Selasa, 3 Juni 2025 – SIAPA YANG GILA?
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 122 – ‘Ku Ingin Berperangai
Syair dan lagu: IIk wens to sijn als Jesus; Joh. de Heer,
Terjemahan: Yamuger
‘Ku ingin berperangai laksana Tuhanku,
lemah lembut dan ramah, dan manis budiku.
Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
‘Ku ingin ikut Yesus, mencontoh kasihNya,
menghibur orang susah, menolong yang lemah.
Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
Ya sungguh, Jurus’lamat, cemarlah hatiku,
dan hanya ‘Kau yang dapat menghapus dosaku,
supaya k’lak di sorga ‘ku pandang wajahMu
dan aku jadi sama laksana diriMu.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
KISAH PARA RASUL 26:19-29
RENUNGAN
“Orang itu sudah gila!” – mungkin saudara
pernah mendengar ini. Penyataan ini seringkali justru ditujukan kepada mereka
yang melakukan kebenaran di tengah maraknya manipulasi dan korupsi, atau mereka
yang terus memperjuangkan kebaikan di tengah ramainya ketidakadilan. Mereka
yang berani bersuara lantang melawan diskriminasi. Mereka yang hidup sederhana
di tengah dunia yang serba konsumtif atau tetap memilih untuk mengasihi saat
dibenci. Justru mereka ini yang seringkali dianggap “tidak normal” atau “gila”.
Hal inilah yang dialami oleh Paulus. Di
hadapan Raja Agripa, Ia bersaksi tentang dirinya yang berjumpa dengan Kristus
yang mengubah hidupnya secara total. Respon Festus, gubernur Romawi berkata kepada Paulus “Engkau gila,
Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila!” Ucapan ini mewakili
suara dunia yang bingung melihat seseorang yang rela kehilangan segalanya demi
Kristus. Siapa sebenarnya yang gila?
Paulus yang karena ketaatannya rela
menempuh jalan penuh resiko dan menderita atau orang-orang demi kenyamanannya
rela mengorbankan hak hidup orang lain: ketidakadilan, korupsi, diskriminasi,
dll. Paulus tidak membalas tuduhan itu dengan amarah, melainkan menjawab dengan
tenang dan yakin "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan
kebenaran dengan pikiran yang sehat!
Saat ini, mungkin melakukan sikap yang
berlawanan arah karena kebenaran seringkali justru dianggap aneh. Sebaliknya ketidakadilan
dianggap biasa. Panggilan kita adalah ketaatan pada kebenaran Injil, yang
seringkali membuat kita berlawanan arah dari arus dunia. Keputusan menjadi
pengikut Kristus dan bertindak benar, tidak selalu masuk akal bagi dunia, tapi
justru di sanalah letak kekuatan dan kesaksian kita. Jika gila berarti
mengasihi tanpa pamrih, benar meski menderita, mengampuni meski disakiti,
memberi kepada yang benci, memperjuangkan keadilan saat semua memilih bungkam –
maka biarlah dianggap “gila” oleh dunia, tapi hidup kita ada di dalam perkenaan
Allah. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Setiap
orang yang terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan demi damai sejahtera
·
Setiap
orang yang kena PHK dan sedang mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
·
Upaya
pemulihan atas kerusakan alam karena dieksploitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar