Tataibadah Harian
Rabu, 6 Agustus 2025
SENANGKAH KITA DIPELIHARA?
Saat teduh
Umat berdiam diri
sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah
diterimanya
Nyanyian Umat
NKB 133 – Syukur Pada-Mu, Ya Allah
Syukur pada-Mu, ya
Allah, atas s’gala rahmat-Mu;
Syukur atas kecukupan dari kasih-Mu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.
Syukur atas bunga
mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan Fiman-Mulah pelita agar kami tak sesat
Bacaan I: Pengkhotbah 12.1– 8
Pesan yang penting dalam perikop ini
Jangan sampai kita melupakan siapa yang menciptakan kita; hanya oleh
kemurahan Allah kita dapat sampai di dunia ini dan dimampukan menjalankan
aktivitas sehari-hari. Mengingat Dia mengandung arti kita berusaha melakukan
hal-hal yang difirmankan-Nya!
Doa Pembuka
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Mazmur 127
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 12.22-31
Pesan melalui
perikop
Kita diingatkan agar senantiasa mencari Kerajaan Allah. Hidup
bukan sekadar memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti makan atau minum, pun bukan
cuma mengejar kehormatan atau harga diri. Jauh lebih penting menaruh kepercayaan
pada pemeliharaan Allah dan implikasinya terhadap hidup yang kita Jalani.
Tentang hal ini, mari kita merefleksikannya melalui 3
sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap
atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
·
Seberapa
khawatirkah kita pada apa yang akan kita makan atau minum, atau yang hendak
kita pakai?
·
Semakin
khawatir kita terhadap berbagai hal yang lahiriah, semakin kita terpisahkan
dari Allah. Sebab, seperti yang tertulis dalam Alkitab, “di mana hartamu
berada, di situ hatimu berada“. Seberapa terikatkah kita pada materi yang kita
miliki di dunia ini?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
·
Apakah kita bersyukur karena apa yang diberikan
Tuhan kepada kita? Ataukah kita bersyukur atas apa yang kita hasilkan dari kerja
keras kita sendiri?
·
Seberapa percayakah kita bahwa hidup kita dipelihara
Allah?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
·
Apakah kita mengutamakan waktu doa, pembacaan Alkitab, dan keterlibatan
dalam pelayanan sebagai cara mencari Kerajaan-Nya terlebih dahulu?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:
·
Setiap
anggota GKI Serpong menyadari pemeliharaan Allah atas hidupnya dan mau
mengabdikan diri kepada Allah dengan melayani di gereja sebagai ungkapan
syukurnya
·
Pembelajaran
Sdr. Ivan Alpha Setiawan, yang menjalani stage 2 di GKI Serpong selama 6 bulan
sampai dengan awal bulan Januari 2026, agar dipenuhi damai sejahtera dan hasil
belajarnya bisa optimal
Nyanyian Umat
NKB 133 – Syukur Pada-Mu, Ya Allah
Syukur atas keluarga
penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar