Indahnya Perdamaian

(Senin, 24 Februari 2025)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

KELUARGA YANG DAMAI

(PKJ 286 : 1, 3)

 

Keluarga yang damai dan saling mengerti,

sehati dalam suka dan di dalam duka.


Refrein:

    Anug'rah Allah Bapa tercurah baginya,

    membimbing kehidupan di jalan Tuhan.


Keluarga beriman beralaskan firman,

hidupnya bahagia, damai sejahtera.

(kembali ke refrein)


Pembacaan Kitab Mazmur 38

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Kejadian 33: 1-17

Perjanjian Baru    : 1 Korintus 11: 2-16


Renungan 

    Perseteruan adalah hal yang terkadang terjadi dalam kehidupan kita bersama dengan orang lain. Perseteruan bisa saja terjadi dalam relasi dengan keluarga, dengan tetangga, dengan teman kerja atau sekolah, atau bahkan dengan orang lain yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Penyebabnya bisa macam-macam. Bisa karena perbedaan pendapat, bisa karena kesalah pahaman, bisa karena kecemburuan, dsb. Persoalannya adalah bagaimana kalau kita ada dalam situasi itu? Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita perlu untuk mempertahankan memperpanjang perseteruan kita dengan orang lain?

    Jika kita belajar dari kisah kehidupan Yakub dan Esau, maka kita menjumpai pelajaran bahwa perseteruan tidak seharusnya kita pertahankan dalam kehidupan kita. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk tidak memperpanjang perseteruan yang terjadi dalam kehidupan kita. Bacaan kita hari ini dalam kitab Kejadian 33: 1-17 menyajikan kepada kita bagaimana indahnya perdamaian yang dilakukan oleh Yakub dan Esau. Mereka yang tadinya berseteru, akhirnya dapat membangun perdamaian di antara mereka. Relasi mereka yang tadinya terputus, menjadi kembali tersambung dengan baik. Ketakutan dan kekuatiran Yakub tidak menjadi kenyataan. Esau menerima Yakub dengan penuh kasih sayang. Dia tidak lagi menyimpan kebencian terhadap Yakub. Kita justru melihat bagaimana dipulihkannya relasi di antara mereka berdua sebagai satu saudara. 

    Demikian jugalah dalam kehidupan kita. Kesediaan kita untuk tidak memelihara perseteruan, akan menghantar kita pada perdamaian dengan orang yang berseteru dengan kita. Hal itu akan membuat relasi kita dengan orang itu dipulihkan. Tentu, untuk dapat mewujudkan hal ini, kita perlu untuk menjaga hati kita, agar dapat mengampuni kesalahan orang tersebut. Sebab tanpa pengampunan akan sulit terwujud perdamaian di antara kita. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita, supaya kita tidak hidup dalam perseteruan dengan orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan diet plastik.


Nyanyian Penutup

 

DAMAI DI DUNIA

(PKJ 267)

 

Damai di dunia dan kitalah dutanya.

Damai sejahtera, amalkanlah maknanya,

Allah, Bapa kita, kita anak-Nya,

rukun bersaudara penuh bahagia.

Damai di dunia dan inilah saatnya.

Ucapkan ikrarmu, jalankan perintah-Nya,

setiap kata dan karya kita memuji nama-Nya.

Damai di dunia, kini dan selamanya.

Kini dan selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025