MENGALAMI KETERPANGGILAN YANG MENGHADIRKAN KESAKSIAN - 18 Juni 2025

 

Tataibadah Harian

Rabu, 18 Juni 2025

 

MENGALAMI KETERPANGGILAN YANG MENGHADIRKAN KESAKSIAN

 

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

Betapa Hatiku (dinyanyikan 2x)

 

Betapa hatiku berterima kasih Yesus

Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan persembahanku

Segenap hidupku jiwa dan ragaku

S‘bab tak kumiliki harta kekayaan

Yang cukup berarti ‘tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku

Terimalah Tuhan persembahanku

Pakailah hidupku sebagai alat-Mu

Seumur hidupku.



Bacaan I: Daniel 1.1-21

Pesan yang penting dalam perikop ini

Daniel dan kawan-kawannya memiliki keteguhan hati dalam hal percaya kepada Tuhan. Meski mereka ditawari fasilitas menarik dan memanjakan diri, namun mereka tetap setia pada kata-kata Tuhan yang mereka percaya. Hasilnya, mereka membuat orang lain kagum akan apa yang mereka raih, dan menjadi saksi tentang siapa Tuhan yang mereka percayai.

 

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 124

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

 

1.    Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan

2.    Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan

3.    Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 1.46b–55

Pesan melalui perikop 

 

Maria menyanyikan kegembiraan hatinya, yang melukiskan semangat melayani Tuhan. Hal ini bisa terjadi karena ia mengakui kedaulatan Tuhan dan menganggapnya hal terbaik dalam hidupnya. Dia juga menyatakan Tuhan sebagai pribadi yang adil, yang meninggikan orang rendah hati dan merendahkan orang yang sombong.

Mari kita melihatnya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

·      Percaya kepada Tuhan dilandasi pengakuan tentang siapa Tuhan. Bagi Saudara, siapakah Tuhan itu?

·      Seperti Maria, maukah Saudara juga menceritakan tentang Tuhan dengan tulus dan gembira?

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

·      Apakah Saudara merasa diri sombong? Atau rendah hati?

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

·      Ketika kita dipenuhi kerendahan hati, serta menerima Tuhan Yesus sebagai sosok yang penuh kasih, pun merasa dimiliki oleh Tuhan, maka kita mau menyerahkan diri melayani umat yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Bagaimana sikap dan tanggapan kita?

 

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:

·      Kesediaan umat menjadi pelayan gereja

·      Kesediaan umat bekerja sama dengan pelayan-pelayan lain di gereja, sehingga membentuk kesehatian dan kesatuan

 

Nyanyian Umat

PKJ 185 – Tuhan Mengutus Kita

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia
bawa pelita kepada yang gelap.
Meski dihina serta dilanda duka,
harus melayani dengan sepenuh.


Dengan senang, dengan senang,
marilah kita melayani umat-Nya.
Dengan senang, dengan senang,
berarti kita memuliakan nama-Nya.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia
bagi yang sakit dan tubuhnya lemah.
Meski dihina serta dilanda duka,
harus melayani dengan sepenuh.

 

Tuhan mengutus kita ke dalam dunia
untuk yang miskin dan lapar berkeluh.
Meski dihina serta dilanda duka,
harus melayani dengan sepenuh.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...