MEMBACA DUNIA DENGAN PIKIRAN KRITUS - Selasa, 10 Juni 2025

Selasa, 10 Juni 2025 – MEMBACA DUNIA DENGAN PIKIRAN KRITUS

 

NYANYIAN PEMBUKA
KJ 228 – DATANGLAH, YA ROH KUDUS
Syair: Veni, Sancte Spiritus, Innocentius III (1161 – 1216) atau Stephen Langton, +/- 1228,
Terjemahan: Yamuger, 1983,
Lagu: Tradisi Gereja, +/- 1200
 
Datanglah, ya Roh Kudus, b’rikanlah cahayaMu,
Sinar sorga yang baka. O Pengasuh kaum lemah,
Pemberi anugerah, Suluh hati, datanglah!
 
Kau Penghibur mahabaik dan Sahabat mahalaik,
Penyegar dan Penyejuk, Kau menampung yang lelah,
Kau tenangkan yang resah, Kau melipur yang sendu.



 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

1 KORINTUS 2”12-16

 

RENUNGAN

Peristiwa dunia semakin sulit untuk “dibaca” (dipahami). Berita, opini, dan narasi telah membingungkan kita. Sebagian menyulut emosi, politik membuat banyak pihak tidak percaya, bencana alam dan kemanusiaan silih berganti. Di tambah kemajuan teknologi dan AI justru membuat orang bingung: mana yang asli dan mana yang palsu, mana yang benar dan mana yang jahat? Kita berharap dapat menanggapi fenomena di dunia ini dengan bijak, namun tidak tahu dari mana. Bagaimana kita dapat membaca, memahami dan menilai semuanya? Sebagai orang percaya kita tidak hanya tinggal di dunia namun juga membaca dan menanggapinya dengan pikiran Kristus.

Jemaat Korintus saat itu dalam pergumulan yang komplek. Sebagai kota pusat perdaganan, kebudayaan dan filsafat – orang-orang Korintus terbiasa mengagungkan hikmat dunia, debat intelektual dan kekuatan retorika. Jemaat pun terpengaruh. Mereka menilai kerasulan Paulus bukan dari kebenaran rohani, namun dari standar duniawi. Paulus menerangkan bahwa hikmat Allah tidak dapat dipahami melalui cara piker dunia. Berbeda dari logika dunia yang biasanya mengutamakan ego, status, atau pencitraan. Hanya melalui Roh Kudus, kita dimampukan untuk memahami pikiran Kristus untuk menanggapi dunia. Pikiran Kristus bukan berarti tahu segalanya, tapi kita diberi karunia untuk melihat dan menilai segala sesuatu dengan cara pandang Kristus – melalui kasih, kebenaran dan kehendak Allah.

Jika kita saat ini hidup dalam keadaan yang sarat kompeksitas seperti Korintus dahulu, kita diajak untuk dipimpin Roh Kudus yang memampukan kita membaca fenomena dengan caa Kristus membaca dunia. Bagaimana? Kristus tidak melihat dari penampilan luar namun kedalaman hati. Kristus selalu menaruh belas kasih pada yang menderita, tersisih dan berani menyuarakan kebenaran kepada yang menyimpang. Pikiran Kristus menilai dengan keadilan yang memihak mereka yang lemah dan kasih yang membebaskan. Oleh karena itu, untuk memiliki pikiran Kristus, kita hanya perlu membuka diri dipimpin oleh Roh Kudus. Dipimpin berarti bersedia dibentuk dan taat pada kehendak Allah, meskipun berbeda arus dengan dunia.

Dalam dunia yang membingungkan, kita tidak bisa hanya mengandalkan logika atau perasaan. Kita butuh cara pandang yang lebih dalam, lebih benar, dan lebih adil – pikiran Kristus. Mari tanyakan pada diri sendiri ketika menghadapi dunia “Bagaimana Kristus memandang ini? Bagaimana Ia menilainya? Apa yang akan dilakukan-Nya?” Biarlah Roh Kudus menuntun kita menjawabnya dengan jujur dan setia. Amin.

 

 

DOA SYAFAAT

·         Setiap orang yang bingung menghadapi fenomena dunia

·         Setiap orang yang kena PHK dan sedang mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

·         Gereja yang memahami lingkungannya dan menjadi terang.

 

NYANYIAN PENUTUP
KJ 343 – DUNIA DALAM RAWA PAYA
Syair: I. S. Kijne (1899 – 1970) dengan perubahan,
Lagu: Tradisional Wales
 
Dunia dalam rawa paya berjuang t’rus.
Kristen, manakah cahaya Injil kudus?
Biar dalam g’lap gulita bergemilang t’rang berita:
Satu saja Tuhan kita, Sang Penebus.
 
Bangunkan persekutuan sidang Jemaat
dan kumpulkan domba Tuhan yang tersesat.
Satu Sabda berkuasa mempersatukan bahasa
sekalian kaum dan masa, jauh dan dekat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...