(Senin, 28 Juli 2025)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
BETAPA KITA TIDAK BERSYUKUR
(KJ 337: 1-2)
Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur
lautnya luas, gunungnya megah
menghijau padang, bukit dan lembah
Refrein:
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung, Mahakuasa.
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung, Mahakuasa.
Alangkah indah pagi merekah
bermandi cah'ya surya nan cerah
ditingkah kicau burung tak henti
bunga pun bangkit harum berseri.
(kembali ke refrein)
Pembacaan Kitab Mazmur 55: 16-23
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Ester 5: 1-14
Perjanjian Baru : Kolose 2: 16 - 3: 1
Renungan
"Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan". Sebuah peribahasa yang berarti mengharapkan keuntungan yang belum pasti atau yang besar, sehingga mengabaikan atau menyia-nyiakan apa yang sudah dimiliki (yang ada di tangan), dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Hal itulah yang sebenarnya tergambar dalam kehidupan Haman dalam bacaan kita hari ini.
Kitab Ester 5: 1-14 menggambarkan bagaimana sebenarnya beruntungnya Haman sebagai pengawai istana. Dia telah memiliki kehormatan, harta kekayaan, dan kepercayaan dari raja. Ayat 11 mengungkapkan: "Maka Haman menceritakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar da pengawai raja." Namun, rasanya semua itu tidak dapat membuatnya bersyukur atas apa yang telah dia miliki dalam hidupnya. Hatinya masih belum puas dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Bahkan dalam ayat 13 Haman menegaskan, "Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja."
Sekalipun telah memperoleh banyak harta dan kepercayaan dari raja, Haman masih saja tidak tidak bisa bahagia. Hatinya masih menginginkan hal yang lain. Kebenciannya terhadap Mordekhai membuatnya ingin menyingkirkan Mordekhai dari hadapannya. Karena itu, ia kemudian menyusun rencana untuk mewujudkan apa yang diinginkan hatinya itu. Namun, justru keadaan ini menjadi titik awal kehancuran hidup Haman. Kelak, ialah yang justru akan mengalami kematian dan kehilangan semua yang telah diraih dan dicapainya dalam hidup.
Belajar dari kisah ini, kita diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan Haman dalam kehidupan kita sebagai umat Tuhan. Kita diajak untuk dapat mensyukuri setiap berkat dan anugerah yang telah Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita hingga saat ini. Jangan kita terjebak masuk dalam godaan hawa nafsu kerakusan dan keserakahan. Nikmatilah apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita dengan penuh rasa syukur. Belajarlah bahagia dengan keadaan hidup yang telah Tuhan ijinkan terjadi pada diri kita saat ini. Jangan tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain, supaya kita tidak kehilangan damai dan kebahagiaan dalam hidup kita. Tetap pegang dan rawatlah "punai' yang telah Tuhan berikan dalam hidupmu dengan baik dan bertanggung jawab. Jangan lepaskan 'punai' demi burung lain yang terbang tinggi di atasmu. Syukurilah sekecil apapun berkat yang telah Tuhan berikan. Tuhan akan tetap memberkatimu. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar pemerintah dimampukan untuk membuka peluang agar masyarakat dapat mempunyai usaha di tengah kehidupan mereka.
Nyanyian Penutup
SYUKUR PADAMU, YA ALLAH
(NKB 133: 1-3)
Syukur pada-Mu, ya Allah, atas s'gala rahmat-Mu;
Syukur atas kecukupan dari kasih-Mu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.
Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp'ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang 'Kau b'ri tiap saat;
Dan Firman-Mulah pelita agar kami tak sesat
Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb'ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar