Selasa, 29 April 2025 – KEKUASAAN UNTUK KEBIJAKAN YANG MENYELAMATKAN
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 291:1,2,3 “MARI
BERSYUKUR SEMUA”
Syair: Let
Us with a Gladsome Mind, Mazmur 136:1, 5-6, 11, 23, 26,
Gubahan:
Yamuger, 1984,
Lagu:
Tradisional Tiongkok
Mari
bersyukur semua
atas
kebajikan Tuhan!
Refrein:
Kasih
perjanjianNya
sungguh
nyata selamanya.
Langit-bumi
ciptaanNya
mencerminkan
kuasaNya. Refrein:
UmatNya
dibebaskanNya
untuk hidup
bersejaht’ra. Refrein:
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
ESTER 8:1-17
RENUNGAN
Ada banyak penderitaan terjadi karena
kekuasaan jatuh ke tangan yang salah. Sejarah manusia menunjukkan tentang kisah
kekuasaan yang menindas, kebijakan yang dibuat mencelakakan dan keputusan buruk
menimbulkan peperangan. Padahal sejatinya kekuasaan adalah kepercayaan yang
diberikan untuk membuat transformasi yang baik dan menyelamatkan kehidupan.
Kekuasaan seharusnya menjadi alat untuk membuat kebijakan yang menghasilkan
kesejahteraan, keadilan sosial dan perdamaian – bukan keuntungan pribadi atau
kelompok dan mengancam kehidupan.
Kisah dalam bacaan hari ini tentang
bagaimana Ester diberi kekuasaan untuk tujuan keselamatan umat Tuhan – bangsa Yahudi.
Sebelumnya Haman seorang yang berkuasa merancangkan genosida untuk bangsa
Yahudi, telah dihukum mati. Lalu raja Ahasyweros mempercayakan kekuasaan kepada
Ester dan Mordekhai. Meskipun demikian dekrit Haman untuk membinasakan bangsa
Yahudi masih berlaku. Ini situasi yang sulit, bagaimana menggunakan kekuasaan
yang ada untuk membalikkan keadaan tanpa melanggar hukum.
Ester bersujud kepada raja, menangis
dan memohon agar rancangan jahat Haman terhadap orang Yahudi dibatalkan. Ester
memandang bahwa kekuasaan mestinya dipakai untuk mengubah keputusan yang
membawa kematian menjadi keputusan yang membawa kehidupan. Mordekhai atas
otorisasi raja, kemudian menulis surat edaran baru. Surat ini memberikan hak
kepada orang Yahudi untuk mempertahankan diri, melindungi keluarga mereka dari
serangan yang sudah terlanjur diizinkan sebelumnya melalui dekrit Haman. Ini bukan
seruan untuk balas dendam tapi kebijakan penyelamatan: kesempatan untuk hidup. Hasilnya?
Sukacita besar dialami bangsa Yahudi. Ketakutan berubah menjadi sorak-sirai dan
penghormatan.
Setiap kita kadang mendapatkan kepercayaan
dan diberi “kekuasaan” dalam bentuk: sebagai pemimpin, guru, orangtua,
pengurus, pejabat atau dalam lingkup yang lainnya. Godaan terbesar dalam kekuasaan
adalah menggunakan untuk kepentingan sendiri dan kelompok. Tapi dihadapan
Tuhan, kekuasaan adalah mandat Ilahi: untuk memperjuangkan keadilan, melindungi
yang lemah dan membuka jalan keselamatan bagi banyak orang. Mari berefleksi:
1. Apakah kekuasaan yang dipercayakan –
sekecil apapun sudah dipakai untuk memberkati dan menyelamatkan orang lain?
2. Apakah kebijakan dan keputusan yang
dibuat menambah beban orang lain atau membawa damai sejahtera?
Amin.
DOA SYAFAAT
· Pemerintahan menggunakan "kekusaaan” untuk kebijakan yang mewujudkan perdamaian, keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata
·
Gereja
yang memahami lingkungannya dan menjadi terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar