Sabtu, 30 Agustus 2025
SAAT TEDUH
PUJIAN PEMBUKA
NKB 210 - ‘Ku Utus ‘Kau
‘Ku utus ‘kau mengabdi tanpa pamrih,
berkarya t’rus dengan hati teguh,
meski dihina dan menanggung duka;
‘Ku utus ‘kau mengabdi bagiKu.
‘Ku utus ‘kau membalut yang terluka,
menolong jiwa sarat berkeluh,
menanggung susah dan derita dunia.
‘Ku utus ‘kau berkurban bagiKu.
‘Ku utus ‘kau kepada yang tersisih,
yang hatinya diliputi sendu,
sebatang kara, tanpa handai taulan.
‘Ku utus ‘kau membagi kasihKu.
PEMBACAAN KITAB MAZMUR 112
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
DOA PEMBUKA DAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
Ams. 21: 1-4, 24-26 Mat. 20: 20-28
RENUNGAN
“Pemimpin yang Melayani, Hidup yang Berarti”
Dunia saat ini memandang kepemimpinan sebagai simbol kuasa, kedudukan, dan prestise. Banyak orang berlomba untuk menjadi yang terdepan, paling dihormati, dan dilayani. Namun, firman Tuhan hari ini justru membalik paradigma itu: yang terbesar adalah dia yang melayani. Pemimpin sejati bukanlah yang menuntut dilayani, tetapi yang rela merendahkan diri untuk melayani orang lain. Renungan hari ini mengajak kita melihat bagaimana hidup yang benar, takut akan Tuhan, dan rendah hati menghasilkan pengaruh yang besar di hadapan Allah dan sesama.
Mazmur 112 – Hidup Orang Benar Diberkati dan Menjadi Berkat
Mazmur ini menggambarkan orang yang takut akan Tuhan dan sangat suka kepada perintah-Nya. Hidupnya diberkati, keturunannya akan kuat, dan ia menjadi terang di tengah kegelapan. Orang benar bukan hanya diberkati secara materi, tetapi juga dikenal karena kebaikan, keadilan, dan kemurahannya. Kehidupan yang takut akan Tuhan menghasilkan warisan yang bermakna dan dampak yang luas.
Amsal 21:1–4, 24–26 – Sikap Hati yang Menentukan Jalan Hidup
Amsal mengajarkan bahwa Tuhan mengarahkan hati raja-raja seperti aliran air (ay.1). Hidup yang benar tidak didasarkan pada tindakan luar saja, tetapi pada motivasi batin yang murni. Kesombongan dan hati congkak adalah dosa. Sebaliknya, orang benar menunjukkan kemurahan dan memberi dengan tulus. Kepemimpinan dan tindakan yang benar dimulai dari hati yang takut akan Tuhan dan rendah hati.
Matius 20:20–28 – Yang Terbesar adalah Yang Melayani
Permintaan ibu anak-anak Zebedeus (Yakobus dan Yohanes) kepada Yesus untuk menempatkan mereka di posisi terhormat menunjukkan pandangan duniawi tentang kekuasaan. Namun Yesus menjawab bahwa posisi dalam Kerajaan Allah bukan soal kehormatan, melainkan kesediaan memikul penderitaan dan melayani. Yesus menegaskan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya. Kepemimpinan sejati dalam Kerajaan Allah adalah kerendahan hati dan pelayanan yang rela berkorban.
Ketiga bacaan hari ini mengajarkan bahwa kehidupan yang berarti bukanlah tentang posisi atau kuasa, melainkan tentang bagaimana kita hidup takut akan Tuhan, memiliki hati yang rendah, dan siap melayani. Dunia bisa saja mengangkat orang yang kuat, tetapi Allah meninggikan orang yang rendah hati. Yesus telah memberi teladan tertinggi: menjadi pemimpin dengan hati hamba.
Saudaraku …
1. Latih diri untuk rendah hati, tidak mencari pujian atau kedudukan, tetapi siap melayani dalam hal-hal kecil maupun besar.
2. Tanyakan motivasi hati sebelum bertindak: apakah untuk kemuliaan Tuhan atau untuk kepentingan pribadi?
3. Teladani Kristus dalam keluarga, gereja, dan masyarakat dengan menjadi pelayan, bukan penguasa.
4. Tunjukkan kemurahan hati, seperti orang benar dalam Mazmur 112 dan Amsal 21, dengan memberi dan menolong tanpa pamrih.
Ungkapan Komitmen:
Kiranya firman hari ini menolong kita menata ulang cara pandang kita terhadap kepemimpinan dan keberhasilan, dan membawa kita untuk hidup seperti Kristus:
melayani dengan kasih dan ketulusan hati.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang berbagi bercerita.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 210 - ‘Ku Utus ‘Kau
‘Ku utus ‘kau, tinggalkan ambisimu,
padamkanlah segala nafsumu,
namun berkaryalah dengan sesama.
‘Ku utus ‘kau bersatulah teguh.
‘Ku utus ‘kau mencari sesamamu
yang hatinya tegar terbelenggu,
‘tuk menyelami karya di Kalvari.
‘Ku utus ‘kau mengiring langkahKu.
Coda:
Kar’na Bapa mengutusku, ‘Ku utus ‘kau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar