Memakai Kesempatan Dalam Kehidupan - Jumat, 5 September 2025

 Jumat, 5 September 2025


NYANYIAN PEMBUKA

Hidup Ini Adalah Kesempatan

Hidup ini adalah kesempatan

Hidup ini untuk melayani Tuhan

Jangan sia-siakan apa yang Tuhan b’ri

Hidup ini hanya sementara

 

Oh Tuhan pakailah hidupku

Selagi aku masih kuat

Bila saatnya nanti ‘ku tak berdaya lagi

Hidup ini sudah jadi berkat

 

DOA PEMBUKA

Dipimpin oleh salah satu anggota keluarga

 

BACAAN ALKITAB   

Mazmur 1

Ulangan 7: 12-26

 

RENUNGAN

Mazmur 1 membuka kitab Mazmur dengan sebuah kontras yang sangat tajam. Pemazmur dengan sangat puitis menggambarkan dua macam manusia. Yang pertama adalah orang yang berbahagia, yang tidak hidup menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Ini adalah gambaran progresif dari keterlibatan dengan kejahatan, dimulai dari mendengarkan nasihatnya, lalu berdiri dan terlibat dalam jalannya, hingga akhirnya duduk dan merasa nyaman di dalamnya. Sebaliknya, kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkannya siang dan malam. Ini bukan sekadar membaca, tetapi menyelami, mencintai, dan menjadikan firman Tuhan sebagai peta jalan kehidupannya. Hasilnya? Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Akarnya tertanam dalam pada sumber kehidupan yang sejati. Kehidupannya stabil, produktif, dan diberkati. Sebaliknya, orang fasik digambarkan seperti sekam yang ditiupkan angin. Mereka tidak memiliki substansi, tidak memiliki pondasi, dan pada akhirnya tidak dapat bertahan dalam penghakiman.

Lalu, bagaimana kita menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air itu? Di sinilah Ulangan 7:12-26 memberikan penjelasan yang lebih dinamis dan historis. Nas ini adalah bagian dari perjanjian. Musa berkata, "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dan setia berpegang padanya, maka TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu." Janji berkat ini bukanlah sesuatu yang otomatis atau magis. Janji itu bersyarat: "karena kamu mendengarkan... dan melakukannya." Ini adalah tindakan responsif terhadap kasih karunia Allah yang telah lebih dulu memilih mereka. Berkat itu adalah buah dari hubungan perjanjian, dari ketaatan yang lahir dari iman.

Lebih lanjut, Musa menggambarkan bagaimana berkat dan perlindungan Tuhan akan nyata dalam kehidupan mereka. Ia berbicara tentang mengusir musuh-musuh yang lebih besar dan lebih kuat secara bertahap. "Tetapi TUHAN, Allahmu, akan menyerahkan mereka kepadamu dan akan mengacaukan mereka dengan kekacauan besar, sampai mereka binasa." Namun, kunci dari seluruh pasal ini terletak pada ayat 17. Musa mengantisipasi keraguan umat, "Jika engkau berkata dalam hatimu: Bangsa-bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku dapat menghalau mereka?" Jawabannya bukanlah pada kekuatan mereka sendiri, tetapi pada mengingat perbuatan-perbuatan besar Tuhan di masa lalu dan percaya pada janji-Nya untuk masa depan. "Janganlah takut terhadap mereka, ingatlah baik-baik apa yang dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap Firaun dan terhadap seluruh Mesir." Kemenangan mereka akan menjadi karya Tuhan sendiri, "Tuhan, Allahmu, ada di tengah-tengahmu, Allah yang besar dan dahsyat."

Pilihan ada di tangan kita. Kita dapat memilih untuk berdiri, berjalan, dan duduk di dalam nasihat dunia yang fana, yang pada akhirnya akan membuat kita seperti sekam yang tidak bernilai. Atau, kita dapat memilih untuk mencintai, merenungkan, dan taat kepada firman Tuhan. Pilihan untuk taat ini mungkin terlihat seperti menghadapi "bangsa-bangsa" yang lebih besar dan lebih kuat: tekanan untuk kompromi, godaan untuk mengandalkan kekuatan sendiri, ketakutan akan masa depan. Tetapi janji Tuhan dalam Ulangan 7 adalah janji bagi kita yang hidup dalam perjanjian baru melalui Kristus. Tuhan yang sama, yang setia kepada perjanjian-Nya, akan berperang untuk kita. Ia akan memberikan kemenangan secara bertahap atas dosa dalam hidup kita. Akar kita akan tertanam semakin dalam pada sumber air hidup itu, yaitu Kristus sendiri, sehingga kita tidak akan goyah.

Hidup yang berbahagia, yang berbuah, dan yang berhasil bukan diukur oleh kesenangan duniawi, tetapi oleh kedekatan kita dengan Sang Sumber Kehidupan. Marilah kita pada hari ini memilih untuk tidak menjadi sekam, tetapi menjadi pohon. Marilah kita berpegang pada perjanjian kasih karunia-Nya, mendengarkan suara-Nya, taat kepada pimpinan-Nya, dan percaya bahwa Dia, Allah yang besar dan dahsyat, ada di tengah-tengah kita, yang akan memberikan kemenangan demi kemenangan bagi kita yang berjalan di dalam jalan-Nya.   @vals.13

DOA SYAFAAT

Dipimpin oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga

        Kehidupan pribadi dan keluarga agar dapat terus berkarya bagi dunia

        Kesehatan fisik, mental dan spiritual orang-orang terkasih

        Perdamaian dan keadilan di dunia

        Para pemimpin agar tetap setia kepada kehendak Tuhan dan dihindarkan dari KKN

NYANYIAN PENUTUP

Jadi Biji Mata-Mu

Kasih setiaMu yang kurasakan

Lebih tinggi dari langit biru

kebaikanMu yang t’lah Kau nyatakan

Lebih dalam dari lautan

 

BerkatMu yang telah ku terima

Sempat membuatku terpesona

Apa yang tak pernah ku pikirkan

Itu yang kau sediakan bagiku

 

Siapakah aku ini Tuhan

Jadi biji mataMu

Dengan apakah ku balas Tuhan

S'lain puji dan sembah Kau

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...