Selasa, 23 September 2025
NYANYIAN
PEMBUKA
NKB 204
Di Dunia Yang Penuh Cemar
1.
Di
dunia yang penuh cemar
Antara sesamamu
Hiduplah saleh dan benar
Nyatakan Yesus dalammu
Reff: Nyatakan Yesus dalammu
Nyatakan Yesus dalammu
Sampaikan Firman dengan hati teguh
Nyatakan Yesus dalammu
2.
Hidupmu
kitab terbuka
Dibaca sesamamu
Apakah tiap pembacanya
Melihat Yesus dalammu
DOA
PEMBUKA
Dipimpin
oleh salah satu anggota keluarga
BACAAN
ALKITAB
Mazmur 12
Amsal
17: 1-5
1 Korintus
9: 19-23
RENUNGAN
kita diingatkan melalui Mazmur 12
tentang betapa seringnya kita dikelilingi oleh "kata-kata yang licin"
dan "bibir yang bermulut dua". Daud berseru, merasa seolah-olah orang
yang setia telah habis. Dunia terasa dipenuhi oleh kesombongan, kebohongan, dan
kata-kata yang menusuk dari belakang. Situasi ini mungkin terasa sangat akrab
di telinga kita di zaman now, di mana gosip, ujaran kebencian, dan informasi
palsu dengan mudahnya membanjiri media sosial dan percakapan kita sehari-hari. Di
tengah kebisingan ini, kita mendengar janji Allah yang teguh. "Aku akan
bangkit dan menolong orang yang lapar akan keadilan." Tuhan berjanji akan
melindungi dan memelihara orang yang rendah hati dan tulus di tengah dunia yang
penuh kepalsuan.
Lalu, Amsal 17
memberikan kita gambaran praktis tentang seperti apa kehidupan yang berkenan di
hadapan Tuhan itu. Ayat 3 berkata, "Tuhanlah yang menguji hati",
mengingatkan kita bahwa motivasi terdalam kita tidak tersembunyi dari-Nya.
Kemudian, Amsal ini menekankan nilai-nilai yang sangat kontras dengan dunia
yang "bibirnya bermulut dua". Nilai itu adalah damai sejahtera di
dalam keluarga, bahkan dengan sesuap makanan kering sekalipun, daripada rumah
penuh persembahan tapi diwarnai pertengkaran. Nilai itu adalah hati yang bijak
yang lebih berharga dari pada emas. Dan yang terutama, nilai itu adalah belas
kasihan. "Siapa menggembirakan orang yang susah, ia adalah orang yang
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah." Firman Tuhan mengajak kita
untuk menjadi pribadi yang membawa kelegaan, bukan menambah luka. menjadi
pendamai, bukan penyulut konflik.
Lalu, bagaimana kita
menerapkan ini? Surat 1 Korintus 9 memberikan kita teladan dari Rasul Paulus
tentang strategi pelayanan yang luar biasa yaitu penyesuaian diri tanpa
kompromi pada kebenaran. Paulus berkata, "Aku telah menjadi seperti orang
Yahudi... seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat... seperti orang
yang lemah." Ini bukan tentang kemunafikan, tetapi tentang empati dan
kasih yang mendalam. Prinsipnya adalah "aku telah menjadi segala-galanya
untuk semua orang, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari
mereka." Inilah panggilan kita yaitu untuk hidup dengan integritas seperti
yang dikehendaki Mazmur 12 dan Amsal 17, tetapi dengan pendekatan yang penuh
kasih dan hikmat seperti Paulus. Kita tidak mengisolasi diri dari dunia yang
bising ini, tetapi masuk ke dalamnya dengan membawa pesan kasih Kristus melalui
tutur kata yang membangun, telinga yang mau mendengar, dan hati yang penuh
belas kasihan. Kita menjadi semua untuk semua orang, bukan untuk menyenangkan
mereka, tetapi untuk menuntun mereka kepada Kristus, sang Sumber Kebenaran dan
Damai Sejahtera. @vals.13
DOA
SYAFAAT
Dipimpin
oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga
- Kehidupan gereja agar
berdampak baik bagi kehidupan masyarakat sekitar
- Kehidupan keluarga agar terus
dapat saling menguatkan
- Kesehatan fisik, mental dan
spiritual orang-orang terkasih
- Perdamaian dan keadilan di
dunia
NYANYIAN
PENUTUP
https://youtu.be/WchPzYOaHHE?si=Xvj-7DRsaxGccT2Y
Bejana-Mu
Kekuatan di jiwaku
Ketenangan batinku
Ada dalam hadiratMu
KumenyembahMu
Tersungkur ‘ku di kakiMu
Rasakan hadiratMu
Takkan ‘ku melepaskanMu
Kau cahya bagiku
MengiringMu seumur hidupku
Masuk dalam rencanaMu Bapa
Pikiranku, kehendakku
Kuserahkan padaMu
Harapanku hanya di dalamMu
Kukan teguh bersamaMu Tuhan
Jadikanku, bejanaMu
Untuk memuliakanMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar