Selasa, 25 Maret 2025 – DI MANA MENARUH HARAPAN?
NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 212 – Ya Allah,
KasihMu Besar
Syair dan
lagu: Januar Ishak
Ya Allah,
kasihMu besar,
lebih besar
dari segala,
tiada
terduga dalamnya,
tiada
terjangkau luasnya.
Ya Yesus, kasihMu
besar,
lebih besar
dari segala.
Hidup kekal
Engkau beri
dan aku
hidup berseri!
Refrein:
Dalam doa
aku bersyukur
atas limpah
kasihMu.
Ajar aku
mengasihiMu
dan sesama
manusia.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
YEHEZKIEL 17:1-10
RENUNGAN
Seorang anak kecil mencoba memperbaiki
mainannya yang rusak dengan lem super. Dengan asyiknya ia menggunakan terlalu
banyak lem, sehingga tangannya sendiri tertempel. Bukannya mainannya bisa diperbaiki,
justru semakin rusak. Kadang, kita seperti anak kecil itu. Ketika kita
menghadapi masalah terkadang tidak mengandalkan Tuhan tapi kekuatan sendiri dan
mengambil jalan pintas. Akhirnya kita kecewa dengan keputusan sendiri. Di mana
sebenarnya kita menaruh harapan? Terlebih ketika dalam keadaan yang tertekan.
Bacaan hari ini menceritakan tentang
Bangsa Yehuda yang lebih mengandalkan bangsa lain daripada kepada Tuhan. Mereka
mengira dengan beraliansi dengan bangsa lain, akan selamat. Namun sebaliknya
justru membawa kehancuran. Perumpamaan dalam Yehezkiel 17:1-10 menggambarkan
tentang dua elang dan sebuah pohon anggur. Elang pertama mewaliki Raja Babel
yang membawa Raja Yehuda dan bangsanya ke pembuangan. Bangsa Yehuda
dilambangkan sebagai pohon anggur yang semua mendapatkan perawatan dan
kesempatan bertumbuh. Namun alih-alih bertumbuh di bawah perawatan elang pertama,
akar pohon anggur justru mengarah ke Elang lain. Elang kedua itu adalah bangsa
Mesir. Keputusan ini membawa kehancuran Yehuda. Ketika kita menggantikan kebergantungan
pada Allah dengan rencana sendiri, kita sedang terlepas dari kasih-Nya yang
membuat kita rapuh dan terbatas.
Rajawali-rajawali pada saat ini bisa
saja adalah segala sesuatu yang membuat kita tidak mengandalkan Tuhan. Bisa jabatan,
kekuasaan atau materi. Harapan kita harus tertanam kuat pada Tuhan. Tuhan
memang tidak menjanjikan hidup tanpa badai, namun Dia berjanji menuntun kita
mengalami ketenangan.
DOA SYAFAAT
·
Keluarga
yang sedang bergumul dengan relasi yang retak, supaya tetap berpengharapan pada
Tuhan.
·
Gereja
menjadi rumah bersama untuk dapat menaruh pengharapan kepada Tuhan
·
Saudara-saudara
yang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman: aman dan sampai tujuan dengan
selamat. Mengalami perjumpaan yang menyukacitakan.
NYANYIAN PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar