JANGAN NGETES TUHAN - 10 September 2025

 

Tataibadah Harian

Rabu, 10 September 2025

 

JANGAN NGETES TUHAN

 

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

KJ 2 – Suci, Suci, Suci

 

Suci, suci, suci! Kaum kudus tersungkur
di depan takhta-Mu memb’ri mahkotanya.
Segenap malaikat sujud menyembah-Mu,
Tuhan, Yang Ada s’lama-lamanya.

 

Suci, suci, suci! Tuhan Mahakuasa!
Patut Kau dipuji seluruh karya-Mu.
Suci, suci, suci, murah dan perkasa,
Allah Tritunggal, agung nama-Mu!

 

 

Bacaan I: 2 Raja-raja 18.19–25; 19.1-7

Pesan yang penting dalam perikop ini

Hizkia dicemooh karena dianggap percaya pada Tuhan yang dipercayainya membuatnya melakukan tindakan yang merugikan umat yang dipimpinnya. Padahal orang-orang lain itu tidak tahu sebetulnya kekuatan apa yang dimiliki Tuhan yang dipercayai oleh Hizkia. Dengan kerendahan hati Hizkia datang kepada Tuhan, memohon kekuatan agar tetap yakin dan setia kepada-Nya.

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 101

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

1.    Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan

2.    Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan

3.    Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 18.18-30

Pesan melalui perikop 

 

Sebuah pertanyaan sederhana namun sangat penting diajukan kepada Yesus. Isi pertanyaannya kira-kira begini, “Bagaimana caranya supaya bisa hidup kekal?”

 

Tentang hal ini, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

·      Apakah kita tahu hidup kekal itu seperti apa?

·      Apakah kita merindukan hidup kekal?

·      Apa hubungan antara hidup sekarang dengan hidup kekal?

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

·      Ada orang yang takut tidak bisa hidup kekal, alias hanya sementara saja. Ketakutan ini dilandasi sikap yang selama ini dijalani dalam hidup. Adakah cara mengatasi ketakutan ini?

·      Mungkinkah kita bisa tetap hidup kekal meskipun telah melakukan banyak kesalahan selama ini; terhadap anggota keluarga, terhadap sesama tetangga, dan terhadap orang-orang yang kita jumpai dalam hidup?

 

 

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

·      Apakah kita peduli terhadap orang lain dan hidupnya, sehingga mau terlibat dalam pergumulannya?

·      Apakah kita mau terus terhubung kepada Tuhan sehingga bisa mengetahui apa saja yang perlu kita lakukan dalam hidup kita selanjutnya?

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:

·      Kesediaan bekerja sama dengan orang lain dalam pelayanan di gereja; membutuhkan kerendahan hati serta hikmat agar bisa saling mengerti, di tengah dinamika dan gejolak situasi yang dihadapi

·      Bangsa dan negara setelah penggantian beberapa menteri dalam kabinet

 

Nyanyian Umat

PKJ 14 – Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan 

 

Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, kunyanyikan s’lamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setia-Mu Tuhan;
kututurkan tak jemu kasih setia-Mu
turun-temurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...