Selasa, 15 Juli 2025 – JANGAN HERAN..!!
NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 212 –
Ya Allah, KasihMu Besar
Syair dan
lagu: Januar Ishak
Ya Allah,
kasihMu besar,
lebih besar
dari segala,
tiada
terduga dalamnya,
tiada
terjangkau luasnya.
Ya Yesus,
kasihMu besar,
lebih besar
dari segala.
Hidup kekal
Engkau beri
dan aku
hidup berseri!
Refrein:
Dalam doa
aku bersyukur
atas limpah
kasihMu.
Ajar aku
mengasihiMu
dan sesama
manusia.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
1 YOH 3:11-17
RENUNGAN
Beberapa waktu lalu viral berita
tentang penggerebekan dan pengerusakan rumah singgah di Cidahu, Sukabumi. Alasannya
karena rumah tersebut digunakan untuk kegiatan retreat atau ibadah. Tentu,
pengerusakan dan pembubaran ini mendatangkan trauma bagi mereka yang beraktifitas
di rumah tersebut. Juga merugikan bagi sang pemilik rumah. Namun, plot twist-nya:
sang Pemilik rumah justru mengampuni dan memberikan sumbangan yang diberikan Gubernur
Jawa Barat (Kang Dedi Mulyadi) untuk renovasi Masjid. Kebencian dan permusuhan dibalas
dengan kasih dan kebaikan. Bukankah ini adalah kotbah mahal? Pemilik rumah
singgah memang tidak berdiri di mimbar bicara tentang Firman. Ia sudah
mempraktikan kotbah itu sungguh dalam tindakan: mengasihi dan berbuat baik. Ini
menjadi keterkejutan bagi masyarakat kita yang beragam, namun kadang masih minim
toleransi dalam menjaga hak beribadah agama dan keyakinan yang berbeda. Kok
bisa dibenci tapi mengasihi? Kok bisa disakiti tapi tetap memberi?
Inilah kasih sejati. Inilah pesan yang
hendak disampaikan Rasul Yohanes: Jangan heran jika dunia membenci kamu (ayat
13), justru itulah panggung tempat kasih sejati diuji dan dibuktikan. Surat 1
Yohanes ditulis dalam konteks komunitas gereja mula-mula yang sedang mengalami pergumulan
berat karena tekanan dan konflik. Di tengah kebingungan tentang siapa yang
benar dan siapa yang hidup dalam kasih, Yohanes mengingatkan hal yang paling
mendasar: “Inilah berita yang kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita
harus saling mengasihi”. Yohanes menyinggung kisah Kain dan Habel sebagai
contoh nyata tentang kebencian dan iri hati yang bisa membunuh. Sampai sekarang
dunia masih hidup dengan cara demikian: kebencian, permusuhan, diskriminasi,
ketidakadilan dan peperangan. Maka, Jangan heran!!.. Namun, nilai-nilai Kerajaan Allah selalu
mengajarkan kita untuk mengasihi. “barangsiapa tidak mengasihi, ia tinggal
di dalam maut” (ay 14). Ditambahkan “jikalau seseorang mempunyai harta
duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup pintu
hatinya, bagaimana kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya” (ay 17). Jadi
kasih bukan hanya soal tidak membenci, tapi soal kepedulian dan menggerakkan
tangan untuk membantu serta menolong. Bukankah ini membalikkan logika kebaikan?
Berbuat baik karena sudah dikasihi, namun berbuat baik meski dibenci dan dimusuhi.
Jangan heran jika dunia membenci kita. Tapi
kita bisa membalikkan keadaan. Tetap mengasihi dan berbuat baik kepada mereka
yang membenci dan memusuhi. Mungkin dunia yang heran kepada kita orang beriman.
Amin.
DOA SYAFAAT
·
Peperangan
di Timur Tengah segera berakhir dengan damai
·
Mereka yang kena PHK mendapatkan pekerjaan Kembali
·
Gereja yang membantu masyarakat
dengan berbagai program pembedayaan masyarakat
Perikop dan 2 nyanyian yang menguatkan sekaligus mengingatkan akan kewajiban seorang Kristen
BalasHapus