Tataibadah Harian
Rabu, 30 Agustus 2023
Waktu Untuk Tuhan
Saat Teduh
Nyanyi Bersama
NKB 1 – Hai Kristen,
Nyanyilah
Hai kristen,
nyanyilah – haleluya! Amin!
Rajamu pujilah –
haleluya! Amin!
Padukan suaramu
di dapan Tuhanmu,
Nyanyikanlah merdu –
haleluya! Amin!
Hatimu angkatlah –
haleluya! Amin!
Mari bersoraklah –
haleluya! Amin!
Tuhan Sahabatmu
tinggal bersamamu,
Kasih-Nya pun teguh
– haleluya! Amin!
Mazmur 18.1-3, 20-32
"Aku
mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!
Ya
TUHAN, bukit batuku,
kubu
pertahananku dan penyelamatku,
Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.
Ia
membawa aku ke luar ke tempat lapang,
Ia
menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.
TUHAN
memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku,
Ia
membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
sebab
aku tetap mengikuti jalan TUHAN
dan
tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
Sebab
segala hukum-Nya kuperhatikan,
dan
ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
aku
berlaku tidak bercela di hadapan-Nya,
dan
menjaga diri terhadap kesalahan.
Karena
itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku,
sesuai
dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya.
Terhadap
orang yang setia Engkau berlaku setia,
terhadap
orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
terhadap
orang yang suci Engkau berlaku suci,
tetapi
terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.
Karena
Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas,
tetapi
orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan.
Karena
Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya;
TUHAN,
Allahku, menyinari kegelapanku.
Karena
dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan,
dan
dengan Allahku aku berani melompati tembok.
Adapun
Allah, jalan-Nya sempurna;
janji
TUHAN adalah murni;
Dia
menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
Sebab
siapakah Allah selain dari TUHAN,
dan
siapakah gunung batu kecuali Allah kita?
Persiapan
merenung
Hatiku Siap
Hatiku siap,
Ya Allah, hatiku siap
Aku mau bernyanyi, aku
mau bermazmur
Bangunlah wahai
jiwaku
Bangunlah, hai gambus
dan kecapi
Aku mau membangunkan
fajar
Pembacaan
Alkitab
Seorang
membacakan Yesaya 28.14-22
Seorang
lain membacakan Matius 26.6-13
Ketika
Yesus berada di Betania, di rumah Simon, penderita sakit kulit yang menajiskan,
datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi
minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang
sedang duduk makan. Melihat hal itu murid-murid marah dan berkata, “Untuk apa
pemborosan ini? Sebab, minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat
diberikan kepada orang-orang miskin.” Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata,
“Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Ia telah melakukan suatu perbuatan
yang baik pada-Ku. Sebab orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak
akan selalu berada bersama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku,
ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu: Di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang
dilakukannya ini akan diceritakan juga untuk mengingat dia. (TB2, LAI)
Renungan: Waktu
Untuk Tuhan
Cobalah
mencatat kegiatan yang kita lakukan hari demi hari. Mungkin kita akan mendapati
daftar seperti ini: bangun pagi, berdoa, baca Alkitab dan renungan harian,
berolahraga pagi, mandi, sarapan, siap-siap beraktivitas – entah ke kantor,
atau ke sekolah, atau ke tempat di mana kita sehari-hari berkegiatan – berkendara,
lalu makan siang, baca buku, bertemu orang, nongkrong di kafe, pulang ke rumah,
berbicara dengan anggota keluarga, makan malam, nonton televisi, dan yang tak
mungkin terlupakan: menggunakan gawai dan berinteraksi dengannya, sampai pada
akhirnya kita tidur kembali.
Dari
serangkaian kegiatan tersebut – atau mungkin lebih banyak variasinya – manakah
yang menghubungkan kita dengan Tuhan? Mungkin kita akan menyebut doa pagi, atau
membaca renungan harian, atau berdoa sebelum makan dan tidur. Selebihnya bisa
jadi kita lakukan tanpa mengingat Tuhan atau dipersembahkan kepada Tuhan. Apakah
benar demikian?
Dalam
perikop Injil yang kita baca hari ini diceritakan seorang perempuan yang membasuh
Yesus dengan minyak mahal. Hal ini membuat para murid gusar dan mengkritik tindakan
sang perempuan. Namun Yesus menegur para
murid sebab apa yang dilihat Yesus tidak dilihat oleh mereka. Yesus melihat
motivasi dalam hati sang perempuan, yang ingin memberikan yang terbaik kepada
Yesus. Sementara yang dilihat para murid adalah minyak wangi yang mahal.
Tindakan
sang perempuan dalam cerita tersebut menggambarkan sikap ingin memberi diri
kepada Tuhan. Penulis Injil tampaknya ingin pembacanya mengetahui di antara sekian
banyak perbuatan yang manusia lakukan dalam hidup, hanya sedikit yang
dipersembahkan kepada Tuhan. Kebanyakan merupakan tindakan sekuler yang
dilakukan demi memenuhi kebutuhan atau kepentingan diri sendiri. Hal inilah
yang ditegur oleh Tuhan, sebab bukankah kita sering mengatakan bahwa kita tidak
bisa hidup hanya oleh diri sendiri? Harusnya kita sadar bahwa kita juga perlu
memperhitungkan Tuhan dalam hidup, bukan sekadar sebagai slogan semata.
Doa
Syafaat
Mari
mendoakan:
-
Kesehatan dan kegigihan para pelayan Tuhan melayani di tengah
situasi yang tidak ideal, demi kebaikan umat dan kehidupan
-
Kehidupan gereja Tuhan, agar bersemangat mewujudkan misi Tuhan
Nyanyi
Bersama
NKB 199 – Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan
Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus, Tuhanku?
Besar pengurbanan-Nya di Kalvari! diharap-Nya terbaik
dariku.
Berapa yang terhilang t’lah kucari dan
kulepaskan yang terbelenggu?
Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada
Yesus, Tuhanku?
Begitu banyak waktu yang terluang sedikit kub’ri
bagi-Nya
Sebab kurang kasihku pada Yesus; mungkinkah hancur pula
hati-Nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar