mendapati daftar seperti ini: bangun pagi, berdoa, baca Alkitab dan renungan harian, berolahraga pagi, mandi, sarapan, siap-siap beraktivitas – entah ke kantor, atau ke sekolah, atau ke tempat di mana kita sehari-hari berkegiatan – berkendara, lalu makan siang, baca buku, bertemu orang, nongkrong di kafe, pulang ke rumah, berbicara dengan anggota keluarga, makan malam, nonton televisi, dan yang tak mungkin terlupakan: menggunakan gawai dan berinteraksi dengannya, sampai pada akhirnya kita tidur kembali.

 

Dari serangkaian kegiatan tersebut – atau mungkin lebih banyak variasinya – manakah yang menghubungkan kita dengan Tuhan? Mungkin kita akan menyebut doa pagi, atau membaca renungan harian, atau berdoa sebelum makan dan tidur. Selebihnya bisa jadi kita lakukan tanpa mengingat Tuhan atau dipersembahkan kepada Tuhan. Apakah benar demikian?

 

Dalam perikop Injil yang kita baca hari ini diceritakan seorang perempuan yang membasuh Yesus dengan minyak mahal. Hal ini membuat para murid gusar dan mengkritik tindakan sang perempuan. Namun Yesus  menegur para murid sebab apa yang dilihat Yesus tidak dilihat oleh mereka. Yesus melihat motivasi dalam hati sang perempuan, yang ingin memberikan yang terbaik kepada Yesus. Sementara yang dilihat para murid adalah minyak wangi yang mahal.

 

Tindakan sang perempuan dalam cerita tersebut menggambarkan sikap ingin memberi diri kepada Tuhan. Penulis Injil tampaknya ingin pembacanya mengetahui di antara sekian banyak perbuatan yang manusia lakukan dalam hidup, hanya sedikit yang dipersembahkan kepada Tuhan. Kebanyakan merupakan tindakan sekuler yang dilakukan demi memenuhi kebutuhan atau kepentingan diri sendiri. Hal inilah yang ditegur oleh Tuhan, sebab bukankah kita sering mengatakan bahwa kita tidak bisa hidup hanya oleh diri sendiri? Harusnya kita sadar bahwa kita juga perlu memperhitungkan Tuhan dalam hidup, bukan sekadar sebagai slogan semata.

 

Doa Syafaat

Mari mendoakan:

-        Kesehatan dan kegigihan para pelayan Tuhan melayani di tengah situasi yang tidak ideal, demi kebaikan umat dan kehidupan

-        Kehidupan gereja Tuhan, agar bersemangat mewujudkan misi Tuhan

 

Nyanyi Bersama

NKB 199 – Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan

 

Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus, Tuhanku?

Besar pengurbanan-Nya di Kalvari! diharap-Nya terbaik dariku.

 

          Berapa yang terhilang t’lah kucari dan kulepaskan yang terbelenggu?

          Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus, Tuhanku?

 

Begitu banyak waktu yang terluang sedikit kub’ri bagi-Nya

Sebab kurang kasihku pada Yesus; mungkinkah hancur pula hati-Nya?

 

Kacang Lupa Kulitnya

(Selasa, 29 Agustus 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Yesus Memanggil

(KJ 355 : 1, 3)

 

Yesus memanggil, "mari seg'ra!"

Ikutlah jalan s'lamat baka;

Jangan sesat, dengar sabda-Nya,

"Hai marilah seg'ra!"


Refrain:

    Sungguh nanti kita 'kan senang,

    Bebas dosa hati pun tent'ram

    Bersama Yesus dalam terang

    di rumah yang kekal.


Jangan kau lupa, Ia serta:

P'rintah kasih-Nya patuhilah.

Mari dengar lembut suara-Nya:

"Anak-Ku, datanglah!"

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 18 : 1-3, 20-32

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Ulangan 32 : 18-20, 28-39

Perjanjian Baru : Roma 11 : 33-36


Renungan 

    Kalimat "kacang lupa kulitnya" mungkin sudah sering didengar dalam percakapan kita sehari-hari. Kalimat ini merupakan salah satu bentuk peribahasa Indonesia yang sudah sangat populer dalam kehidupan kita. Peribahasa ini memiliki arti orang sombong yang lupa asal usulnya. Peribahasa "kacang lupa kulitnya" biasanya dilontarkan pada seseorang yang di dalam kehidupannya melupakan jasa orang lain atau pihak lain yang telah berperan dalam kehidupannya. 

    Sikap itulah yang juga dinampakkan oleh orang-orang Israel yang selama ini telah diberkati dan dipelihara Tuhan dalam kehidupannya. Mereka bertumbuh menjadi manusia yang sombong dan melupakan Tuhan. Ketika hidup mereka telah mapan, mereka tidak lagi menyembah kepada Tuhan. Mereka berpaling dari Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain dalam kehidupan mereka. Padahal selama ini,  yang telah memberkati dan membuat hidup mereka menjadi semakin mapan dan sejahtera adalah Tuhan. Namun mereka melupakan semuanya itu. Seakan-akan kemapanan dan kesejahteraan yang mereka nikmati merupakan hasil jerih lelah mereka semata. Sikap hidup yang mereka tunjukkan seakan-akan memperlihatkan bahwa mereka sudah tidak memerlukan Tuhan lagi dalam kehidupan mereka. Sebab itu mereka berpaling dari-Nya.

