Kala Kucari Damai - Kamis, 26 Juni 2025

 Kamis, 26 Juni 2025

DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB    Mazmur 16

(bisa juga dengan menyanyikannya dengan panduan berikut


RENUNGAN

Mazmur 16 adalah sebuah nyanyian kepercayaan dan keyakinan yang mendalam, di mana Daud mengungkapkan imannya yang teguh kepada Allah. Mazmur ini mengajak kita untuk merenungkan di mana sesungguhnya kita mencari perlindungan dan kebahagiaan sejati.

Daud memulai mazmur ini dengan permohonan, "Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung" (ayat 1). Ini adalah pengakuan langsung bahwa satu-satunya tempat yang aman dan terjamin adalah di dalam Allah. Seringkali, kita mencari perlindungan dalam hal-hal duniawi: harta benda, posisi, relasi manusia, atau bahkan kemampuan diri sendiri. Namun, semua itu fana dan rapuh. Daud mengingatkan kita bahwa hanya Allah yang kekal dan mampu memberikan keamanan sejati.

Selanjutnya, Daud menyatakan, "Engkaulah Tuhan-ku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" (ayat 2). Ini adalah pernyataan iman yang radikal. Dalam hidup ini, kita mungkin menemukan banyak hal yang kita anggap "baik" atau "menyenangkan." Namun, Daud menegaskan bahwa kebaikan sejati, yang memberikan kepuasan mendalam dan langgeng, hanya ditemukan dalam Tuhan. Ketika kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya kebaikan kita, perspektif kita berubah. Kita tidak lagi terikat pada hasil duniawi atau bergantung pada pujian manusia.

Mazmur ini juga berbicara tentang pentingnya persekutuan dengan orang-orang kudus. Daud berkata, "Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku" (ayat 3). Ini mengingatkan kita bahwa perjalanan iman tidak kita lalui sendirian. Kita membutuhkan saudara seiman yang mencintai Tuhan, yang dapat menjadi sumber inspirasi, dukungan, dan sukacita. Dalam komunitas yang kudus, kita menemukan cerminan kasih Tuhan dan dorongan untuk terus bertumbuh.

Kemudian, Daud menyatakan, "Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku" (ayat 6). Dalam konteks Perjanjian Lama, pembagian tanah warisan adalah simbol berkat dan kepastian masa depan. Bagi Daud, warisan terindahnya bukanlah tanah atau kekayaan, melainkan Tuhan sendiri. Ini adalah sebuah gambaran yang kuat: Tuhan adalah warisan kita yang paling berharga. Ketika kita memiliki Tuhan, kita memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan. Bahkan di tengah tantangan atau kekurangan, kita dapat merasakan kekayaan yang tak ternilai dalam kehadiran-Nya.

Daud bersaksi, "Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku; ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku" (ayat 7). Tuhan bukan hanya pelindung dan warisan, tetapi juga penasihat pribadi kita. Melalui Firman-Nya, Roh Kudus, dan bahkan bisikan hati nurani yang dikuduskan, Tuhan membimbing kita. Kita tidak perlu tersesat dalam kebingungan hidup karena Tuhan senantiasa memberikan arah dan hikmat.

Puncak dari mazmur ini adalah pernyataan iman yang penuh kemenangan: "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (ayat 11). Ini adalah janji yang luar biasa. Tuhan bukan hanya menunjukkan kita jalan, tetapi Dia adalah jalan itu sendiri. Jalan yang Dia tawarkan adalah jalan kehidupan, bukan kematian; jalan sukacita, bukan kesedihan; jalan kepuasan, bukan kekosongan.

Ketika kita memilih untuk menjadikan Tuhan sebagai perlindungan, bagian, warisan, dan penasihat kita, kita akan mengalami sukacita yang berlimpah dan nikmat yang tak berkesudahan di hadapan-Nya. Biarlah hati kita senantiasa bersukacita dalam Dia, sebab di dalam Dia, kita menemukan kehidupan yang sejati dan berkelimpahan. Amin.


DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

  • Gereja yang memberikan kesempatan anak muda berkreasi
  • Kesehatan orang-orang terkasih
  • Pemerintahan Indonesia semakin mengarah pada kesejahteraan seluruh rakyat


NYANYIAN PENUTUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...