Belajar dari Musa

(Senin, 16 Desember 2024)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

KUSONGSONG BAGAIMANA

(KJ 85 : 1-2)

 

Kusongsong bagaimana, ya Yesus, datang-Mu?

Engkau Terang buana, Kau Surya hidupku!

Kiranya Kau sendiri Penyuluh jalanku,

supaya kuyakini tujuan janji-Mu.


Kaum Sion menaburkan kembang di Jalan-Mu;

'ku ikut mengelukan Dikau di hatiku.

Kunyanyi Hosiana, ya Raja, tolonglah!

Pada-Mulah kiranya hamba-Mu berserah.


Pembacaan Kitab Yesaya 11: 1-9

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Bilangan 16: 1-19

Perjanjian Baru    : Ibrani 13: 7-17


Renungan 

    Hidup sebagai orang yang bertahan dalam kebenaran di tengah dunia yang sudah diwarnai dengan ketidakbenaran tentu bukanlah hal yang mudah. Hambatan-hambatan untuk tetap bertahan dalam kebenaran tentu akan semakin kita rasakan menerpa dan menggoda kita. Jika kita tidak kuat, maka kita bisa menyerah dan meninggalkan kebenaran itu dalam kehidupan kita. Itulah yang sedang dialami oleh Musa dalam bacaan kita hari ini.

    Sebagai seorang pemimpin yang diutus oleh Tuhan, Musa sedang diperhadapkan pada sebuah situasi yang tidak mudah. Ia berhadapan dengan pemberontakan dari Korah, Datan, dan Abiram. Mereka bertiga merasa bahwa kepemimpinan yang dijalankan oleh Musa adalah kepemimpinan yang salah. Mereka menuduh bahwa Musa sesungguhnya sedang mencari popularitas dan berusaha meninggikan dirinya sendiri melalui apa yang dikerjakannya selama ini. Mereka berkata, "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?" (Bil. 16: 3b) Mereka mengajak dan menghasut orang-orang untuk memberontak melawan Musa beserta dua ratus lima puluh orang Israel.

    Di tengah situasi yang demikian, jika Musa tidak memiliki keteguhan hati dalam menjalankan apa yang benar di mata Tuhan, maka bisa saja dia melakukan tindakan-tindakan yang justru bertentangan dengan kehendak Allah. Sebagai seorang pemimpin, bisa saja dia menggunakan kekuasaannya itu untuk mencelakai atau menumpas Korah, Datan dan Abiram dengan tindakan yang jahat dan keji. Untunglah, Musa masih merupakan seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, sehingga dia tidak mengambil tindakan itu dalam menyelesaikan masalah yang menerpa hidupnya. Musa memilih untuk menyelesaikan permasalahan itu dengan melibatkan Tuhan. Dia mengajak kepada tiga orang yang memberontak itu untuk menghadap Tuhan dan membiarkan agar Tuhan sendiri yang menjadi hakim atas perkara yang sedang terjadi pada saat itu.   

    Apa yang diteladankan Musa dalam Bilangan 16: 1-19 ini menjadi penting untuk kita perhatikan dalam kehidupan kita sebagai umat Allah di masa kini. Terkadang kita menghadapi situasi kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi oleh Musa pada waktu itu. Kita dituduh oleh orang lain, melakukan hal-hal yang tidak benar dalam kehidupan kita, sementara kita tidak pernah melakukannya. Kita difitnah memiliki motivasi yang tidak baik dalam menjalankan sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Kita disudutkan karena apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan keinginan dan harapan mereka. Dalam situasi yang demikian ini, kita perlu untuk memiliki keteguhan hati, supaya apa yang kita lakukan tetap sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita perlu belajar untuk tetap melibatkan Tuhan dalam setiap perkara yang kita alami dalam kehidupan kita, sehingga apapun yang menjadi keputusan kita tidak bertentangan dengan kehendak-Nya. Tuhan memberkati kita. Amin

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat diberikan kemampuan untuk tetap menjaga lingkungan hidup mereka dengan tindakan-tindakan yang tidak merusak kelestarian lingkungan.


Nyanyian Penutup

 

TUNTUN AKU, TUHAN ALLAH

(KJ 412 : 1-2)

 

Tuntun aku, Tuhan Allah, lewat gurun dunia.

Kau perkasa dan setia; bimbing aku yang lemah.

Roti sorga, Roti sorga, puaskanlah jiwaku.

Puaskanlah jiwaku.


Buka sumber Air Hidup, penyembuhan jiwaku,

dan berjalanlah di muka dengan tiang awan-Mu.

Jurus'lamat, Jurus'lamat, Kau Perisai hidupku,

Kau Perisai hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025