    Melihat sikap mereka yang demikian itu, Musa memperingatkan mereka dengan berkata: "Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau." (Ul. 32:18) Musa memperingatkan bahwa Tuhan sakit hati melihat sikap hidup yang mereka nampakkan itu. Karena itu, Tuhan menolak mereka. Tuhan tidak suka terhadap umat yang melupakan Dia ketika hidupnya telah mapan dan sejahtera. Tuhan berfirman: "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan." (Ul. 32:20)

    Belajar dari pengalaman hidup umat Israel ini, kita diingatkan bahwa seberapapun keberhasilan yang telah kita raih dalam kehidupan kita, jangan sampai hal itu membuat kita melupakan peran serta Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan karena kita sekarang sudah memiliki hidup yang mapan dan sejahtera, lalu kita melupakan Tuhan dan tidak lagi beribadah dengan setia kepada-Nya. Jangan sampai hal apapun yang ada di dunia menggantikan tempat Tuhan dalam kehidupan kita. Sebab, Dialah yang selama ini telah berperan untuk menuntun dan memberkati kita dalam dalam kehidupan kita. 

    Apapun yang kita raih dan miliki saat ini adalah bagian dari pemberian dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, sebagai umat yang telah menerima kebaikan dan anugerah-Nya, alangkah indahnya jika kita tetap setia beribadah kepada-Nya dan mengaku sebagaimana Paulus mengaku: "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) Jangan kita menjadi umat yang lupa pada Tuhan yang telah berperan serta dalam kehidupan kita selama ini. Jangan menjadi "kacang yang lupa pada kulitnya". Tuhan memberkati kita. Amin.    


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah bagi gereja-gereja Tuhan di Indonesia agar tumbuh bersama dengan masyarakat dan tidak menjadi komunitas yang eksklusif.


Nyanyian Penutup

 

Bukan Kar'na Upahmu

(PKJ 265 : 1-2)

 

Bukan kar'na upahmu

dan bukan kar'na kebajikan hidupmu,

bukan persembahanmu

dan bukan pula hasil perjuanganmu:

Allah mengampuni kesalahan umat-Nya

Oleh kar'na kemurahan-Nya;

Melalui pengorbanan Putra Tunggal-Nya

ditebus-Nya dosa manusia.


Refrain:

    Bersyukur, hai bersyukur,

    Kemurahan-Nya pujilah!

    Bersyukur, hai bersyukur,

    selamanya!


Janganlah kau bermegah

dan jangan pula meninggikan dirimu,

baiklah s'lalu merendah

dan hidup dalam kemurahan kasih-Nya.

Keangkuhan tiada berkenan kepada-Nya;

Orang sombong direndahkan-Nya.

Yang lemah dan hina di kasihi-Nya penuh,

yang rendah 'kan ditinggikan-Nya.

(kembali ke refrain)

 

TATA IBADAH HARIAN KELUARGA

Senin, 28 Agustus 2023

 

 

Pujian Pembukaan

KJ. 314 : 1 – 2 – PUJILAH SUMBER HIDUPMU

 

Pujilah Sumber hidupmu;

puji Dia di dalam sorga sampai kekal abadi.

Pujilah Sumber hidupmu!

Bunyikan bersama suling dan rebana

sambil melagukan syukur bagi Tuhan.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Sion, elukan Rajamu ;

sungguh, dikaulah yang dicari sampai didapatiNya.

Sion, elukan Rajamu !

Songsonglah yang datang dalam nama Tuhan

dan terima Dia, jadilah milikNya!

Pujilah Sumber hidupmu!

 

 

MAZMUR BERSAHUTAN

Salah Seorang Anggota Keluarga Membacakan Mazmur 8

 

 

Doa Pembukaan dan Perenungan Firman

Oleh Salah Seorang Anggota Keluarga

 

 

Pembacaan dan perenungan Firman

 

 

·       Keluaran 1:1-7 

·       Roma 2:1-11

 

Pujilah Kebaikan Tuhan

 

 

Mendapatkan berkat yang luar biasa patutlah disyukuri dalam hidup. Itulah yang dipujikan oleh pemazmur dalam nyanyiannya. Bagaimana manusia yang hina mendapatkan pemuliaan yang besar.

 

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. (Mazmur 8:4-6)

 

Bukankah itu makna pemeliharaan Tuhan bagi umat Israel di Mesir ketika mereka yang hanya sedikit saja sebagai keturunan Yakub di Mesir bisa berkembang menjadi banyak.

 

Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka. (Keluaran 1:7) 

 

Bersyukur atas pemeliharaan Tuhan, itulah yang juga patut kita lakukan dalam hidup karena semua semata kemurahan-Nya.

 

Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Roma 2:3-4) 

 

Tuhan baik. Memberikan pemeliharaan dan pengampunan kepada umat-Nya.

 

 

SAAT HENING

 

Doa syafaat dan Penutup
Berdoa untuk :

·       Masyarakat yang berani untuk memulai usaha sebagai bagian dari Indonesia bangkit.

·       Kesehatan keluarga

·       (Bisa ditambahkan sendiri oleh anggota keluarga)

·       Penutup

 

 

Pujian Penutup

KJ. 314 : 3 – 4 – PUJILAH SUMBER HIDUPMU

 

Sion, Pengantinmu dekat;

Ia membawa perhiasan mahal, tebusan kasih.

Sion, Pengantinmu dekat!

Bangun bergembira dan menyambut Dia,

yang hendak menjadi milikmu abadi.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Sion, terima Tuhanmu;

ikut Dia di dalam pengabdian di bumi ini.

Sion, terima Tuhanmu!

Minumlah cawanNya, pikullah bebanNya

dan patuhi Dia tulus dan setia.

Pujilah Sumber hidupmu!

 

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025