Sabtu, 26 April 2025
SAAT TEDUH
PUJIAN PEMBUKA
NKB 17 – Agunglah Kasih Allahku
Agunglah kasih Allahku, tiada yang setaranya;
Neraka dapat direngkuh, kartikapun tergapailah.
Kar’na kasihNya agunglah, Sang Putra menjelma,
Dia mencari yang sesat dan diampuniNya.
Reff
O kasih Allah agunglah! Tiada bandingnya!
Kekal teguh dan mulia! Dijunjung umatNya.
‘Pabila zaman berhenti dan tahta dunia pun lebur,
meskipun orang yang keji telah menjauh dan takabur,
namun kasihNya tetaplah, teguh dan mulia.
Anug’rah bagi manusia, dijunjung umatNya.
PEMBACAAN KITAB MAZMUR 150
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
DOA PEMBUKA DAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
1 Sam. 17: 32-51 dan Luk. 24: 36-40
RENUNGAN
Pujian, Keberanian, dan Kemenangan dalam Tuhan
Mazmur 150 mengajak kita untuk memuji Tuhan dengan segenap hati dan segala yang kita miliki. Pemazmur menegaskan bahwa segala sesuatu yang bernafas harus memuji Tuhan. Pujian kepada Tuhan bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan hidup kita. Pujian ini lahir dari keyakinan bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa, yang setia menyertai umat-Nya.
Hari ini, kita akan melihat bagaimana pujian kepada Tuhan terwujud dalam kehidupan nyata melalui kisah Daud dalam 1 Samuel 17:32-51 dan pengalaman para murid dalam Lukas 24:36-40.
1. Keberanian dari Iman (1 Samuel 17:32-51)
Daud adalah seorang pemuda yang berani menghadapi Goliat bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena keyakinannya kepada Tuhan. Ketika orang lain gentar, Daud memiliki keberanian karena ia tahu Tuhan yang ia sembah jauh lebih besar daripada musuhnya. Keberanian Daud adalah bentuk pujiannya kepada Tuhan—bukan hanya dalam nyanyian, tetapi dalam tindakan nyata yang mempercayakan segalanya kepada Tuhan.
2. Damai Sejahtera dalam Kristus (Lukas 24:36-40)
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid yang ketakutan. Kata pertama yang Ia ucapkan adalah, "Damai sejahtera bagi kamu!" Murid-murid awalnya ragu dan takut, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Ia benar-benar hidup. Kebangkitan Yesus adalah bukti kemenangan-Nya atas dosa dan maut, serta kepastian bagi kita bahwa Tuhan layak untuk dipuji dalam segala keadaan.
3. Pujian sebagai Gaya Hidup (Mazmur 150)
Mazmur 150 mengajarkan bahwa pujian kepada Tuhan bukan hanya untuk saat-saat tertentu, tetapi harus menjadi gaya hidup. Daud memuji Tuhan dengan keberaniannya, para murid akhirnya memuji Tuhan setelah melihat kebangkitan-Nya, dan kita pun dipanggil untuk memuji Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.
Renungan hari ini mengingatkan kita bahwa pujian kepada Tuhan bukan sekadar nyanyian, tetapi juga keberanian dalam iman dan keyakinan akan penyertaan-Nya. Seperti Daud yang berani melawan Goliat dan seperti murid-murid yang dikuatkan oleh kebangkitan Yesus, kita pun dipanggil untuk hidup dalam pujian yang nyata: mempercayai Tuhan, bertindak dengan keberanian, dan membawa damai sejahtera dalam hidup kita.
Marilah kita terus memuji Tuhan dengan seluruh hidup kita, karena Ia adalah Allah yang berkuasa, setia, dan selalu menyertai kita.
DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang berbagi bercerita.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 17 – Agunglah Kasih Allahku
Andaikan laut tintanya dan langit jadi kertasnya,
andaikan ranting kalamnya dan insan pun pujangganya,
takkan genap mengungkapkan hal kasih mulia
dan langit pun takkan lengkap memuat kisahnya.
Reff
O kasih Allah agunglah! Tiada bandingnya!
Kekal teguh dan mulia! Dijunjung umatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar