Emansipasi: Bukanlah Barang Baru

(Senin, 13 Januari 2025)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

BERHIMPUN SEMUA

(KJ 15 : 1, 3)

 

Berhimpun semua menghadap Tuhan

dan pujilah Dia, Pemurah benar.

Berakhirlah segala pergumulan,

diganti kedamaian yang besar.


Berdoa dan jaga supaya jangan

Pengoda merugikan jiwamu

Di dunia tegaklah kemenangan

dan dasarnya imanmu yang teguh.


Pembacaan Kitab Mazmur 106: 1-12

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Hakim-Hakim 4: 1-16

Perjanjian Baru    : Efesus 6: 10-17


Renungan 

    Dalam kehidupan kita sebagai manusia, kita mengenal istilah "Emansipasi Wanita". Istilah ini merujuk pada gerakan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. Gerakan ini juga berujuan untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Di Indonesia, salah satu tokoh yang terkenal dalam gerakan ini adalah Raden Ajeng Kartini. Sebagai seorang wanita, ia memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki. Pada masanya, R. A. Kartini bahkan mendedikasikan dirinya untuk menjadi pengajar bagi kaum perempuan agar mereka bisa membaca dan menulis. 

    Pada masa itu, tentu apa yang dilakukan oleh R.A. Kartini ini merupakan sesuatu yang tidak mudah. Sebab, dalam sistem masyarakat Indonesia kuno, para perempuan hanya dipandang sebagai kelompok masyarakat yang bertugas untuk mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan rumah. Masyarakat bahkan memiliki pemahaman bahwa seorang perempuan tidak perlu untuk menjadi manusia pintar. Yang penting mereka tahu bagaimana caranya memasak makanan enak, mencuci baju dan membersihkan rumah, itu sudah cukup. Hal inilah yang kemudian dikoreksi oleh R.A. Kartini. Dia berpandangan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam hal pengetahuan. Mereka layak untuk mendapatkan pendidikan yang cukup bagi diri mereka. Perjuangan yang dilakukan oleh Kartini ini pada akhirnya melahirkan kesadaran akan pentingnya memberi ruang yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ini. 

    Kesadaran tentang kesamaan hak dan tanggung jawab antara kaum perempuan dan lelaki, sesungguhnya sudah dinyatakan Tuhan jauh sebelum Kartini hidup. Tepatnya pada masa kehidupan Debora. Sekalipun Debora adalah seorang perempuan, Allah berkenan untuk memakainya menjadi alat di tangan-Nya dalam menolong bangsa Israel. Sebagai seorang nabiah, Debora bahkan diberi kesempatan bersama dengan Barak untuk memimpin Israel dalam melawan pasukan Kanaan di bawah kepemimpinan Sisera. Bacaan kita hari ini dalam Hakim-Hakim 4: 1-16 memberikan gambaran kepada kita, bagaimana Allah berkenan memakai Debora untuk mendampingi Barak dalam memimpin pasukan Israel melawan Sisera dan kelompoknya. Di bawah kepemimpinan Barak dan Debora, Allah membuat pasukan Israel mampu mengalahkan pasukan Sisera. 

    Belajar dari kisah Debora dan Barak ini, kita kembali diingatkan untuk tidak menjadi manusia yang membedakan sesama berdasarkan jenis kelamin atau gender. Laki-laki maupun perempuan, di mata Tuhan adalah sama. Mereka adalah umat Allah yang dapat dipakai Allah untuk menjadi alat di tangan-Nya. Jika Allah berkenan untuk memakai seseorang, maka apapun jenis kelaminnya, maka Allah pasti akan memampukan orang tersebut untuk melakukan tugasnya dengan baik. 

    Oleh karena itu, sebagai umat Allah, janganlah kita menjadi manusia yang anti terhadap kepemimpinan tertentu, karena pemimpinnya adalah seseorang yang berbeda jenis kelamin dengan kita. Jika memang Allah menghendaki orang itu yang memimpin, pastilah Allah punya rencana atasnya. Mari kita belajar untuk dapat menjadi manusia yang tidak membedakan orang berdasarkan jenis kelaminnya. Mari kita berlaku dan bersikap yang sama dengan siapapun yang Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amin.      


Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat dapat tetap memelihara hidup sehat dengan menjaga kebersihan di lingkungannya.


Nyanyian Penutup

 

SELURUH UMAT TUHAN OLEHNYA DIKENAL

(KJ 282 : 1, 4)

 

Seluruh umat Tuhan oleh-Nya dikenal:

besar kecil semua, sekarang dan kekal.

Mereka dijagai di dalam dunia;

baik hidup maupun mati mereka milik-Nya.

Baik hidup maupun mati mereka milik-Nya.


Mereka dikenal-Nya yang kasihnya penuh,

yang ikut kehendak-Nya dan hidup dalam Roh,

berjalan dalam kasih dengan sesamanya

dan suka memberkati menurut contoh-Nya

dan suka memberkati menurut contoh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...