JANGAN HAMBAR, Selasa, 5 Agustus 2025

Selasa, 5 Agustus 2025 – JANGAN HAMBAR

 

NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 132 – LANGIT MENCERITAKAN
Syair dan lagu: Henkie Kotte, 1999, berdasarkan Mazmur 19
 
Langit menceritakan kemuliaan Allah,
alam memberitakan karya tangan Tuhan.
Tidak ada berita, juga kata-kata,
namun gemanya terpancar ke s’luruh dunia.
Refrein:
Hai percaya padaNya, jangan takut dan gentar,
kar’na kasih dan lindunganNya abadi.
 
Taurat Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa,
perintahNya pun murni menyenangkan hati,
kasih dan kuasaNya, bumi pun bergetar.
Dia pelindung dan perisai selamanya. Refrein:



 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

Kolose 4:2-6

 

RENUNGAN

Suatu siang, Anda dihidangkan semangkuk Sup Iga. Dari penampilannya sudah sangat menggoda, selain itu tercium aroma rempah-rempah semerbak menambah selera makan dikala lapar melanda. Sudah dapat dibayangkan betapa nikmatnya menyantap hidangan itu ditambah tempe goreng dan nasi hangat. Setelah berdoa, Anda mengambil sendok, menyiduk kuah dan memasukkan ke mulut. Mata Anda melotot! Sontak Anda berujar “Hambaaarr!!”. Tak ada rasa. Wajah Anda tak dapat menahan kekecewaan itu.

Seperti makanan yang hambar, hidup orang beriman pun bisa kehilangan “rasa” jika tidak dijaga dan dirawat. Bukankah identitas kita adalah garam dunia? Jika tidak memberi rasa lalu apa dampak orang beriman?

Paulus mengingatkan jemaat di Kolose untuk tidak menjadi “hambar” terlebih dalam perkataan. Artinya jangan sampai hidup kehilangan daya pengaruh, kehilangan kasih, kehilangan ketajaman dalam menyampaikan kebenaran dan pengharapan Kristus. Tentu bisa saja orang berkata yang baik, benar, seolah membela keadilan, namun dalam kesehariannya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Kata-kata menjadi hambar karena hanya sekedar kata dan bukan keteladanan hidup. Supaya tidak menjadi hambar, Paulus mengingatkan: bertekun dalam doa dan bersyukur. Dengan hal ini, membuat orang beriman akan terus memiliki kewaspadaan dalam berkata, dan bersikap. Selain itu, memiliki hikmat dan kebijaksaan sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik. Juga kata-kata yang penuh kasih.

Kehadiran yang berdampak adalah kehadiran yang memberi rasa. Apakah hidup Anda sudah cukup memberi “rasa” pada lingkungan terdekat? Apakah perkataan Anda membawa kasih atau malah dingin dan menyakiti? Kiranya kehidupan iman kita membawa kita memiliki hikmat dan kebijaksaan untuk dapat memilah, memilih dan mewujudkan apa yang menjadi kehendak Allah. Selamat memberi “rasa”. Amin.

 

DOA SYAFAAT

·         Hidup yang memberi “rasa”: kasih, keramahan, sukacita, dan pengampunan

·         Gereja yang peduli pada lingkungan

 

NYANYIAN PENUTUP
PKJ 272 – KAMU ADALAH GARAM DUNIA
Syair dan lagu: H. A. Pandopo, 1972, berdasarkan Matius 5:13-14
 
“Kamu adalah garam dunia”,
kata Yesus, Tuhan kita,
“jika garam itu jadi tawar,
tiada gunanya, tiada gunanya,
tiada gunanya bagi dunia!”
 
“Kamu adalah terang dunia”,
kata Yesus, Tuhan kita,
“buatlah terangmu bercahaya
bagai pelita, bagai pelita,
bagai pelita untuk dunia.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025