Kacang Lupa Kulitnya

(Selasa, 29 Agustus 2023)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

Yesus Memanggil

(KJ 355 : 1, 3)

 

Yesus memanggil, "mari seg'ra!"

Ikutlah jalan s'lamat baka;

Jangan sesat, dengar sabda-Nya,

"Hai marilah seg'ra!"


Refrain:

    Sungguh nanti kita 'kan senang,

    Bebas dosa hati pun tent'ram

    Bersama Yesus dalam terang

    di rumah yang kekal.


Jangan kau lupa, Ia serta:

P'rintah kasih-Nya patuhilah.

Mari dengar lembut suara-Nya:

"Anak-Ku, datanglah!"

(kembali ke refrain)


Pembacaan Mazmur 18 : 1-3, 20-32

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama : Ulangan 32 : 18-20, 28-39

Perjanjian Baru : Roma 11 : 33-36


Renungan 

    Kalimat "kacang lupa kulitnya" mungkin sudah sering didengar dalam percakapan kita sehari-hari. Kalimat ini merupakan salah satu bentuk peribahasa Indonesia yang sudah sangat populer dalam kehidupan kita. Peribahasa ini memiliki arti orang sombong yang lupa asal usulnya. Peribahasa "kacang lupa kulitnya" biasanya dilontarkan pada seseorang yang di dalam kehidupannya melupakan jasa orang lain atau pihak lain yang telah berperan dalam kehidupannya. 

    Sikap itulah yang juga dinampakkan oleh orang-orang Israel yang selama ini telah diberkati dan dipelihara Tuhan dalam kehidupannya. Mereka bertumbuh menjadi manusia yang sombong dan melupakan Tuhan. Ketika hidup mereka telah mapan, mereka tidak lagi menyembah kepada Tuhan. Mereka berpaling dari Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain dalam kehidupan mereka. Padahal selama ini,  yang telah memberkati dan membuat hidup mereka menjadi semakin mapan dan sejahtera adalah Tuhan. Namun mereka melupakan semuanya itu. Seakan-akan kemapanan dan kesejahteraan yang mereka nikmati merupakan hasil jerih lelah mereka semata. Sikap hidup yang mereka tunjukkan seakan-akan memperlihatkan bahwa mereka sudah tidak memerlukan Tuhan lagi dalam kehidupan mereka. Sebab itu mereka berpaling dari-Nya.

    Melihat sikap mereka yang demikian itu, Musa memperingatkan mereka dengan berkata: "Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau." (Ul. 32:18) Musa memperingatkan bahwa Tuhan sakit hati melihat sikap hidup yang mereka nampakkan itu. Karena itu, Tuhan menolak mereka. Tuhan tidak suka terhadap umat yang melupakan Dia ketika hidupnya telah mapan dan sejahtera. Tuhan berfirman: "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan." (Ul. 32:20)

    Belajar dari pengalaman hidup umat Israel ini, kita diingatkan bahwa seberapapun keberhasilan yang telah kita raih dalam kehidupan kita, jangan sampai hal itu membuat kita melupakan peran serta Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan karena kita sekarang sudah memiliki hidup yang mapan dan sejahtera, lalu kita melupakan Tuhan dan tidak lagi beribadah dengan setia kepada-Nya. Jangan sampai hal apapun yang ada di dunia menggantikan tempat Tuhan dalam kehidupan kita. Sebab, Dialah yang selama ini telah berperan untuk menuntun dan memberkati kita dalam dalam kehidupan kita. 

    Apapun yang kita raih dan miliki saat ini adalah bagian dari pemberian dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, sebagai umat yang telah menerima kebaikan dan anugerah-Nya, alangkah indahnya jika kita tetap setia beribadah kepada-Nya dan mengaku sebagaimana Paulus mengaku: "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) Jangan kita menjadi umat yang lupa pada Tuhan yang telah berperan serta dalam kehidupan kita selama ini. Jangan menjadi "kacang yang lupa pada kulitnya". Tuhan memberkati kita. Amin.    


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah bagi gereja-gereja Tuhan di Indonesia agar tumbuh bersama dengan masyarakat dan tidak menjadi komunitas yang eksklusif.


Nyanyian Penutup

 

Bukan Kar'na Upahmu

(PKJ 265 : 1-2)

 

Bukan kar'na upahmu

dan bukan kar'na kebajikan hidupmu,

bukan persembahanmu

dan bukan pula hasil perjuanganmu:

Allah mengampuni kesalahan umat-Nya

Oleh kar'na kemurahan-Nya;

Melalui pengorbanan Putra Tunggal-Nya

ditebus-Nya dosa manusia.


Refrain:

    Bersyukur, hai bersyukur,

    Kemurahan-Nya pujilah!

    Bersyukur, hai bersyukur,

    selamanya!


Janganlah kau bermegah

dan jangan pula meninggikan dirimu,

baiklah s'lalu merendah

dan hidup dalam kemurahan kasih-Nya.

Keangkuhan tiada berkenan kepada-Nya;

Orang sombong direndahkan-Nya.

Yang lemah dan hina di kasihi-Nya penuh,

yang rendah 'kan ditinggikan-Nya.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025