BERDIAM DALAM PERENUNGAN, MENYADARI KERAPUHAN DIRI - 15 September 2025

 

Tataibadah Harian

Senin, 15 September 2025

 

BERDIAM DALAM PERENUNGAN, MENYADARI KERAPUHAN DIRI

 

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

PKJ 126 – Kau Perkasa, Ku Lemah

 

Kau perkasa, ‘ku lemah,
jauhkan ‘ku dari cela.
Hatiku amat tent’ram
asal aku dekat pada-Mu.


Makin akrab pada-Mu Yesus,
ini doaku: Tiap hari, Tuhanku,
biar aku dekat pada-Mu.

 

Dalam dunia yang kelam,
bila aku tenggelam,
tangan siapa terentang?
Hanya Kau, Tuhan, hanya Engkau!

 

 

Bacaan I: Ayub 40.6–14; 42.1-6

Pesan yang penting dalam perikop ini

Ayub mempertanyakan ketuhanan Tuhan, karena berbagai penderitaan yang dialaminya. Dalam keadaan susah, ia merasa Tuhan tidak ada untuk membela dia. Hal semacam ini juga kita jumpai jika kita berada dalam tekanan yang berat. Seakan Tuhan tidak ada atau tidak berada di pihak kita, membiarkan kita berjuang sendirian menghadapi kesulitan. Akan tetapi dalam perjumpaannya dengan Tuhan, Ayub akhirnya mengakui kedaulatan dan keberdayaan Tuhan dalam segala sesuatu. Ini mengantarnya pada keyakinan bahwa memang Tuhan baik, dan mengakui bahwa selama ini dia belum melihat seluruh bagian kehidupan yang dijalaninya. Dia hanya melihat keping demi keping berdasarkan sudut pandang dan kebenarannya sendiri, tanpa berserah dan membiarkan Tuhan menunjukkan keadilan-Nya.

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 73

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

1.    Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan

2.    Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan

3.    Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 22.31-33, 54-62

Pesan melalui perikop 

 

Kisah yang memperlihatkan bagaimana seorang manusia yang merasa dirinya kuat seperti Petrus, ternyata rapuh. Dalam semangat membaranya menyatakan kesetiaan dan komitmen mengikut Yesus, ternyata dia punya celah yang dapat ditembus oleh sisi gelapnya kehidupan. Akan tetapi Yesus menunjukkan bahwa Dia siap mengangkat kita yang jatuh akibat kerapuhan itu selama kita menyadari kelemahan kita dan mau diangkat oleh-Nya.

 

Tentang hal ini, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

·      Tahukah kita bahwa diri kita sebenarnya rapuh?

·      Seberapa yakinkah kita bahwa sebenarnya kita siap mengikut Yesus dengan segala konsekuensinya?

·      Bagaimana kita merencanakan memelihara komitmen setia kepada Yesus?

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

·      Tidak jumawa, meskipun selama ini terlihat sanggup menjalani hidup mengikut Yesus. Walau bisa konsisten bersaat teduh, melayani di gereja, dan aktif melakukan kegiatan sosial, belum tentu kita akan siap menunjukkan sikap yang sama di segala waktu

·      Tetap membutuhkan Yesus dalam setiap langkah, supaya bisa tetap merasakan gandengan tangan-Nya di setiap keadaan

 

 

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

·      Kalau kita jatuh, bersediakah kita mengakui kegagalan kita dan minta bantuan Yesus? Ataukah kita merasa malu dan menyembunyikan kelemahan kita itu dari orang lain, walau nantinya sulit bangkit?

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:

·      Kesediaan melayani sebagai ungkapan syukur, dilandasi kesadaran bahwa dalam kelemahan, kita tetap dipakai Tuhan melayani orang lain

·      Situasi dunia dan harap akan perdamaian

 

Nyanyian Umat

PKJ 307 – Tuhanlah Kekuatanku (Dinyanyikan 3x)

Tuhanlah kekuatanku,
Tuhanlah nyanyianku:
Dialah kes’lamatanku.
Jikalau Dia di pihakku,
terhadap siapakah ‘ku gentar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...