Tataibadah Harian
Rabu, 26 Maret 2025
PERBUATAN KECIL YANG
MENDATANGKAN KEBAIKAN
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala
bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
NKB 130 – Hidup Yang
Jujur
Hidup yang jujur hendak ‘ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin ‘ku ikat dengan Penebus.
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darah-Mu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagi-Mu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhta-Mu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.
Memuji Yesus dengan
hidupku
mau berkenan pada Dia penuh,
ikut mencari yang hilang sesat,
bawa pada-Nya yang susah penat
Bacaan I: Bilangan 13.17–27
Pesan yang penting dalam perikop ini
Cerita tentang
pengintai yang diutus untuk melihat situasi di tanah Kanaan mengajak kita belajar
mengenai pentingnya mempersiapkan segala sesuatu dalam hidup. Akan tetapi kita
juga diajak percaya bahwa betapapun baiknya persiapan kita, Tuhan akan
memberikan segala yang baik bagi kita, sehingga kita mempercayakan diri dalam
pimpinan-Nya, yang membuat kita berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya, di
manapun kita berada dan apapun situasi yang kita hadapi di depan kita.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang
anggota keluarga
Mazmur 39
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
1. Seorang
membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
2. Seorang
membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang
mengarah ke kanan
3. Kaum
laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan
membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 13.18–21
Pesan melalui
perikop
Ragi yang kecil bisa memberi dampak besar bagi
kehidupan. Merefleksikan hal ini, kita bisa meyakini bahwa perbuatan kita,
sekecil apapun, sebetulnya bisa memberi dampak bagi orang lain atau ciptaan
Tuhan lainnya. Bunda Teresa pernah menyatakan, “Tidak semua orang dapat
melakukan pekerjaan besar. Akan tetapi kita dapat melakukan pekerjaan kecil disertai
cinta kasih (ketulusan hati) yang besar.”
Mari kita melihatnya melalui 3 sisi hidup kita, yakni
sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan
(motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
· Apa
yang kita ingin lakukan dalam hidup kita? Apakah kita punya rencana melakukan
hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain?
Selain itu, kita
juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
·
Selama ini, apakah kita merasa kecil hati
ketika tidak bisa melakukan pekerjaan besar? Apakah kita merasa kurang berharga
dibandingkan orang lain yang sudah melakukan pekerjaan besar dan diakui oleh
banyak orang?
Kedua sisi itu tentu
akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis.
Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
·
Berapa
banyak perbuatan baik sudah kita lakukan bagi orang lain?
·
Kita
bisa menghitung perbuatan baik kita, misalnya memberi uang sebesar 5000 kepada
petugas parkir, dan memberikannya dengan rasa hormat, yakni dengan
menghampirinya dan menatap wajahnya sambil mengembangkan senyum di wajah kita
kepadanya. Banyak perbuatan lain yang dianggap kecil bisa mendatangkan
kedamaian dan kelegaan dalam hati orang lain lho!
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa sebagai berikut:
·
Hidup umat
yang mau bertobat, yakni dengan mengupayakan perbuatan baik, sekecil apapun,
sebagai bentuk kesadaran agar bisa menghadirkan buah yang memberi dampak bagi
sesama.
·
Ibadah
Minggu dalam masa raya prapaskah, dari Minggu ke Minggu, yang kiranya bisa
semakin mendekatkan kita dengan Tuhan dan setia kepada-Nya.
Nyanyian Umat
NKB 212 – Sungguh Inginkah Engkau Lakukan
Sungguh inginkah engkau
lakukan hal besar?
Jangan tunggu tiba saatnya.
Kini tugasmu kerjakan dengan baik benar.
Jadilah
suluh dunia!
Jadilah suluh dunia!
Jadilah suluh dunia!
Mungkin ada yang terhibur kar’na sinarnya.
Jadilah
suluh dunia!
Tiap talentamu pasti ada artinya
bila mencerminkan kasih-Nya.
Barang yang kecil pun sungguh ada gunanya.
Jadilah suluh dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar