(Senin, 19 Mei 2025)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
TUHANKU BILA HATI KAWANKU
(KJ 467: 1-3)
Tuhanku bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku
dan kehendakku jadi panduku
Ampunilah
Jikalau tuturku tak semena
dan aku tolak orang berkesah
pikiran dan tuturku bercela
ampunilah.
Dan hari aku bersembah
serta pada-Mu, Bapa berserah
berikan daku kasih-Mu mesra
Amin, Amin.
Pembacaan Kitab Mazmur 133
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 20: 1-23, 35-42
Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 11: 19-26
Renungan
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." Begitulah bunyi firman Tuhan dalam kitab Amsal 17:7. Firman Tuhan ini hendak mengingatkan kepada kita bahwa persahabatan adalah sesuatu yang baik. Dengan persahabatan, maka kita dapat saling menolong di tengah segala kesusahan yang sedang kita hadapi. Sahabat yang baik adalah mereka yang selalu hadir dalam kehidupan kita, bahkan di kala kita sedang menghadapi kesukaran. Hal itulah yang juga dinampakkan dalam persahabatan antara Daud dan Yonatan.
Bacaan kita hari ini menceritakan bagaimana kualitas persahabatan antara Daud dan Yonatan. Mereka adalah dua anak manusia yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Yonatan adalah anak seorang raja, sedangkan Daud adalah anak seorang rakyat jelata. Namun, sekalipun strata sosial mereka berbeda, rasanya hal itu tidak mempengaruhi kualitas persahabatan di antara mereka. Ketika Daud sedang menghadapi masalah besar dalam hidupnya, tanpa ragu, ia menceritakan apa yang sedang dialaminya itu kepada Yonatan. Padahal, masalah yang dihadapinya berkaitan dengan sikap raja Saul yang merupakan ayah dari Yonatan. Pada bagian ini, kita melihat bahwa Daud bukanlah pribadi yang dengan mudah mengkaitkan sikap raja Saul dengan Yonatan. Sekalipun ia sedang bermasalah dengan Saul, ia tidak serta merta membeci Yonatan, yang adalah anak Saul. Ia tetap menjaga relasi di antara mereka berdua dengan baik.
Demikian jugalah yang ditunjukkan oleh Yonatan. Sekalipun ayahnya membenci Daud, namun dia sendiri tetap memperlihatkan kasihnya kepada Daud. Bahkan, ia berjanji untuk membantu Daud dalam menghadapi masalah itu. Yonatan berjanji untuk mencari tahu bagaimana perasaan ayahnya dan seberapa besar amarah ayahnya terhadap Daud. Tidak terlihat sedikitpun perubahan sikap Yonatan terhadap Daud, saat mengetahui bahwa ayahnya membenci Daud dan hendak membunuhnya. Dia tetap mengasihi Daud dan menjadikannya sebagai seorang sahabatnya.
Dalam kehidupan ini ada banyak orang yang mengaku sebagai sahabat bagi orang lain. Namun, pertanyaannya, apakah kualitas persahabatannya sama seperti persahabatan antara Daud dan Yonatan? Apakah orang-orang itu tetap mau hadir di kala sahabatnya sedang ada dalam permasalahan di tengah kehidupannya? Apakah mereka tetap ada untuk sahabatnya di kala sahabatnya itu sedang membutuhkan pertolongan? Tentu pertanyaan-pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan reflektif kita sebagai umat Allah. Apakah kita sudah menjadi sahabat bagi orang lain, seperti persahabatan Daud dan Yonatan. Marilah kita merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah bagi masyarakat agar memiliki kesadaran untuk diet kantong plastik, demi terwujudnya kelestarian alam yang telah Tuhan anugerahkan dalam kehidupan kita.
Nyanyian Penutup
AKU HENDAK TETAP BERHATI TULUS
(NKB 193: 1, 3)
Aku hendak tetap berhati tulus
kar'na teman mempercayaiku.
Aku hendak tetap berjalan lurus,
kar'na teman t'lah mengasihiku,
karna teman t'lah mengasihiku.
Aku hendak tetap menjadi kawan
bagi yang hatinya penat, sendu.
Dan kasihku ingin t'rus 'ku bagikan,
serta imbalan tiada 'ku perlu;
serta imbalan tiada 'ku perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar