Selasa, 20 Mei 2025 – BENCANA & BELARASA
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 216:1-2 –
Tuhan, Engkaulah Hadir
Syair: En
Medio de la Vida; Mortimer Arias,
Terjemahan:
H. A. Pandopo,
Lagu:
Antonio Auza,
Hak Cipta:
Instituto Superior
Tuhan
Engkaulah hadir di dalam hidupku;
sama dengan
udara ‘ku hirup kasihMu.
Dalam
denyut jantungku kuasaMu bekerja;
tubuh dan
panca indra, ‘Kau menggerakkannya.
Refrein:
Dikau yang
‘ku kasihi dalam sesamaku
Dikau yang
aku puji dalam ciptaanMu!
Juga di
pekerjaan, ‘Kau, Tuhan, beserta,
juga Engkau
dengarkan lagu keluh-kesah;
lagu mesin
dan martil bising dan menderu,
lagu peras
keringat naik kepadaMu. Refrein:
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
KISAH PARA RASUL 11:27-30
RENUNGAN
Pada April 2021, NTT mengalami bencana
angin seroja yang mengakibatkan banyak wilayah hancur. Bersama dengan TIM GKI (Gerakan Kemanusiaan
Indonesia) kami masuk ke wilayah Tanarara dan Pinupahar yang terdampak parah
untuk menghantarkan bantuan. Salah satu percakapan dengan Pdt di sana, mereka
selama 14 hari belum mendapatkan bantuan dari manapun kecuali dari GKI. Mereka
harus berjalan jauh mencari makanan di tengah hutan untuk survive. Bantuan
yang diberikan adalah hasil dari penghimpunan dana jemaat-jemaat di lingkup GKI
Sinode Wilayah Jawa Tengah. Bentuk bantuan yang diberikan di masa awal tanggap darurat
adalah logistik makanan dan kebutuhan untuk mereka yang rentan (lansia,
perempuan dan anak), trauma healing. Bantuan di tahap pemulihan: memberikan bahan
bangunan untuk memperbaiki rumah, alat-alat dapur, alat pertanian untuk kembali
bekerja dan juga membangun kembali gereja yang runtuh. Bantuan tersebut sangat
menjadi berkat dan menolong mereka yang berduka karena bencana.
Indonesia adalah laboratorium bencana. Di
satu sisi wilayah kita sangat rentan terjadi bencana. Di sisi lain menjadi
sarana untuk terus belajar memitigasi bencana, meminimalisir dampak bencana. Kesiap-siagaan
tersebut harus menjadi kerjasama semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan
juga gereja.
Kisah Para Rasul 11:27-30 menjadi kisah
di mana semua bekerja sama menangani bencana yang akan terjadi. Agabus, seorang
nabi dari Yerusalem – melalui Roh Kudus – bernubuat bahwa akan terjadi kelaparan
hebat di seluruh dunia dan itu benar terjadi di masa pemerintahan Klaudius. Apa
yang dilakukan jemaat Anthiokia? Mereka mengumpulkan sumbangan menurut
kemampuannya masing-masing dan dikirimkan kepada saudara-saudara di Yudea. Selain
itu mereka juga mengirimkan kepada penatua-penatua melalui perantaraan Barnabas
dan Saulus. Ini adalah wujud iman yang aktif. Mereka bergerak dalam kasih dan
belarasa, karena mereka memahami di dalam tubuh Kristus, penderitaan satu anggota
adalah penderitaan semua.
Dunia yang kita tinggali rentan dengan
bencana: alam, nonalam (wabah), dan sosial. Kita diajak untuk menjadi saksi
kasih Tuhan melalui belarasa. Bencana bukan hanya soal penderitaan namun
peluang untuk saling membantu melalui tindakan yang konkret. Belarasa adalah
bagian dari iman kepada Tuhan. Ketika seseorang kehilangan rumah dan pekerjaan
karena banjir, ketika anak kekuarangan gizi karena kemiskinan, atau ketika
seorang lansia kesepian di tengah kota yang sibuk, itulah ladang misi kita. Cintai
dan bergerak menurut kemampuan kita masing-masing. Kehadiran, bantuan dan kasih
kita menjadi wajah Allah yang menyapa dan menolong mereka. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Mereka
yang berduka karena bencana
·
Tim
Kemanusiaan yang hadir untuk menolong di tengah bencana
·
Gereja aktif dalam mitigasi dan penanganan bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar