Selasa, 11 Februari 2025 – SYARAT MUSTAHIL?
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 122 – ‘KU INGIN BERPERANGAI
Syair dan lagu: IIk wens to sijn als Jesus; Joh. de Heer,
Terjemahan: Yamuger
‘Ku ingin berperangai laksana Tuhanku,
lemah lembut dan ramah, dan manis budiku.
Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
‘Ku ingin ikut Yesus, mencontoh kasihNya,
menghibur orang susah, menolong yang lemah.
Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
Ya sungguh, Jurus’lamat, cemarlah hatiku,
dan hanya ‘Kau yang dapat menghapus dosaku,
supaya k’lak di sorga ‘ku pandang wajahMu
dan aku jadi sama laksana diriMu.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
1 TIMOTIUS 3:1-9
RENUNGAN
Suatu ketika, dua utusan Majelis Jemaat di salah
satu gereja mengunjungi anggota jemaatnya untuk diminta bantuan menjadi
kandidat penatua. Awalnya, anggota jemaat ini kaget atas permintaan untuk melayani
sebagai penatua, namun lebih kaget lagi ketika membaca persyaratan sebagai
penatua. Anggota jemaat ini dengan cepat menolak dicalonkan dan berkata “Maaf
saya tidak bisa memenuhi panggilan pelayanan ini, ini dibutuhkan orang super.
Ini adalah syarat yang mustahil untuk dipenuhi. Terlalu berat untuk saya!”
Ketika kita membaca 1 Timotius 3:1-9 ini, mungkin
kita juga merasa bahwa melayani sebagai penilik jemaat dan diaken juga adalah
orang-orang super. Pertanyaannya: dapatkan saya memenuhi syarat tersebut? Atau dapatan
kita menemukan orang yang demikian? Siapa yang tidak bercacat? Bukankah semua
orang tidak sempurna?
Kita perlu memahami terlebih dahulu situasi di mana
surat ini ditulis. Keadaan jemaat waktu itu, adalah jemaat-jemaat mula-mula
yang membutuhkan pemimpin yang bisa menuntun mereka pada kehendak Tuhan. Selain
itu, ada banyak pengajar yang menyesatkan waktu itu. Paulus, tidak ingin
pemberitaan Injil yang menyelamatkan dilemahkan dengan sifat-sifat pemimpin
atau pelayan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, agar Injil dapat
diberitakan dengan baik, para pemimpin atau pelayanan harus dipilih secara selektif.
Kita bisa melihat melalui syarat yang disampaikan Paulus kepada Timotius ada
dua hal yang menarik untuk diperhatikan.
Pertama, syarat itu berhubungan dengan pribadi.
Misalkan: tidak bercacat, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi
tumpangan, cakap mengajar, peramah, pendamai dan mempunyai nama baik. Dia juga
bukan peminum, pemarah, hamba uang atau orang yang baru bertobat. Maksud dari
Paulus adalah sebelum mengajar dan membimbing orang lain, dia harus terlebih
dahulu menguasai dirinya dan menunjukkan perilaku yang baik.
Kedua, syarat itu berhubungan dengan relasi keluarga.
Misalnya: memiliki satu istri, menjadi kepala keluarga yang baik, serta
disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Menurut Paulus, hal ini penting
karena dia harus menjadi teladan di tengah keluarganya yang kecil terlebih
dahulu barulah memimpin keluarga besar yaitu jemaat.
Mungkin, kita kembali tetap merasa apakah ada yang
bisa memenuhi syarat tersebut? Sebenarnya, bukankah syarat-syarat ini merupakan
sifat atau karakter semua pengikut Kristus? Bukankah orang percaya yang
hidupnya diperbaharui Kristus hidupnya mencerminkan sifat-sifat yang demikian? Jadi
sebenarnya bukan hanya para pemimpin jemaat saja, namun juga semua orang
beriman hidup dengan cara demikian. Dengan begitu, pemberitaan Injil menjadi
tugas semua orang percaya dan karakter Kristus menjadi panutan dalam hidup kita
sehari-hari.
Bukankah secara pribadi kita harus terus bertumbuh?
Bukankah kita harus bisa memimpin dimulai dari diri
sendiri dan keluarga kita?
Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk hidup
sesuai karakter Kristus. Percayalah Roh Kudus senantiasa menyertai dan
memperlengkapi kita. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Gereja
yang peduli dan menyatu dengan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar