KETIKA TEMBOK RUNTUH, ADAKAH HATIMU TEGUH? - Selasa, 9 September 2025

Selasa, 9 September 2025 – KETIKA TEMBOK RUNTUH, ADAKAH HATIMU TEGUH?

 

NYANYIAN PEMBUKA
KJ 39: 1,4 “KU DIBERI BELAS KASIHAN”
Syair: Mir ist Erbarmung widerfahren, Philipp Friedrich Hiller, 1767
Terjemahan: H. A. Pandopo/J. M. Malessy, 1983
Lagu: Johann Ludwig Hainlin, 1819
 
‘Ku diberi belas kasihan, walau tak layak hatiku;
tadiku angkuh, kini heran: Tuhan, besarlah rahmatMu!
Kidung imanku bergema: rahmatMu sungguh mulia,
kidung imanku bergema: rahmatMu sungguh mulia!
 
Jangan seorang pun di dunia merampas harta hatiku:
dasar percaya yang ‘ku punya dan alas doa yang teguh;
hidup dan mati ‘ku tent’ram: rahmatMu, Tuhan, kugenggam,
hidup dan mati ‘ku tent’ram: rahmatMu, Tuhan, kugenggam!

 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

2 RAJA-RAJA 18:9-18

 

RENUNGAN

Kita terbiasa hidup dengan rasa aman dan nyaman. Ada banyak hal yang diperjuangkan untuk mewujudkan hal tersebut. Rasa aman itu ibarat “tembok” yang melindungi hidup kita, seperti materi, investasi, asuransi, keluarga dan jabatan. Tembok-tembok ini membuat percaya diri menghadapi hidup hari demi hari. Namun, bagaimana jika tembok perlindungan itu runtuh? Apakah hati kita ikut goyah atau justru tetap teguh berpegang pada Tuhan?

2 Raja-raja 18 memberi gambaran kontras yang tajam. Samaria, ibu kota Kerajaan Israel Utara, jatuh ke tangan Asyur. Mengapa? Karena mereka meninggalkan Tuhan dan tidak taat pada perjanjian-Nya. Tembok kota mereka runtuh karena terlebih dahulu tembok iman mereka roboh.

Sementara itu, di Yehuda (Israel Selatan), Raja Hizkia dikenal sebagai raja yang setia kepada Tuhan. Ia menyingkirkan berala dan mengajak umat kembali beribadah kepada Allah. Namun kesetiaan itu juga diuji. Pada tahun ke 14 pemerintahannya, raja Asyur menyerang dan menaklukkan kota-kota benteng Yehuda. Yerusalem pun tinggal menugggu kehancuran. Hizkia rela menembuh jalan damai dengan memberikan upeti besar, sampai menyerahkan perak dan mengerat emas dari Bait Allah. Semua tembok manusiawi runtuh satu per satu.

Di tengah ketidakberdayaan itu, Hizkia memilih kembali bersandar kepada Tuhan. Ia datang ke rumah Tuhan, merendahkan diri dan berdoa (2 Raja 19:1-19). Allah mendengar, dan dengan cara ajaib pasukan Asyur dipukul kalah tanpa pertempuran besar. Yerusalem terselamatkan bukan karena tembok militer namun karena hati yang teguh beriman pada Allah.

Mari kita berefleksi:

·         Apa “tembok” yang selama ini diandalkan untuk merasa aman, yang justru bisa menghilangkan relasi dengan Tuhan?

·         Jika tembok-tembok rasa aman yang diandalkan runtuh, adakah iman tetap teguh kepada Tuhan?

Kekuatan sejati bukan pada tembok yang mengelilingi kita, melainkan pada iman yang teguh kepada Tuhan.

 

DOA SYAFAAT

·         Berdoa bagi bangsa Indonesia, kembali pulih dan damai.

·         Berdoa bagi pemimpin bangsa, masyarakat dan gereja: melayani dalam kerendahan hati.

·         Gereja yang peduli dan menyatu dengan masyarakat

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 167 – TUHAN YESUS SAHABATKU
Syair: I Have Found a Friend in Jesus / The Lily of The Valley; Charles W. Fry,
Terjemahan: Yamuger,
Lagu: William S. Hays
 
Tuhan Yesus sahabatku, tercinta dan erat,
melebihi segalanya bagiku:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah,
mengampuni menyucikan diriku.
Penghibur dalam duka, Penolong yang teguh;
kepadaNya ‘ku serahkan kuatirku.
Refrein:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah,
melebihi segalanya bagiku.
 
Di setiap pencobaan dan duka batinku
Ia benteng dan perisaiku tetap.
Demi Dia ‘ku tinggalkan berhala hatiku;
oleh Dia ‘ku bertahan dan tegap.
Digoda oleh Iblis, ‘ku takkan menyerah;
Yesus jamin kemenangan imanku. Refrein:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...